
menyusui
Adakah Perubahan Kandungan ASI setelah 6 Bulan Menyusui dan Dampaknya untuk Bayi?
HaiBunda
Rabu, 31 Jan 2024 08:40 WIB

Daftar Isi
ASI menjadi makanan penuh nutrisi bagi bayi sejak lahir. Rasanya pun kerap berubah-ubah mengikuti makanan yang dikonsumsi busui. Lantas, mengenai kandungan di dalamnya, adakah perubahan kandungan ASI setelah 6 bulan menyusui dan apa dampaknya untuk bayi ya, Bunda?
ASI sedianya memang kerap berubah seiring waktu ya, Bunda. Sejak diberikan saat bayi lahir hingga setelah satu tahun, ASI tetap menjadi cairan yang dinamis yang bekerja secara riil time untuk melindungi bayi dengan nutrisi optimal.
Saat lahir, ASI yang diproduksi busui dirancang dengan sempurna untuk membantu tubuh bayi beralih dari pemberian makanan intrauterin ke pemberian makanan oral. Kolostrum dalam hal ini hadir dengan jumlah kecil yang mengandung perlindungan kekebalan bagi bayi. Jumlah kecil ini juga membantu sistem metabolisme bayi berkembang dengan baik.
Perubahan kandungan ASI setelah 6 bulan menyusuiÂ
Seiring bertambahnya usia, suplai ASI meningkat mengikuti kebutuhan bayi. Bunda juga dapat mempengaruhi kualitas ASI dengan mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang. Nutrisi yang baik sedianya dapat membantu menghasilkan ASI yang lebih bergizi untuk bayi.
Sedianya, komposisi ASI tidaklah konstan tetapi berubah dalam jangka pendek sebagai respons terhadap pengeluaran ASI oleh bayi. Kadar lipid dan sel tertinggi dalam ASI terjadi 30 menit setelah pemberian ASI yang baik.Â
Berbeda dengan susu formula, komposisi ASI memang bersifat dinamis dan merespons pengeluaran ASI yang terjadi selama menyusui. Plastisitas komposisi ASI mungkin merupakan kunci bagi pertumbuhan awal bayi dan program perkembangannya.Â
Sebuah studi baru yang menarik menunjukkan bagaimana pengeluaran ASI oleh bayi merangsang perubahan tidak hanya pada komposisi lipid tetapi juga komponen seluler ASI. Pengetahuan ini kini menjadi dasar bagi intervensi klinis baru yang bertujuan untuk meningkatkan hasil kesehatan bayi yang mengalami gangguan kesehatan, seperti bayi yang lahir prematur.
Susu dari setiap spesies unik
ASI lebih dari sekedar nutrisi, mengandung molekul yang melindungi bayi serta modulator epigenetik yang memprogram perkembangan. Susu dari setiap spesies mamalia memiliki komposisi unik yang berevolusi selama jutaan tahun untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Hal ini tercermin dalam variasi yang besar dalam strategi laktasi dan komposisi susu di antara spesies mamalia yang berbeda, serta patologi yang sering diakibatkan oleh konsumsi susu dari satu spesies oleh spesies lain.Â
Selain antarspesies variasi, komposisi susu bervariasi antar spesies. Misalnya, pola makan ibu diketahui mempengaruhi komposisi asam lemak ASI. Yang lebih menarik lagi, komposisi ASI setiap ibu berbeda-beda, dan perubahan konstan ini berpotensi memfasilitasi fungsi fisiologis penting.
Komposisi susu terus berubah
Fakta menarik bahwa komposisi susu terus berubah selama masa menyusui dan selama masa menyusui menimbulkan spekulasi apakah perubahan ini bermanfaat bagi bayi atau hanya mencerminkan perubahan fisiologis yang terkait dengan sintesis susu. Penelitian baru kini mengungkapkan bahwa perubahan komposisi susu ini lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.Â
Perlu diketahui bahwa kandungan lipid ASI berfluktuasi sepanjang hari sebagai respons terhadap pemberian makanan pada bayi sehingga sebelum pemberian ASI, ketika payudara lebih penuh, kandungan lipid ASI lebih rendah dibandingkan segera setelah pemberian ASI ketika payudara lebih kosong.Â
Namun, bukti empiris dari laboratorium menunjukkan bahwa ASI yang diperah beberapa saat setelah akhir pemberian ASI seringkali memiliki kandungan lipid yang lebih tinggi dibandingkan ASI yang diperoleh segera setelah pemberian ASI. Hal ini tampaknya terkait dengan volume susu yang dikeluarkan selama pemberian makan, dengan pemberian makan yang lebih besar menunjukkan respons yang lebih nyata.Â
Kemudian, saat ditelisik lebih lanjut, ibu menyusui dari berbagai tahap laktasi direkrut dan diminta untuk memberikan sampel ASI dalam jumlah kecil sebelum pemberian ASI pertama di pagi hari, segera setelah pemberian ASI, dan kemudian dengan interval 30 menit selama tiga jam berikutnya setelah pemberian ASI.
Peneliti melihat lebih dalam bagaimana kandungan lipid ASI berubah selama periode ini dan menggabungkannya dengan pengukuran kandungan sel dan protein dalam ASI. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana tingkat kepenuhan payudara memengaruhi komposisi ASI.
Semua makanan yang diperiksa mengandung lebih dari 52 ml susu. Pada semua pasangan ibu-bayi, kandungan lipid dan sel segera setelah pemberian ASI lebih tinggi dibandingkan sebelum pemberian ASI, namun kandungan lipid tertinggi dalam ASI terlihat 30 menit setelah pemberian ASI, setelah itu secara bertahap menurun seiring dengan sintesis ASI dan diisi ulang.Â
Respons yang sama juga terlihat pada kandungan sel ASI. Hubungan yang sangat erat antara kandungan sel dan lemak dalam susu serta perubahan respons terhadap pengosongan payudara sungguh luar biasa.
Peningkatan kandungan lipid dan sel pada 30 menit pasca pemberian pakan beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sebelum pemberian makan. Menariknya, laju penurunan lipid dan kandungan sel setelah maksimal 30 menit berbeda antar ibu, hal ini dapat digunakan untuk menentukan laju sintesis ASI pada masing-masing ibu seperti dikutip dari laman Milkgenomics.
Studi baru ini sekarang dengan jelas menunjukkan bahwa tingkat kepenuhan payudara berhubungan erat dengan lipid dan isi sel ASI pada waktu yang berbeda dalam sehari dan tahap menyusui, yang berpotensi mencerminkan ketergantungan kandungan ASI pada riwayat pemberian makan dan tingkat sintesis ASI pada payudara.
Melansir Ncbi, berdasarkan sebuah penelitian, komposisi ASI dari 119 sampel yang dikumpulkan  oleh 46 ibu selama bulan 7-20 menyusui dibandingkan dengan komposisi 101 sampel yang dikumpulkan pada 4-6 bulan. Asupan ASI 10 bayi ditentukan melalui tes penimbangan selama 1 bulan atau lebih pada bulan 7-16 laktasi.Â
Penurunan konsentrasi seng, tembaga, dan kalium dalam susu, yang sebelumnya tercatat pada 6 bulan pertama, berlanjut hingga 6 bulan kedua, sedangkan konsentrasi protein, zat besi, dan natrium tidak menunjukkan penurunan lebih lanjut.Â
Konsentrasi laktosa, lemak, kalsium, dan magnesium serupa dengan tahap awal laktasi. Penyapihan dikaitkan dengan perubahan komposisi susu yang signifikan. Ketika volume susu turun di bawah 300 ml/hari, terjadi peningkatan protein dan natrium serta penurunan laktosa, kalsium, dan seng.Â
Asupan ASI pada bayi yang tidak diberi susu sapi atau susu formula rata-rata 875 ml/hari (93 persen dari total asupan energi) pada usia 7 bulan dan 550 ml/hari (50 persen dari total asupan energi) pada usia 11-16 bulan.
Total asupan energi meningkat dari 610 menjadi 735 kkal/hari, namun asupan energi per kilogram tetap konstan pada kisaran yang relatif rendah yaitu 70-79 kkal/kg/hari. Hasil memang menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai asupan nutrisi dan kebutuhan bayi yang diberi ASI pada akhir masa menyusui.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Peneliti Temukan Efek Positif Kandungan ASI pada Ibu dengan Riwayat Diabetes Gestasional

Menyusui
3 Macam Protein yang Terkandung di Dalam ASI dan Keistimewaannya

Menyusui
Kandungan ASI yang Membuat Bayi Cepat Gemuk dan Tips Menyusui yang Tepat

Menyusui
Ragam Kandungan ASI yang Bisa Lindungi Si Kecil dari Penyakit

Menyusui
Kandungan ASI Bisa Berubah Sesuai Kebutuhan, Ini Penyebabnya Bun


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda