menyusui

Efek Samping COVID-19 Membuat ASI Seret, Benarkah? Simak Faktanya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Selasa, 06 Jun 2023 10:40 WIB

Jakarta -

Riwayat terkena COVID-19 mungkin meninggalkan beberapa efek samping bagi sebagian orang. Lantas, benarkah efek samping COVID-19 membuat ASI seret, Bunda?

Saat terpapar COVID-19, para ibu banyak yang tetap menyusui. Sebab, penularan aktif COVID-19 melalui ASI dan menyusui belum terdeteksi. Sehingga, tidak ada alasan untuk menghindari atau berhenti menyusui agar produksi ASI pun tetap lancar.

Manfaat menyusui tidaklah diragukan lagi yakni dapat mengurangi kematian pada bayi baru lahir dan bayi juga mendapatkan banyak manfaat kesehatan dan menunjang perkembangan otak Si Kecil dari menyusui, seperti dikutip dari laman Who.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


COVID-19 membuat ASI seret?

Tak mengherankan, saat ibu terpapar COVID-19 pun mereka tetap boleh menyusui. Mereka tetap bisa menyusui anaknya dengan protokol kesehatan yang lengkap. Selain itu, ibu menyusui juga harus mengikuti tindakan pencegahan infeksi lainnya seperti mencuci tangan, dan menutup wajah dengan masker.

Setelah pandemi berlalu, semua orang yang pernah terpapar mungkin merasa lega karena risiko semakin berkurang. Tetapi, sebagian lainnya juga merasa kurang nyaman karena efek samping dari COVID-19 yang kerap dirasakan.

Ya, sebagian orang mungkin masih mengeluhkan beberapa efek samping yang kerap muncul dari paparan COVID-19 sebelumnya. Tak ditampik, hal ini pun turut membuat khawatir termasuk para busui yang cemas bisa mengganggu produksi ASI.

Mengenai hal tersebut, sesungguhnya Bunda tidak perlu mengkhawatirkannya berlebihan karena prinsip kerja ASI bergantung pada supply & demand. Artinya, semakin Bunda sering menyusui, ASI yang diproduksi juga semakin melimpah.

Perlu Bunda ketahui bahwa menyusui adalah sistem penawaran dan permintaan. Semakin banyak permintaan pada sistem melalui menyusui bayi, semakin banyak ASI yang dihasilkan tubuh.Terkadang, sistem alami tidaklah sempurna. Kadang-kadang, tubuh membutuhkan satu atau dua hari untuk memenuhi permintaan menyusui bayi yang meningkat selama percepatan pertumbuhan. Dan sering kali ibu berusaha menggenjot produksi susu tambahan itu, terkadang tidaklah mudah dilakukan.

Wanita yang tidak dapat menghasilkan cukup susu untuk memuaskan bayinya mungkin memiliki masalah fisiologis, seperti cedera payudara atau pembedahan, sindrom PCOS, tiroid atau ketidakseimbangan hormon lainnya, atau kelenjar penghasil susu yang kurang berkembang, kata Emily Healy, konsultan laktasi seperti dikutip dari laman Parentmap.

Produk LazadaProduk Lazada/ Foto: Lazada

Masalah lain yang mengganggu produksi ASI ibu termasuk pemisahan bayi dari ibu atau dari payudara, tidak ada bantuan untuk menyusui awal dan penghentian upaya menyusui, kata Barbara Orcutt, R.N., konsultan laktasi di Seattle. 

Kemudian, memperkenalkan susu formula atau memerah ASI secara eksklusif dengan memompa alih-alih menyusui juga dapat mengurangi jumlah ASI yang dapat diproduksi ibu saat menyusui, katanya.

Jika suplai ASI menjadi masalah, cobalah lakukan kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan bay. "Memegang bayi dengan telanjang dada membuat bayi Bunda sehat dan stabil, dan memicu hormon yang membantu menyusui," katanya.

Jack Newman, M.D., penulis The Ultimate Breastfeeding Book of Answers, mengatakan bahwa pelekatan menyusui yang tidak efisien mungkin tidak cukup merangsang suplai ASI atau memberi makan bayi secara memadai. Konsultasikan dengan konsultan laktasi untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelekatan.

Selain itu, memompa juga dapat membantu meningkatkan suplai ASI. Setelah menyusui, beberapa waktu tambahan dengan pompa payudara akan memberikan 'permintaan' ekstra untuk meningkatkan 'persediaan'.

Penting Bunda ketahui bahwa manfaat menyusui tidaklah diragukan lagi, termasuk saat Bunda sedang sakit sekalipun. Menyusui diketahui dapat mengurangi risiko kematian pada bayi baru lahir dan memberikan banyak manfaat kesehatan serta perkembangan otak seumur hidup bagi anak.

Jika Bunda tidak dapat menyusui langsung, Bunda dapat memberikan ASI perah yang sudah Bunda pompa sebelumnya. Dengan begitu, Si Kecil tetap mendapatkan suplai nutrisi dari ASI. Atau, Bunda juga bisa memanfaatkan donor ASI jika masalah kesehatan yang dialami cukup serius. Sehingga, Si Kecil tetap mendapatkan proteksi dari manfaat ASI yang dikonsumsinya.

Jika Bunda bermasalah dengan produksi ASI atau ASI menjadi seret, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Simak juga video tentang menyusui di bawah ini:

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT