HaiBunda

MENYUSUI

Bayi ASI Tidak BAB tapi Kentut Terus, Normalkah? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 17 Nov 2023 11:29 WIB
Bayi ASI Tidak BAB tapi Kentut Terus, Normalkah? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/FamVeld
Jakarta -

Memahami seluk beluk bayi ASI memang tak mudah di awalnya. Berbagai hal perlu dipelajari termasuk kondisi ketika bayi ASI tidak BAB tapi kentut terus. Sebenarnya, hal ini normalkah, Bunda? 

Pola BAB pada bayi sejak lahir memang belum teratur seperti halnya orang dewasa. Karenanya, ketika bayi ASI tidak BAB tapi kentut terus, Bunda tidak perlu khawatir.

Pola BAB yang tidak teratur memang biasa terjadi pada bayi karena tubuhnya bereaksi terhadap perubahan. Hal terpenting, ketahui karakteristik bayi dan kapan harus menghubungi dokter.


Memang, ada beragam alasan mengapa bayi tidak buang air besar. Hal ini mungkin terasa tidak nyaman bagi mereka. Namun, dalam sebagian besar kasus, hal ini bukanlah alasan untuk khawatir berlebihan. Bisa jadi, bayi hanya mengalami perut kembung dan tidak perlu dipermasalahkan.

Bila bayi tidak BAB tapi kentut terus

Pertama, Bunda perlu memahami bahwa mengeluarkan gas itu normal dan diperlukan. Harap diingat bahwa perut kembung pada bayi atau kentut bayi merupakan hal yang normal dan diperlukan. Karena, bayi bisa kembung saat menelan udara saat sesi menyusu, baik itu menyusui langsung atau dari botol.

Si Kecil yang mengonsumsi makanan padat juga bisa mengalami kembung karena makanan tertentu seperti kubis, bawang bombay, buncis, brokoli, dan kacang polong. 

Ketika ada udara ekstra dalam sistem pencernaannya, mereka perlu mengeluarkannya melalui sendawa atau buang gas. Jika tidak, mereka mungkin mengalami gejala seperti sakit perut, kembung, menangis terus-menerus, atau mudah tersinggung seperti dikutip dari laman Hellodoctor.

Seberapa sering bayi harus BAB?

Berbeda dengan masa-masa awal bayi baru lahir yang tampaknya setiap penggantian popok berarti buang air besar, bayi secara alami akan buang air besar lebih sedikit saat ia berusia beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Ada batasan sehat mengenai seberapa sering bayi harus buang air besar. Selama bayi menyusu sesuai harapan dan berat badannya bertambah (1 hingga 2 pon sebulan), jangan khawatir tentang jumlah buang air besar.

Beberapa bayi berusia 2 bulan atau lebih buang air besar sekali sehari atau lebih sering. Bayi lain buang air besar setiap beberapa hari sekali atau bahkan seminggu sekali. Meskipun bayi lebih jarang buang air besar, kotorannya harus lembut dan mudah dikeluarkan saat buang air besar.

Seberapa sering bayi baru lahir harus buang air besar?

Jika bayi hanya disusui, ia mungkin tidak buang air besar setiap hari. Hal ini karena tubuhnya dapat menggunakan hampir seluruh komponen ASI untuk nutrisi dan hanya ada sedikit sisa yang perlu dikeluarkan. Setelah sekitar 3 hingga 6 minggu pertama, bayi bahkan bisa bertahan seminggu penuh tanpa buang air besar.

Jika bayi diberi susu formula, ia harus buang air besar setidaknya sekali setiap beberapa hari. Namun ada bayi yang buang air besar setiap hari, ada pula yang lebih sering buang air besar, hingga beberapa kali sehari. 

Seorang bayi terkadang bisa sedikit mengalami sembelit. Faktanya, hingga 30 persen anak-anak sering mengalami sembelit. Hal ini bisa membuat bayi mengeluarkan gas (kentut), meski tidak buang air besar. Ketika mereka BAB, tinjanya keras.

Di sisi lain, bayi mungkin mengeluarkan gas di sela-sela buang air besar, tanpa sembelit. Ada beberapa alasan umum mengapa hal ini kadang-kadang bisa terjadi. Bayi terkadang menelan udara, yang dapat menyebabkan gas.

Beberapa bayi secara alami mengeluarkan gas dan hal ini sangatlah normal. Namun jika bayi tampaknya mengalami sakit perut, segera konsultasikan dengan dokter anak ya, Bunda.

Cara mengatasi bayi kentut terus tetapi tidak BAB

Dalam kebanyakan kasus, perut kembung dan sembelit pada bayi akan hilang dengan sendirinya seiring dengan sistem pencernaannya yang mampu mengatasi masalah tersebut seperti dikatakan Karen Gill, M.D, dikutip dari laman Healthline.

Jika bayi baru lahir (di bawah usia 6 minggu) tidak BAB sama sekali atau sangat jarang BAB, segera temui dokter.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak buang air besar bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Bunda juga sebaiknya mewaspadai adanya gejala lain yang muncul seperti:

  • Muntah
  • Menolak makanan
  • Menangis berlebihan
  • Perut kembung
  • Melengkungkan punggung mereka seperti sedang kesakitan
  • Demam
  • Darah di tinja

Setiap kali Bunda melihat ada darah di tinja bayi, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin.

Bayi yang berusia lebih dari 6 minggu terkadang akan mengalami konstipasi. Hubungi dokter jika bayi tidak buang air besar selama lebih dari seminggu atau jika ia mengalami konstipasi dengan tinja yang keras lebih dari satu atau dua kali.

Sebagai tindakan pemulihan di rumah, Bunda juga dapat melakukan beberapa pengobatan rumah seperti berikut ini:

1. Cairan

Jika bayi berusia di atas 6 bulan, Bunda bisa memberinya minum untuk membantunya terhidrasi lebih.

2. Makanan

Jika bayi makan makanan padat, berikan mereka makanan kaya serat untuk membantu buang air besar. Cobalah bubur plum, ubi jalar, atau buah-buahan. Makanan kaya serat mungkin membuat bayi kembung, tetapi sering kali membantu buang air besar.

3. Aktivitas fisik

Bayi mungkin perlu bergerak untuk membantunya buang air besar. Menggerakkan kaki bayi seperti gerakan bersepeda dapat membantu menghidupkan mesin pencernaannya. 

4. Pijat dan mandi air hangat

Cobalah memijat perut dan tubuh bayi karena ini dapat membantu mereka rileks dan melancarkan pencernaannya. Bunda juga bisa mencoba mandi air hangat untuk membantunya rileks.

5. Pengobatan

Jika tidak ada perubahan dalam pola makan, pola makan, atau olahraga yang membantu mengatasi sembelit, dokter mungkin menyarankan untuk mencoba supositoria gliserin bayi. Ini harus dimasukkan ke dalam rektum bayi, tetapi mereka mungkin akan merasa lega dan tidur nyenyak ketika mereka dapat buang air besar dengan baik. Namun pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter ana terlebih dahulu jika Bunda mempertimbangkan pilihan ini.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Cluster Feeding pada Bayi: Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK