Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

3 Penyebab ASI Kental Seperti Puding, Bunda Perlu Tahu

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 30 Dec 2021 18:55 WIB

ASI Perah
Ilustrasi ASI Kental/ Foto: iStock

Air Susu Ibu (ASI) dapat berubah sesuai kebutuhan bayi lho, Bunda. Tak heran bila Bunda mungkin pernah melihat ASI berubah jadi kental seperti puding.

Studi yang diterbitkan dalam Pediatric Clinicians of North America menjelaskan, tekstur, kekentalan, dan rasa ASI tidak hanya berbeda tergantung kebutuhan bayi. ASI memiliki kapasitas untuk berubah dengan cepat berdasarkan biofeedback dari air liur bayi.

Meski sebagian besar aliran ASI keluar dari payudara dan masuk ke mulut bayi, sebagian air liur akan membuatnya kembali ke saluran payudara melalui hisap balik. Tubuh Bunda pun dipicu untuk mengubah komposisi ASI berdasarkan penanda di air liur.

Jika bayi sakit, maka ASI akan memiliki lebih banyak molekul bioaktif yang diperlukan untuk melawan infeksi. Saat bayi tumbuh menjadi semakin dewasa, ASI akan berubah untuk beradaptasi dengan kebutuhan kalori dan nutrisi, sehingga ASI menjadi kental. Demikian seperti dikutip dari Romper.

Banner Basic Skincare untuk Kulit Glowing

ASI kental perlu diwaspadai bila disertai bau tidak enak atau terlihat basi ya. Namun, ada kalanya ASI kental seperti puding juga aman untuk diberikan ke buah hati. Lalu apa saja penyebab ASI kental?

Mengutip berbagai sumber, berikut 3 penyebab ASI kental seperti puding:

1. ASI merupakan hindmilk

ASI berubah dari ASI awal (foremilk) menjadi ASI akhir (hindmilk). Foremilk cenderung lebih encer dan bening, sementara hindmilk lebih kental.

"Foremilk tinggi kandungan laktosa sehingga dapat membantu perkembangan otak bayi dan memberikan energi. Hindmilk cenderung lebih kental, kaya lemak, dan berperan dalam pertambahan berat badan bayi," kata konselor laktasi, F.B. Monika dalam Buku Pintar ASI dan Menyusui.

Hindmilk juga lebih mengenyangkan bayi seperti makan utama, Bunda. Perbedaan kandungan foremilk dan hindmilk terjadi bila interval antar waktu menyusui adalah dua jam atau lebih.

ASI kental juga biasanya ditemukan pada perah. Bagian ASI tampak lebih kental dan kuning seperti krim dan mengendap di bagian atas. ASI perah kental bukan berarti rusak atau basi. Bunda cukup menggoyang pelan wadah ASI perah agar ASI bercampur kembali.

"ASI akan terpisah menjadi beberapa lapisan ketika didiamkan selama beberapa waktu di dalam kulkas. Lemak ASI akan naik ke bagian atas," ujar Monika.

Baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga makanan sehat yang wajib dikonsumsi Bunda menyusui, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PENYEBAB ASI KENTAL: PAYUDARA LUKA HINGGA MAKANAN BUNDA

Ibu Menyusui

Ilustrasi Ibu Menyusui/ Foto: iStock

2. Tanda mastitis

ASI atau ASI perah dapat menjadi kental menyerupai gelatin dan rasanya lebih asin. Hal ini bisa jadi pertanda Bunda tengah mengalami mastitis atau payudara luka.

Mastitis adalah peradangan atau infeksi pada payudara yang umum terjadi pada enam minggu pertama kehidupan bayi, atau kapan pun selama Bunda menyusui. Penyebabnya dapat karena infeksi atau saluran ASI tersumbat.

ASI kental yang menjadi tanda mastitis umumnya aman untuk bayi. Namun, mungkin bayi akan menolaknya karena tak terbiasa. Bunda dapat konsultasi ke konsultan laktasi bila khawatir dengan tekstur ASI yang berubah ya.

3. Makanan yang dikonsumsi Bunda

Tekstur dan kekentalan ASI juga ada hubungannya dengan apa yang Bunda makan lho. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, pola makan wanita memang memiliki efek pada kualitas dan tekstur ASI mereka.

Misalnya, Bunda yang makan ikan saat menyusui anaknya memiliki konsentrasi lemak omega-3 yang lebih tinggi dalam ASI daripada Bunda yang tidak makan ikan. Hal ini sama seperti Bunda yang banyak konsumsi makanan kaya vitamin C, cenderung memiliki ASI yang kaya vitamin C. Makanan tidak hanya mempengaruhi senyawa nutrisi, tetapi juga tekstur ASI.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda