
menyusui
Apakah Jus Jeruk Berbahaya untuk Ibu Menyusui? Ini Kata Ahli
HaiBunda
Minggu, 30 Jul 2023 07:50 WIB

Jus jeruk memang menyehatkan sekaligus menyegarkan ya, Bunda. Tetapi, apakah jus jeruk berbahaya untuk ibu menyusui ya, Bunda? Cari tahu yuk.
Sebagai salah satu sumber vitamin C, jeruk memang dapat dikonsumsi dengan aman selama menyusui karena dapat memberikan energi dan zat besi yang dibutuhkan busui.
Namun, mirip dengan makanan lainnya, terlalu banyak mengonsumsinya dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan pada bayi karena mereka tidak terbiasa mengonsumsi asam sitrat dalam jumlah tinggi.
Saat menyusui, tubuh memang membutuhkan lebih banyak Vitamin C daripada saat hamil. Jeruk adalah sumber vitamin C yang sangat baik dan juga penambah energi yang hebat. Ini membantu Bunda menyerap lebih banyak zat besi dari makanan. Oleh karena itu, Bunda mungkin ingin makan jeruk atau minum jus jeruk selama menyusui.
Jus jeruk untuk ibu menyusui
Jeruk memiliki lebih banyak gula daripada beberapa buah lainnya, tetapi kandungan seratnya yang tinggi mencegah lonjakan gula darah saat dimakan utuh.
Bagi para Bunda, mengonsumsi jeruk atau jusnya cukup normal untuk menjaga kesehatan ibu. Tapi, bagi Bunda, itu mungkin bukan kasus yang sama.
Dalam beberapa bulan pertama, karena saluran usus bayi Bunda belum sepenuhnya matang dan belum berkembang, bayi Bunda mungkin sensitif terhadap makanan jeruk dalam jumlah tinggi dalam makanan Bunda, seperti dikutip dari laman Mom Junction.
Pada akhirnya, ini dapat mengganggu perut bayi, dan ia mungkin kembung, rewel, atau mulai meludah. Kadang-kadang, dia mungkin mengalami ruam popok karena kulitnya sangat sensitif dan mudah tersinggung dengan sifat asam buah jeruk. Dan, kelebihan vitamin C dari buah jeruk atau suplemen dapat bertindak sebagai antihistamin dan mengurangi suplai ASI.
Jika bayi sensitif terhadap jeruk, ada baiknya kurangi mengonsumsinya terutama saat bayi mulai rewel, mulai meludah setelah menyusu dan lainnya. Jika Bunda merasa gangguan usus bayi yang disebabkan oleh jeruk atau jus jeruk yang dikonsumsi, Bunda mungkin dapat mencoba beberapa tindakan pencegahan.
Salah satunya yakni dengan menguji apakah jeruk adalah penyebab sebenarnya dan perkenalkan kembali dan lihat apakah ada efek sampingnya. Jika Bunda melihat bayi mengalami kerewelan dan mulai meludah dalam beberapa jam setelah menyusui, sebaiknya kurangi jeruk seperti yang diarahkan oleh ahli gizi.
Kurangi jumlah konsumsi dan perhatikan bayi lebih dekat. Jika polanya masih berlanjut, hindari jeruk selama beberapa hari dan lihat perbedaannya.
Jika Bunda tidak bisa makan jeruk, gantilah dengan sayuran berdaun atau stroberi. Buah-buahan ini akan memastikan Bunda mendapatkan cukup vitamin C.
Bunda bahkan dapat berkonsultasi dengan dokter anak jika menurut Bunda, bayi Bunda bereaksi negatif terhadap jeruk untuk menghindari ketidakseimbangan nutrisi pada Bunda dan bayi Bunda.
Perlu Bunda ketahui, umumnya, jus jeruk memang bukanlah sumber masalah bagi bayi yang disusui, tetapi ada satu cara untuk mengetahuinya dengan pasti yakni cobalah menghilangkan jus jeruk dari asupan harian selama seminggu.
Jika Bunda melihat perubahan pada bayi, cobalah tambahkan kembali jus jeruk dalam asupan harian. Jika masalah muncul kembali, hindari jus jeruk sementara waktu seperti dikatakan Nancy Mohrbacher, IBCLC, FILCA, seorang Konselor Laktasi dikutip dari laman The Bump.
Oh iya, Bunda, jika jus jeruk bukan penyebabnya, berikut ini beberapa hal lain yang dapat menyebabkan bayi rewel atau meludah:
1. Penyakit gastrointestinal. Penyakit ini tentunya hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan dan hanya dokter yang dapat mengdiagnosisnya.
2. Sensitif terhadap asupan tertentu. Jika Bunda pernah makan sesuatu yang baru atau mengonsumsi obat, vitamin, atau suplemen baru bisa jadi hal itu yang jadi penyebabnya.
3. Sensitif terhadap makanan bayi. Jika bayi sudah diberikan MPASI, cobalah Bunda mengingatnya apakah makanan yang diberikan dalam MPASI tersebut mengandung bahan yang membuat bayi Bunda sensitif.
4. Udara yang tertelan. Kerewelan dan tangisan dapat menyebabkan bayi menelan lebih banyak udara, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mereka gumoh.
5. Tumbuh gigi. Saat bayi tumbuh gigi, bayi lebih banyak ngiler ya, Bunda. Menelan air liur ekstra ini dapat menyebabkan bayi gumoh.
6. Pilek atau alergi. Gangguan ini dapat menyebabkan bayi menelan lendir yang dapat menyebabkan gumoh.
7. Percepatan pertumbuhan. Terkadang, bayi menelan lebih banyak udara saat menyusu selama percepatan pertumbuhan.
8. Pasokan ASI yang berlebihan atau penurunan cepat. Terkadang, bayi dapat mengonsumsi lebih banyak ASI dari kemampuan mereka. Ketika ASI terlalu berlebihan pada akhirnya membuat mereka jadi rewel karena kewalahan dengan aliran ASI yang terlalu cepat.
Perlu Bunda ingat, jika bayi terus rewel dari biasanya atau jika ia mengalami demam atau tampak tidak sehat, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter ya, Bunda.
Tetapi, jika bayi tampak puas, berat badannya bertambah dengan baik dan memiliki popok basah atau kotor yang cukup, mungkin tidak perlu banyak yang dikhawatirkan ya, Bunda.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Bolehkah Bayi Minum ASI setelah Minum Obat? Simak Penjelasan Dokter

Menyusui
7 Rekomendasi Salep atau Obat Untuk Ibu Menyusui, Aman & Terjangkau

Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda