HaiBunda

MENYUSUI

Bunda yang Menolak Menyusui Eksklusif Bisa Rugi Secara Ekonomi Lho

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 02 Aug 2021 09:16 WIB
Bunda yang Menolak Menyusui Eksklusif Bisa Rugi Secara Ekonomi Lho/ Foto: iStock
Jakarta -

Memasuki pekan menyusui sedunia di awal Agustus ini, hak ibu menyusui kembali menjadi sorotan. Di tahun ini, tema nasional pekan menyusui adalah Perlindungan Menyusui adalah Tanggung Jawab Bersama.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar, S.Sos, MKM, IBCLC, menyusui bukan lagi tanggung jawab seorang ibu saja. Menyusui juga bukan cuma hak anak mendapatkan perlindungan dan nutrisi cukup dari ibunya.

Nia Umar mengatakan bahwa proses menyusui adalah satu kesatuan antara ibu dan anak yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hal ini, benar bahwa Bunda lah yang berperan besar dalam melindungi hak anaknya.


"Menyusui adalah hak ibu dan anak yang tidak bisa dipisahkan, karena untuk bisa menyusui, ibu perlu memiliki anak. Sedangkan untuk anak, dia perlu ibu untuk menyusuinya. Ini satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan," kata Nia Umar, dalam Konferensi Pers Perayaan Kampanye Pekan Menyusui Sedunia (PMD) via Zoom, Rabu (28/7/21).

"Kita terkadang lupa bahwa ibu punya peran dan hak yang perlu dilindungi untuk bisa menyusui. Ibu juga perlu didukung dan inilah yang perlu diperhatikan," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Substansi Pengelolaan Konsumsi Gizi Direktorat Gizi Masyarakat, Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes, menjelaskan bahwa praktik menyusui di Indonesia masih perlu dibenahi. Hanya 52 persen bayi berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia hanya sampai 3 bulan.

Sementara itu, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017, cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) belum terlalu tinggi. Ke depannya, dia berharap cakupan bisa meningkat dengan bantuan tenaga kesehatan yang membantu persalinan, Bunda.

"Dilihat data menunjukkan bahwa memang angka IMD sebagai langkah awal seorang mendapatkan ASI, cakupannya belum terlalu tinggi, yakni 57 sampai 60 persen menurut Riskesdas 2017. Ini menunjukkan kesungguhan tenaga kesehatan yang memberikan layanan persalinan mungkin harus terus ditingkatkan agar angka ini bisa tinggi dari kita harapkan," ujar Mahmud Fauzi.

Seorang Bunda yang tidak menyusui eksklusif buah hatinya ternyata bisa mengalami banyak kerugian. Salah satunya adalah kerugian materi atau ekonomi.

Seperti apa penjelasannya? Baca halaman berikutnya ya.

Simak juga tips memperbanyak ASI saat menstruasi, dalam video berikut:

(ank/rap)
TAK MENYUSUI EKSKLUSIF BISA RUGI SECARA EKONOMI

TAK MENYUSUI EKSKLUSIF BISA RUGI SECARA EKONOMI

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

3 Penyebab Produksi ASI Turun, Salah Satunya Melewatkan Menyusui Malam Hari

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Pecah Rekor, Intip Sisi Hangat Para Pemain Bersama Anak

Mom's Life Natasha Ardiah

Insanul Fahmi Percaya Diri Bisa Adil Poligami, Wardatina Mawa Tetap Mantap Ajukan Cerai

Mom's Life Amira Salsabila

Kisah Bunda Tetap Mengandung meski Bayinya Tak akan Bertahan, Alasannya Sungguh Mulia

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

10 Kalimat Baik yang Ternyata Bikin Orang Terlihat Lemah dan Insecure

Mom's Life Arina Yulistara

Usia Berapa Anak Sudah Berhenti Tidur Siang? Simak Penjelasannya

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Pecah Rekor, Intip Sisi Hangat Para Pemain Bersama Anak

10 Kalimat Baik yang Ternyata Bikin Orang Terlihat Lemah dan Insecure

Usia Berapa Anak Sudah Berhenti Tidur Siang? Simak Penjelasannya

Kisah Bunda Tetap Mengandung meski Bayinya Tak akan Bertahan, Alasannya Sungguh Mulia

Kebiasaan Tidur Bersandar di Jendela Pesawat Ternyata Bahaya, Ini Alasannya Bun!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK