Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Menyusui, Cara Hemat dan Efektif Cegah Depresi Postpartum untuk Bunda

Ummu Kultsum Roihaanah   |   HaiBunda

Minggu, 31 Oct 2021 15:27 WIB

Closeup of sad young Asian woman at cafe leaning head on clasped hands and staring into vacancy. Tired freelancer feeling burnout. Stress and bad news concept
Ilustrasi depresi postpartum/Foto: Getty Images/iStockphoto/MangoStar_Studio

Jakarta - Menyusui merupakan salah satu momen terpenting bagi kehidupan Bunda maupun Si Kecil. Tahukah Bunda? Menyusui tidak hanya memiliki segudang manfaat untuk Si Kecil, tetapi juga memiliki manfaat yang tidak kalah baiknya bagi Bunda lho.

Salah satu manfaat baik dari menyusui yang bisa Bunda dapatkan yaitu menyusui dapat mencegah depresi postpartum pascamelahirkan.

Melansir US News, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan bahwa sebanyak 11 persen hingga 20 persen ibu baru dapat mengalami depresi pascamelahirkan atau postpartum. 

Depresi pascamelahirkan adalah kondisi yang ditandai dengan hilangnya rasa senang atau berkurangnya minat dalam melakukan aktivitas. Seseorang dengan depresi pascamelahirkan bisa mengalami kelelahan terus-menerus.

Depresi pascamelahirkan biasanya terjadi pada kurun waktu empat minggu sampai 12 bulan setelah melahirkan. Pada kondisi itu, Bunda akan merasakan kesedihan, kecemasan, dan kelelahan ekstrem yang membuat mereka sulit melakukan berbagai aktivitas.

Selain itu, Bunda yang mengalami depresi pascamelahirkan berisiko 50 persen lebih tinggi mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya. Mereka juga memiliki sekitar 25 persen peningkatan risiko gangguan depresi lainnya selama 11 tahun.

Jika depresi pascamelahirkan tidak diobati, hal tersebut dapat menimbulkan adanya dampak negatif, seperti sulitnya menjalin ikatan dan merawat anak-anak mereka, pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi mereka.

Banner Cara Atasi WC mampetBanner Cara Atasi WC mampet/ Foto: HaiBunda/Mia

Depresi pascamelahirkan juga memungkinkan adanya peningkatan morbiditas yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan diabetes tipe 2.

Meskipun depresi pascamelahirkan memiliki banyak dampak buruk, Bunda tidak harus sepenuhnya khawatir lho. Sebab, kondisi itu dapat Bunda cegah dengan menyusui Si Kecil.

Melansir News Medical, para peneliti dari Christine E Lynn College of Nursing dan kolaborator Universitas Florida Atlantik melakukan pemeriksaan status mengenai adanya kaitan menyusui dan risiko depresi pascamelahirkan.

Penelitian tersebut menggunakan kumpulan data berbasis populasi nasional yang berasal dari 29.685 wanita yang tinggal di 26 negara.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Public Health Nursing tersebut menunjukkan bahwa Bunda yang sedang menyusui pada saat pengumpulan data  memiliki risiko depresi pascamelahirkan yang lebih rendah secara statistik jika dibandingkan dengan Bunda yang tidak menyusui.

Lebih lanjut, terdapat adanya hubungan terbalik yang signifikan secara statistik antara lama menyusui dan risiko depresi pascamelahirkan. Ketika jumlah setiap minggunya Bunda menyusui meningkat, risiko depresi pascamelahirkan mereka pun menurun.

Studi lainnya juga mengungkap hubungan antara menyusui dan depresi pascamelahirkan. 

Simak selengkapnya pada halaman selanjutnya!

Simak juga yuk video tentang duka Yulia Baltschun saat sang anak meninggal, sempat depresi.

[Gambas:Video Haibunda]




MENYUSUI MENJADI SALAH SATU PERILAKU HEMAT BIAYA

Ilustrasi depresi postpartum/Foto: Getty Images/iStockphoto/MangoStar_Studio

Studi lain yang dilakukan oleh Toledo dan kolaborator dari University of Miami School of Nursing and Health Studies, University of North Carolina School of Nursing, Chapel Hill, Seattle University of Nursing, dan The University of British Columbia School of Nursing, menganalisis data set dari Kuesioner Sistem Pemantauan Penilaian Risiko Kehamilan (PRAMS) untuk menyelidiki hubungan praktik menyusui dengan mempertimbangkan kovariat yang signifikan seperti usia, ras, status perkawinan, pendidikan, pelecehan sebelum dan selama kehamilan, serta merokok.

Temuan dari studi penting ini menunjukkan bahwa menyusui adalah perilaku hemat biaya dan sehat yang dapat menurunkan risiko wanita mengalami depresi pascamelahirkan.

Cara pengobatan dokter dalam menangani depresi pascamelahirkan ini adalah dengan mengobati dengan kombinasi pendekatan termasuk terapi bicara, antidepresan, terapi hormonal, dan kehadiran kelompok pendukung.

Serta, obat baru yang menjanjikan yang telah disetujui untuk digunakan oleh administrasi makanan dan obat-obatan AS, yang dikenal dengan nama brexanalone. Obat ini dapat meringankan gejala dalam hitungan hari dengan manfaat yang dapat berlangsung sebulan, meskipun harus diberikan dalam pengaturan rumah sakit.

Kemudian dokter menyarankan agar Bunda tetap menjaga rutinitas tidur, olahraga, dan makan yang sehat, untuk memanfaatkan dukungan dari jejaring sosial mereka, dan menemukan cara untuk meluangkan waktu untuk diri Bunda sendiri.

Untuk Ayah selaku pendamping Bunda, hal yang harus dilakukan adalah habiskan waktu bersama Si Kecil.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda