Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Ibu Menyusui Saat Bayi 'Alergi ASI'

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 16 Apr 2021 07:13 WIB

Young parents with baby girl having breakfast in bed
7 makanan yang sebaiknya dihindari ibu menyusui agar bayi tak alergi asi/ Foto: iStock

Bunda tentu sudah bahwa manfaat Air Susu Ibu (ASI) sangat luar biasa yang menawarkan nutrisi lengkap untuk bayi. ASI juga menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan, pertumbuhan, kekebalan, dan perkembangan untuk Si Kecil.

Namun, beberapa bayi menunjukkan reaksi mengejutkan setelah disusui, seperti alergi ASI. Apa ini karena makanan atau minuman yang Bunda konsumsi seperti kacang-kacangan atau telur?

Seperti kita ketahui makanan berprotein menjadi salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pasokan ASI. Ini artinya kebutuhan harian protein Bunda meningkat secara signifikan ketika menyusui. Tapi beberapa makanan atau minuman dengan protein nabati atau hewani dari ASI menimbulkan reaksi ke bayi meski jarang terjadi.

Banner Anak Oki Setiana Dewi



Alergen makanan yang paling umum adalah susu sapi, telur, kedelai, dan jagung.  Faktanya, dalam sebuah penelitian terhadap sekitar 100 bayi dengan dugaan alergi makanan, 65 persen kasus berasal dari produk susu. Selain itu, kacang tanah, kacang pohon, gandum, dan coklat juga sering menjadi penyebab alergi.

Rebecca Agi, MS, IBCLC, konsultan laktasi bersertifikat mengatakan, menyusui biasanya tidak menyebabkan alergi atau kepekaan terhadap makanan pada bayi. Jarang sekali anak yang menyusui mengalami respons alergi terhadap sesuatu yang diturunkan melalui ASI.

"Tersangka yang paling mungkin, jika hal ini terjadi, adalah respons terhadap susu sapi dalam makanan ibu. Meskipun hanya sejumlah kecil protein dari susu sapi yang diteruskan ke anak melalui ASI, dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu dapat memicu respons alergi pada anak yang menyusui," kata Agi dikutip Very Well Family.

Respons alergi ini bisa menunjukkan beberapa gejala pada bayi seperti, sakit perut, tak henti-hentinya menangis, pola tidur yang buruk, ruam popok akut, muntah, diare kronis, eksim, gatal-gatal, pucat yang ekstrim, radang usus besar.

"Alergi susu sapi yang berkembang dari sumber paparan melalui ASI relatif jarang terjadi, namun terjadi pada kurang dari 1 persen bayi yang disusui. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter Anda," imbuh Agi.

Di masa lalu, kata Agi, Bunda menyusui terkadang diperingatkan untuk menghindari konsumsi makanan yang umumnya terkait dengan alergi makanan. Meskipun penelitian yang lebih baru menunjukkan tidak ada hubungan antara diet eksklusi ibu dan pencegahan alergi, Bunda bisa wasapda pada tujuh daftar makanan di bawah ini:

1. Kacang tanah

2. Telur

3. Susu

4. Kedelai

5. Gandum

6. Kacang-kacangan

7. Kerang

Rekomendasi saat ini, kata Agi,  kecuali Bunda memiliki beberapa jenis alergi makanan, Bunda tidak boleh menghindari makanan yang menyebabkan alergi misalnya produk susu, kacang-kacangan saat menyusui.

"Jika ternyata bayi Anda mengalami reaksi alergi yang melewati ASI dan tidak dapat dihilangkan, Anda dapat mempertimbangkan untuk beralih ke susu formula.  Ketahuilah bahwa Anda juga harus mencari yang bebas dari alergen misalnya, beberapa susu formula berasal dari susu sapi," ujarnya.

Simak informasi selengkapnya mengenai bayi alergi ASI di halaman selanjutnya ya. Klik halaman berikutnya yuk, Bunda.

Nah, penting juga nih menyimak resep makanan enak yang bisa dijadikan booster ASI. Klik video di bawah ya:

[Gambas:Video Haibunda]




BENARKAH BAYI BISA ALERGI ASI?

Tired mother holding her newborn child at home after tying to pump.

Foto: Getty Images/iStockphoto/boggy22

Sementara itu, dokter spesialis anak Dr.Harvey Karp, mengungkap jika anak sangat rewel atau ruam, orang tua mungkin bertanya-tanya, “Bisakah bayi alergi terhadap ASI?”. Menurutnya itu tidak akan terjadi karena protein alami ASI sangat ringan sehingga tidak memicu alergi pada bayi.  Namun, bayi bisa bereaksi terhadap makanan yang Bunda makan. 

"Sebagian kecilnya dapat menyelinap ke dalam ASI Anda!" Ujar Karp.

Bagaimana kita tahu bahwa bayi tidak alergi ASI?  Pada tahun 1983, ilmuwan Swedia membuktikan bahwa bayi kolik sekalipun tidak masalah dengan ASI. Namun, bayi bisa alergi terhadap protein baik itu dari produk hewani atau nabati yang melewati usus Bundanya ke dalam aliran darah dan kemudian ke dalam ASI.

Dalam waktu 30 menit setelah Bunda makan, kata Karp, potongan-potongan kecil protein dari protein nabati dan hewani mengalir dari perut ke payudara. Kandungan dapat bertahan di sana selama berjam-jam. Seperti disebutkan, alergi makanan yang paling umum menjadi mangsa bayi adalah susu sapi dan kedelai, dan yang lebih jarang adalah telur, kacang-kacangan, jeruk, gandum, dan kerang. 

"Dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk seminggu tanpa mengonsumsi makanan ini untuk melihat apakah gejalanya membaik, yang biasanya membutuhkan waktu 3-7 hari untuk memperhatikan.

"Dan kemudian, jika keadaan membaik, penyedia layanan kesehatan Anda kemungkinan akan meminta Anda melakukan tantangan makanan, untuk melihat apakah gejalanya kembali, yang biasanya terjadi hanya dalam 1-2 hari," ujar Karp dikutip Happiestbaby.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda