menyusui
Bayinya Dipuji Montok di Usia 4 Bulan, Indah Permatasari Bagikan Rahasia Menyusui
Rabu, 04 Jan 2023 16:37 WIB
Pentingnya menyusui eksklusif
Menyusui eksklusif atau memberikan ASI eksklusif memang telah terbukti memberikan berbagai manfaat kesehatan untuk Si Kecil. Menyusui menjadi periode penting untuk memenuhi nutrisi anak, Bunda.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan pertama kehidupan anak. Menurut WHO, menyusui eksklusif adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
"ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya," tulis WHO di laman resminya.
Pentingnya Bunda happy saat menyusui
Emosi yang positif saat menyusui anak bisa memengaruhi keberhasilan program ASI eksklusif lho, Bunda. Hal ini dijelaskan oleh Psikolog Klinis Dewasa, Farida Eka Putri.
Menurut Farida, ada konsep mind, body, dan soul dalam menyusui anak. Ketiga konsep tersebut berkaitan dengan mencegah baby blues dan menjaga produksi ASI. Berikut penjelasannya.
1. Mind
Mind berarti mengontrol pikiran. Artinya, dengan mengontrol pikiran akan membentuk keyakinan dan menciptakan tindakan.
"Jaga baik-baik pikiran, berikan afirmasi positif setiap hari seperti 'saya ibu hebat, bayi saya happy, bayi saya kenyang'. Itu bisa meningkatkan keyakinan diri, lalu happy lagi dan hormon oksitosin keluar," ujar Farida dalam Live Instagram bersama HaiBunda, beberapa waktu lalu.
2. Body
Setelah melahirkan, Bunda biasanya akan merasa lelah. Untuk meminimalisir baby blues, Bunda perlu menjaga kondisi fisik yang lelah tersebut nih.
Cara menjaga kondisi tubuh bisa dengan konsumsi makanan sehat, beristirahat atau tidur di sela merawat anak. "Sempatkan tidur agar ASI kembali lancar," kata Farida.
3. Soul
Soul atau jiwa memang tidak terlihat. Tapi, ini akan menentukan keberhasilan dari program ASI eksklusif.
Soul berkaitan dengan membentuk emosi yang positif dalam diri. Nah, untuk mendapatkan jiwa yang sehat, Bunda dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang positif.
"Ketika mengalami positive emotion, otak terkorelasi, dan hormon oksitosin akan aktif. Lakukan kegiatan sehari-hari yang mendatangkan positive emotion ke kita. Sederhana saja, sebatas hanya ingin melamun, lalu tepuk diri sendiri dan bilang, 'Saya hebat, saya kuat juga ya'. Jadi, kita tidak bisa mengharapkan lingkungan untuk selalu support," ungkap Farida.