Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Berapa Lama ASI Rembes Terjadi dan Apakah Tanda ASI Ibu Menyusui Banyak?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 02 Jan 2024 07:40 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui
Berapa Lama ASI Rembes Terjadi dan Apakah Tanda ASI Ibu Menyusui Banyak?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion
Daftar Isi
Jakarta -

ASI rembes adalah kondisi umum yang dialami kebanyakan ibu saat pertama kali menyusui anaknya. Meski dianggap normal, ASI rembes dapat membuat Bunda kesulitan mengASIhi Si Kecil.

Bagi sebagian besar ibu menyusui, ASI rembes bukan masalah besar. Tetapi, ada juga Bunda yang merasa terganggu untuk menjalani aktivitas di luar ruangan karena ASI-nya rembes.

Apa ASI rembes tanda ASI banyak?

ASI rembes atau bocor memang bisa menjadi tanda produksi ASI yang melimpah. Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi karena dipicu oleh refleks let-down yang berlebihan pada perempuan. Refleks let-down merupakan refleks untuk memastikan bahwa ASI siap keluar dari payudara.

"Ibu baru yang persediaan ASI-nya melimpah atau refleks pelepasan (let-down) yang hiperaktif mungkin akan mengalami kebocoran ASI lebih lama dari biasanya. Bagi para ibu menyusui ini, ASI rembes bisa menjadi hal yang memalukan dan membuat frustrasi, terutama jika ibu harus kembali bekerja," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Meredith Shur, MD, dikutip dari Very Well Family.

Refleks let-down akan dikondisikan untuk merespons sensasi menyusui selama minggu-minggu awal proses mengASIhi. Perubahan yang dialami Bunda selama awal menyusui, dapat secara langsung memicu refleks let-down untuk mengeluarkan ASI.

Beberapa kondisi yang dapat memicu refleks let-down ini seperti mendengar bayi menangis, memikirkan bayi, mencium bayi, atau duduk di kursi tempat Bunda biasa menyusui Si kecil.

"Jadi cara kerjanya begini, rangsangan mendorong tubuh melepaskan oksitosin, yakni hormon yang merangsang payudara memprodukssi ASI dan dikeluarkan dari puting. Jika bayi tidak menyusu pada saat itu, maka ASI bisa bocor atau keluar terus-menerus," ujar konsultan laktasi Julie Hawksley, R.N., IBCLC, dilansir Baby Center.

"Oksitosin juga menyebabkan kontraksi yang dirasakan saat orgasme ketika berhubungan seks. Saat menjalani aktivitas seksual, payudara bisa memproduksi ASI secara berlebih hingga membuat ASI bocor," sambungnya.

Berapa lama ASI rembes terjadi?

Berapa lama ASI rembes saat menyusui akan berbeda pada setiap Bunda. Sebagian besar dapat mengalaminya selama beberapa minggu pertama menyusui.

Banyak Bunda mendapati payudaranya berhenti mengeluarkan ASI secara berlebihan pada 6 hingga 10 minggu pertama menyusui. Namun, ada juga yang melaporkan terus mengalaminya lebih dari waktu tersebut.

"Beberapa perempuan bisa terus mengalami kebocoran ASI selama mereka menyusui. Namun, banyak juga yang menyadari bahwa masalah ini akan hilang begitu bayi mereka sudah terbiasa menyusui, biasanya dalam 6 sampai 10 minggu pertama. Setelah produksi ASI selaras dengan waktu bayi ingin makan, payudara umumnya tidak akan rembes," kata Hawksley.

Perlu dipahami, Bunda. ASI rembes adalah hal yang wajar, bahkan bila terjadi selama berbulan-bulan saat menyusui Si Kecil. Bunda mungkin perlu ke dokter bila kondisi ini terjadi sampai lebih dari tiga bulan setelah full menyapih.

"Bagi beberapa ibu baru, kebocoran akan terus berlanjut selama menyusui dan bahkan selama penyapihan. Bahkan ASI bisa terus rembes hingga tiga minggu setelah anak berhenti menyusui, dan ini adalah hal yang wajar. Namun, jika ASI terus bocor tiga bulan setelah menyapih penuh, inilah saatnya menemui dokter," ungkap Shur.

MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Cara mengatasi ASI rembes pasca melahirkan

ASI rembes memang hal yang normal usai melahirkan. Tetapi, bila kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan, Bunda sebaiknya segera mengatasinya. Berikut cara mengatasi ASI rembes pasca melahirkan:

1. Pakai bantalan menyusui

Bantalan menyusui (breast pad) dapat menyerap kebocoran dan menjaga pakaian Bunda tetap bersih dan kering. Bunda bisa memakai bantalan menyusui ini bila beraktivitas di luar ruangan.

Sama hal nya dengan popok, bantalan menyusui ini harus diganti setiap kali basah untuk menghindari iritasi. Bunda juga dapat memilih bantalan sekali pakai atau kain yang bisa dicuci, tetapi jangan gunakan bantalan dengan lapisan plastik atau tahan air, karena hanya akan membuat payudara menjadi lembap.

2. Berikan jeda saat pompa ASI

Bunda yang mulai pumping perlu memerhatikan waktu untuk melakukannya bila ASI sering rembes. Pompa ASI bisa merangsang payudara untuk menghasilkan lebih banyak ASI.

Berikan jeda saat memompa ASI agar tidak memperburuk situasi. Bila diperlukan, Bunda bisa menghentikan sementara aktivitas ini.

Tetapi, pumping ASI mungkin dibutuhkan untuk mengosongkan payudara lebih cepat. Alih-alih menggunakan pompa elektrik, Bunda dapat mempompa dengan tangan untuk melegakan payudara yang penuh.

3. Sering-seringlah menyusui

Saat sedang bersama bayi, Bunda bisa mulai menyusui lebih sering untuk mencegah payudara penuh. Hal ini juga dapat membantu mengurangi jumlah kebocoran atau ASI rembes.

Tapi ingat ya, jangan menyusui tanpa menghiraukan demand (permintaan). Bila bayi memang tidak minta untuk menyusui atau tampak tidak lapar, jangan berikan ASI terus-menerus.

4. Berikan tekanan pada puting

Saat Bunda mulai merasakan sensasi kesemutan akibat refleks let-down, berikan tekanan pada puting untuk membantu menghentikan aliran ASI. Trik ini disebut juga teknik menyumbat ASI.

Bunda dapat langsung memberikan tekanan pada puting saat bocor atau menyilangkan tangan dengan erat ke payudara. Trik ini sebaiknya tidak dilakukan pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan karena dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat.

Kapan harus ke dokter?

Meski ASI rembes adalah hal yang normal, Bunda perlu memerhatikan perubahan yang terjadi pada tubuh dan ASI. Berikut beberapa kondisi yang membuat Bunda perlu ke dokter ketika mengalami ASI rembes:

  1. Kebocoran berlangsung secara signifikan atau berlanjut setelah berhenti menyusui atau lebih dari tiga bulan setelah menyapih penuh.
  2. Keluarnya cairan dari puting yang tidak menyerupai ASI, seperti cairan terlihat seperti darah atau nanah.
  3. Bunda mengalami nyeri, bengkak, dan kemerahan di payudara, disertai demam dan gejala mirip flu. Ini bisa menjadi tanda mastitis.

Demikian penjelasan terkait ASI rembes pada ibu menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda