Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

4 Cara Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui, Bunda Perlu Tahu

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Senin, 04 Jul 2022 11:25 WIB

Motherhood Exhaustion Concept. Tired young mom breastfeeding baby and working on laptop at home, feeling frustrated, free space
Ilustrasi cara mengatasi puting lecet saat menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Bagi Bunda yang baru saja memiliki bayi, proses menyusui tentu memiliki banyak cerita dan tantangan. Hal ini tentu saja termasuk terjadinya puting lecet saat menyusui.

Terjadinya lecet pada puting ini salah satunya karena ini adalah periode peralihan bagi Bunda. Dari puting yang belum pernah dipakai untuk menyusui, hingga harus menyusui setiap dua jam sekali, tentu saja ini hal yang cukup mengejutkan dan membutuhkan adaptasi tertentu.

Puting lecet pada saat menyusui ini mungkin terlihat tidak berbahaya, tetapi bisa sangat menyakitkan, terutama saat bayi Bunda aktif menyusu. Kabar baiknya adalah ada banyak hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengobati gelembung susu dan lecet serta mencegahnya berkembang di masa depan.

Apa itu puting lecet saat menyusui?

Ilustrasi ibu menyusuiIlustrasi puting lecet saat menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Puting yang lecet biasanya adalah kondisi di mana pori-pori puting tersumbat. Ini biasanya terjadi ketika saluran susu tersumbat, menyebabkan susu kembali ke atas. Akibatnya, ASI menjadi kental dan keras, yang menghalangi aliran ASI di dekat lubang puting Bunda. Terkadang, sejumlah kecil kulit bisa tumbuh di atas puting yang lecet, dan ini menyulitkan lecet untuk bisa cepat sembuh.

Gejala puting lecet saat menyusui

Lecet pada puting biasanya terlihat seperti bintik putih atau kuning kecil seukuran kepala peniti di puting Bunda, dan sering kali menyerupai jerawat besar. Kulit di sekitar area yang lecet bisa jadi merah dan meradang, dan Bunda mungkin merasa sakit saat menyusui.

Puting lecet yang disebabkan oleh susu ini tidak sama seperti lecet pada puting yang disebabkan oleh iritasi dari pompa payudara atau pelindung puting. Jenis lecet yang ini cenderung lebih besar, tidak menyakitkan dan hilang setelah masalah teratasi.

Puting lecet saat menyusui juga tidak boleh disamakan dengan sariawan pada puting, sariawan lebih disebabkan oleh infeksi jamur yang terbentuk pada puting susu atau payudara dan dapat menyebabkan rasa terbakar dan nyeri yang parah saat menyusui. Dengan sariawan, puting sering terlihat mengkilat dan merah dengan banyak bercak putih. Sariawan biasanya membutuhkan resep obat antijamur untuk ibu dan bayi.

Apa yang menyebabkan puting lecet saat menyusui?

Ilustrasi menyusui usai melahirkanIlustrasi puting lecet saat menyusui/ Foto: Getty Images/Satoshi-K

Perlekatan yang buruk

Menyusui dengan posisi yang tidak benar dapat menghambat bayi Bunda mengosongkan payudara Bunda sepenuhnya. Hal ini dapat menyebabkan susu menumpuk dan menyumbat saluran puting Bunda.

Bra yang ketat

Bra underwire atau pakaian tidur terutama yang berkawat ini dapat mengiritasi puting Bunda, dan berkontribusi pada pembentukan lecet pada puting.

Kelebihan susu

Jika Bunda memproduksi lebih banyak ASI daripada yang bisa dikeluarkan bayi Bunda secara efektif, maka hal itu bisa menyebabkan ASI menumpuk dan menyumbat saluran ASI.

Bagaimana cara mengatasi puting lecet saat menyusui

Ilustrasi menyusuiIlustrasi puting lecet saat menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kdshutterman

Sebenarnya puting lecet karena susu ini dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika Bunda mengalami puting lecet dan terasa sangat sakit saat menyusui, maka Bunda bisa coba lakukan beberapa cara mengatasinya, seperti dilansir dari What to Expect berikut ini.

  • Oleskan waslap basah hangat selama 10 hingga 15 menit.
  • Susui bayi Bunda lebih sering. Tindakan menyusu sebenarnya dapat membuka lepuh, tapi juga sekaligus mempercepat proses penyembuhan.
  • Coba posisikan bayi Bunda sehingga dagunya berada di dekat area yang tersumbat, karena posisi ini dapat membantu mengeringkan area tersebut dengan baik.
  • Bicarakan dengan dokter atau konsultan laktasi Bunda tentang penggunaan pereda nyeri, seperti acetaminophen atau ibuprofen. Jika langkah-langkah ini tidak berhasil setelah sekitar dua hari atau Bunda menjadi lebih khawatir, hubungi dokter Bunda ya. Jika tidak diobati, saluran yang tersumbat dapat terinfeksi, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai mastitis.

Bagaimana cara mencegah puting lecet saat menyusui?

Close up portrait of beautiful young mother asian carrying little baby girl in home and sunlight in the morning. Healthcare, love, relationship conceptIlustrasi puting lecet saat menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/x-reflexnaja

Posisikan bayi Bunda dengan benar

Pastikan bayi Bunda menempel dengan benar, sehingga mulutnya membentuk segel rapat di sekitar puting dan sebagian besar areola (kulit gelap di sekitar puting).

Variasikan posisi menyusui sehingga setiap bagian payudara menjadi kosong

Bunda juga dapat mencoba memerah payudara dengan tangan atau memompa payudara setelah setiap sesi menyusui untuk meningkatkan drainase.

Bersihkan puting Bunda

Setelah menyusui, bersihkan puting dengan kain lembap untuk membantu mencegah pori-pori tersumbat.

Minum banyak cairan

Dehidrasi tidak hanya mengurangi suplai ASI, tetapi juga dapat meningkatkan peluang lecet pada puting akibat saluran susu yang tersumbat.

Pompa di malam hari jika perlu

Terkadang, bayi yang tiba-tiba mulai tidur sepanjang malam dapat menyebabkan saluran tersumbat karena banyaknya susu yang tidak dikeluarkan. Ini memang memberi Bunda kesempatan tidur yang sangat dibutuhkan, tetapi juga dapat membuat payudara sangat penuh. Memompa setidaknya sekali, bahkan tepat sebelum Bunda tidur dapat membantu mencegah terbentuknya lepuh susu yang berujung lecet pada puting.

Demikian info mengenai puting lecet saat menyusui, semoga bermanfaat Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]



 

 

 

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda