
menyusui
Penyebab Bayi ASI Susah BAB dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Minggu, 17 Sep 2023 07:50 WIB

Bayi yang mendapat ASI seharusnya memiliki pola BAB yang normal. Lantas, apa penyebab bayi ASI susah BAB dan bagaimana cara mengatasinya ya, Bunda?
Ya, pada sebagian bayi ASI Â memang seringkali tidak BAB selama beberapa hari, Bunda. Meskipun Meskipun tinjanya lunak, sepertinya mereka tidak buang air besar selama berhari-hari yang diikuti dengan BAB pada akhirnya.
Untuk bayi atau anak yang lebih besar, tidak buang air besar selama 5 atau 6 hari biasanya akan menjadi masalah. Namun, pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dan berat badannya bertambah secara normal, perilaku ini biasanya normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 'ledakan' tersebut tidak menimbulkan rasa sakit, sebagian besar orang tua tidak perlu khawatir.
Penyebab bayi ASI susah BAB
Pada bayi yang lebih muda usianya, konstipasi seringkali lebih ditentukan oleh seperti apa buang air besarnya dibandingkan seberapa sering hal tersebut terjadi.
Bayi yang lebih kecil biasanya dianggap mengalami konstipasi jika buang air besarnya seperti butiran kecil yang keras, atau jika tinjanya sangat besar, keras, dan sulit dikeluarkan.
Beberapa orang juga menganggap bayi mengalami konstipasi jika buang air besarnya memiliki konsistensi yang lebih kental daripada selai kacang dan jika anak tampaknya perlu mengejan untuk mengeluarkannya. Namun, hanya mengejan saat buang air besar yang encer atau lunak mungkin bukan merupakan tanda sembelit.
Frekuensi buang air besar bayi ASI
Penting untuk diperhatikan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat jarang mengalami sembelit. Setelah sangat sering buang air besar selama satu atau dua bulan pertama kehidupannya, bayi yang diberi ASI eksklusif kemudian mulai jarang buang air besar.
Faktanya, beberapa bayi yang mendapat ASI hanya buang air besar setiap satu atau dua minggu sekali. Pada anak-anak ini, selama buang air besarnya encer atau lunak ketika akhirnya buang air besar, kemungkinan besar anak tersebut tidak mengalami sembelit.
Sekalipun bayi jarang buang air besar misalnya hanya seminggu sekali atau bahkan lebih jarang, jika konsistensinya masih normal, Bunda tidak perlu melakukan apa pun seperti dikatakan Rebecca Agi, MS, IBCLC, dikutip dari laman Very Well Family.
![]() |
Lantas, mengapa bayi yang mendapat ASI jarang buang air besar?Â
Kebanyakan orang percaya hal ini karena ASI dicerna dengan sangat efisien sehingga tidak banyak yang tersisa untuk buang air besar. Tentu saja, begitu Bunda mulai memberi bayi Bunda makanan padat, kemungkinan besar hal itu akan berubah. Pada saat itu, mereka mungkin akan buang air besar lebih teratur dan mungkin lebih kencang.
Namun ada beberapa situasi yang tidak normal jika bayi yang mendapat ASI jarang buang air besar, termasuk:
1. Bayi yang mengalami keterlambatan keluarnya mekonium selama beberapa hari pertama kehidupannya dan mengalami kesulitan buang air besar sejak lahir dapat menjadi perhatian karena jarang buang air besar dapat menjadi tanda penyakit Hirschsprung, meskipun hal ini jarang terjadi, mempengaruhi hanya 1 dari 5.000 bayi. Bukti sembelit pada penyakit ini biasanya muncul menjelang akhir bulan pertama kehidupan.
2. Jarang buang air besar pada bayi yang mendapat ASI dalam beberapa minggu atau bulan pertama kehidupannya bisa menjadi tanda bahwa ia tidak mendapat cukup ASI. Dalam situasi ini, kemungkinan besar bayi masih mengalami penurunan berat badan atau berat badannya tidak bertambah dengan baik dan jarang buang air besar juga disertai dengan terlalu sedikit popok basah.
3. Jika jarang buang air besar pada bayi yang lebih besar disertai dengan masalah penambahan berat badan, ini bisa menjadi tanda bahwa bayi kurang makan, mengalami kegagalan pertumbuhan, atau memiliki masalah medis lainnya. Dalam semua kasus di atas, yang terbaik adalah selalu mengawasi gejala anak dan berkomunikasi dengan dokter anak anak jika terjadi masalah yang lebih serius.
Meskipun konstipasi jarang terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, hal ini biasa terjadi setelah makanan padat dimasukkan ke dalam makanannya. Pada saat itu, bahkan buang air besar yang terjadi sesering dua hari sekali dapat dianggap sembelit jika anak mengejan atau memberi isyarat bahwa buang air besar tidak nyaman.
Selain itu, anak-anak yang mengalami nyeri saat buang air besar mungkin mulai menahan tinja (untuk menghindari rasa sakit) sehingga menyebabkan ketidaknyamanan lebih lanjut.
Umumnya, sembelit jenis ini normal. Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan sembelit pada bayi, seperti fibrosis kistik, namun kondisi ini biasanya disertai dengan gejala terkait lainnya yang akan dipantau oleh dokter anak Bunda, seperti penambahan berat badan yang buruk.
Cara mencegah sembelit pada bayi ASI
Lakukan juga beberapa tips untuk mencegah sembelit pada anak seperti beberapa hal berikut ya, Bunda:
1. Tambahkan lebih banyak serat ke dalam makanannya jika bayi mulai mengonsumsi makanan padat. Saat Bunda mulai memperkenalkan buah-buahan dan sayuran, cobalah yang berserat tinggi seperti bubur plum dan kacang polong, seperti dikutip dari laman Healthline.
2. Gerakkan kaki bayi ke depan dan ke belakang seperti sedang mengendarai sepeda. Selain itu, letakkan mereka tengkurap dengan beberapa mainan dan dorong mereka untuk menggeliat dan meraih. Aktivitas fisik sedianya dapat mendorong buang air besar.
3. Pijat perut bayi. Dengan tangan Bunda tepat di bawah pusar, pijat lembut perut bayi Bunda dengan gerakan memutar selama kurang lebih satu menit.
Jika kondisinya sembelit atau bayi ASI tidak kunjung BAB, jangan ragu untuk menghubungi dokter anak ya, Bunda. Semoga informasinya membantu, Bunda.Â
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Ketika Menteri Kanada Menyusui Bayinya di Tengah Rapat Parlemen

Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?

Menyusui
Cerita Bunda tentang Donor ASI


5 Foto