
menyusui
Penyebab Ibu Menyusui Alami Kontraksi Rahim dan Cara Meredakan Ketidaknyamanannya
HaiBunda
Sabtu, 03 Jun 2023 11:05 WIB

Kontraksi rahim ternyata tidak hanya terjadi di fase kehamilan saja ya, Bunda. Pada ibu menyusui kerap kali menghampiri. Yuk, cari tahu penyebab ibu menyusui alami kontraksi rahim dan cara meredakan ketidaknyamanannya, Bunda.
Menjadi orang tua baru mungkin banyak dikejutkan dengan berbagai hal. Tidak saja tantangan merawat bayi, permasalahan seputar menyusui, tetapi juga bagaimana diri sendiri usai persalinan masih mengalami kontraksi rahim yang membuat ketidaknyamanan.
Hal ini sebenarnya normal saja terjadi pada ibu menyusui ya, Bunda. Singkatnya, menyusui memang bisa menyebabkan kontraksi rahim sehingga Bunda tidak perlu khawatir berlebihan. Biasanya, hal ini memang bisa terjadi selama kehamilan ataupun pasca persalinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab ibu menyusui alami kontraksi rahim
Jika Bunda merasakan kontraksi saat menyusui dalam beberapa hari setelah melahirkan, itu artinya tubuh Bunda bekerja seperti yang diharapkan.
Selama kehamilan, rahim Bunda meregang dan tumbuh, dari seukuran jeruk bali di trimester pertama hingga seukuran semangka di trimester ketiga. Tapi itu tidak seperti itu hanya kembali ke tempatnya saat bayi Bunda keluar ke dunia.
Baca Juga : Amankan Bunda Tetap Menyusui Saat Hamil? |
Sebaliknya, dibutuhkan beberapa saat untuk kembali ke ukuran dan tempatnya yang normal di tubuh Bunda, dan menyusui dapat membantu memprosesnya. Kontraksi setelah melahirkan adalah “proses yang diperlukan setelah melahirkan yang menyebabkan rahim menyusut dan menutup pembuluh darah antara rahim dan plasenta,” jelas Allison Walsh, seorang Konsultan Laktasi seperti dikutip dari laman Romper.
Kemudian, dalam 24 jam, rahim Bunda akan kembali ke ukuran jeruk bali, dan akan berkontraksi kembali ke ukuran normalnya - kira-kira seukuran kepalan tangan Bunda - dalam empat hingga enam minggu, kata Walsh.
Seperti diketahui bahwa menyusui melepaskan oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi tersebut, membantu proses mengembalikan rahim Bunda ke ukuran normal dan tempatnya semula.
Mengenai rasa sakitnya, memang sulit untuk menjelaskan dengan tepat seperti apa rasanya kontraksi. Apalagi kontraksi menyusui bisa sangat bervariasi pada setiap ibu. Kadang-kadang disebut kontraksi menyusui dapat berkisar dari beberapa kram ringan pasca persalinan hingga rasa sakit yang berlipat ganda, tergantung pada berbagai faktor.
Rasa dari kontraksi ini sendiri seringkali lebih buruk bagi orangtua yang sudah melahirkan kedua kali daripada yang pertama kali, dan mungkin menjadi lebih buruk setelah setiap kelahiran.
“Setelah bayi pertama, kebanyakan orang merasakan kontraksi seperti kram (mungkin seperti persalinan dini). Orang yang telah melahirkan beberapa kali dapat mengalami kontraksi yang sangat menyakitkan segera setelah melahirkan (lebih seperti persalinan yang intens). Untungnya, berapa pun tingkat nyerinya, kontraksi pascapersalinan saat menyusui biasanya tidak berlangsung lama," tambah Walsh.
Selama masih dalam tahapan nyeri yang aman, Bunda tidak perlu khawatir. Hanya saja setelah kram semakin memburuk termasuk merasakan nyeri hebat di perut bagian bawah bisa jadi ini merupakan infeksi rahim yang disebut endometriosis.
Nyeri ini menjalar ke punggung bagian bawah atau samping dan mungkin merupakan infeksi saluran kemih. Juga, tidaklah normal jika Bunda mengalami rasa sakit atau kemerahan yang terus menerus di sekitar sayatan operasi caesar atau vagina. Jika mengalami hal tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter terutama ketika sakit menjadi tak tertahankan.
Berikut ini beberapa cara meredakan ketidaknyamanan kontraksi rahim pada ibu menyusui ya, Bunda:
- Latih pernapasan dalam atau teknik relaksasi lainnya untuk mengalihkan perhatian Bunda dari rasa sakit.
- Usahakan untuk sering buang air kecil, meskipun Bunda tidak merasakan keinginan untuk buang air kecil. Kandung kemih yang penuh mencegah rahim berkontraksi penuh dan memperparah kram. Segera setelah melahirkan, sensasi penuh kandung kemih Bunda mungkin terganggu, jadi melakukan perjalanan rutin ke kamar mandi apa pun yang terjadi, akan membantu meredakan kram.
- Menyusui setiap 2-3 jam pada siang hari dan setiap 3-4 jam pada malam hari. Ini tidak hanya akan membantu suplai ASI Bunda, tetapi juga akan membantu meminimalkan kehilangan darah Bunda dengan mendorong kontraksi dan membantu rahim kembali ke kondisi sebelum hamil.
- Berbaringlah dengan menggunakan bantal yang nyaman dan memberikan kompres hangat pada perut seperti dikutip dari laman Baby Center.
- Berikan pijatan lembut pada perut bagian bawah
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kontraksi rahim pada ibu menyusui. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Simak juga video tentang menyusui di bawah ini:
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Berapa Lama Ketahanan Menyimpan ASI di Freezer ASI? Simak Caranya agar Tahan Lama

Menyusui
4 Cara Jitu Turunkan Berat Badan Ibu Menyusui Tanpa Kurangi Produksi ASI

Menyusui
Mengapa Payudara Nyeri seperti Ditusuk saat Menyusui? Cek Penyebab & Cara Mengatasinya

Menyusui
5 Tips Memilih Dot Bayi Baru Lahir Terbaik dari Segi Bentuk dan Ukuran

Menyusui
Hanya Puting Menonjol dan Payudara Besar Bisa Sukses Menyusui, Benarkah?


5 Foto