MENYUSUI
Bolehkah ASI Perah yang Sudah Diminum Dihangatkan Lagi? Ketahui Batasannya
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 26 Apr 2024 13:25 WIBMenjadi orang tua baru merupakan perjalanan indah yang penuh tantangan dan pengalaman termasuk dalam hal menyusui. Banyak hal baru yang kerap membingungkan seperti apakah boleh ASI perah yang sudah diminum dihangatkan lagi ya, Bunda? Daripada bingung, simak lebih lanjut informasinya yuk, Bunda.
Kebutuhan bayi minum ASI memang kerap berubah-ubah. Sering kali, ASI yang sudah dihangatkan dan diminum masih tersisa. Sebagai ibu yang penuh perjuangan dalam memerah ASI, tentu saja pemandangan itu membuat busui tak rela untuk membuangnya begitu saja.
Tak jarang, banyak juga ibu menyusui yang kemudian menghangatkan kembali ASI yang sudah diminum bayi dan masih tersisa ataupun menyimpannya kembali di lemari es untuk hari esok. Hmm, sebenarnya hal ini dibolehkan atau tidak ya, Bunda?
Menghangatkan ASI perah
Untuk memahami alasan di balik pedoman penyimpanan ASI, pertama-tama Bunda perlu memahami bahan apa yang terbuat dari ASI. Ini bukan hanya makanan untuk bayi tetapi ASI merupakan zat hidup yang mengandung antibodi, sel hidup, enzim, dan nutrisi penting.
Komponen-komponen ini menjadikan ASI sebagai bagian tak terpisahkan dari kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan Si Kecil. Di sisi lain, sayangnya bahan-bahan tersebut juga membuat ASI lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri jika tidak ditangani atau disimpan dengan benar.
Untuk itu, mengikuti panduan penyimpanan ASI dengan benar dapat membuat kualitas ASI yang diberikan kepada bayi tetap terjaga. CDC merekomendasikan cara menyimpan ASI dengan benar dengan ketentuan berikut ya, Bunda:
1. ASI yang baru dipompa atau diperah dapat bertahan pada suhu ruangan (dengan suhu sampai 25°C) hingga 4 jam.
2. Pendinginan ( 4°C atau lebih dingin) dapat memperpanjang durasi penyimpanan aman hingga 4 hari.
3. Penyimpanan di dalam freezer (suhu 18°C atau lebih dingin), dapat disimpan dengan aman selama 6-12 bulan.
4. Setelah dicairkan, susu yang sebelumnya dibekukan dapat disimpan dengan aman di suhu ruangan selama 1-2 jam (atau 1 hari di lemari es)
Namun, aturan ini mulai berubah setelah ASI dihangatkan untuk disusui.
Para profesional kesehatan, termasuk konsultan laktasi dan dokter anak, umumnya menyarankan agar ASI tidak didinginkan lagi setelah dihangatkan.
Hal ini karena setelah ASI dihangatkan hingga mencapai suhu menyusui normal, pertumbuhan bakteri akan meningkat seperti dikutip dari laman Milkify.
Katakanlah Bunda menyiapkan botol dan menghangatkan susu. Bakteri apa pun dalam susu akan mulai berkembang biak lebih cepat dibandingkan jika susu berada pada suhu kamar atau di lemari es.
Permasalahannya, meskipun memasukkan botol ke dalam lemari es akan memperlambat pertumbuhan bakteri, hal ini tidak akan membalikkan pertumbuhan bakteri apa pun yang terjadi saat susu masih hangat.
Mengekspos bayi pada tingkat bakteri yang berpotensi berbahaya dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Dan karena ASI adalah makanan hidup yang penuh dengan mikroba (dan juga gula yang disukai mikroba tersebut), sebaiknya berhati-hatilah dan jangan pernah mendinginkan ASI yang sudah dihangatkan.
Penting sekali untuk mengikuti pedoman keamanan ASI karena bakteri dapat tumbuh di dalamnya jika Bunda membiarkannya terlalu lama. Bayi juga lebih rentan terhadap kuman dan mungkin tidak mampu melawan penyakit atau infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum mempunyai kesempatan untuk membangun antibodi yang mencegah mereka sakit, seperti dikutip dari laman WebMd.
Untuk memastikan ASI tetap aman setelah dicairkan, pastikan mengeceknya dengan panduan berikut:
1. Cium dan cicipi setiap beberapa jam setelah dimasukkan ke dalam lemari es.
2. Cairkan satu batch setiap minggu untuk diuji. Beberapa orang mendapati ASI mereka terasa atau berbau sabun, logam, atau amis. Itu tidak selalu berarti ASI Bunda asam atau busuk, tetapi Bunda harus berkonsultasi dengan dokter atau spesialis laktasi tentang apa yang harus dilakukan jika ASI Bunda terasa atau berbau tidak enak atau bayi Bunda tidak menyukainya. Bunda mungkin perlu menghindari makanan tertentu, mengubah cara Bunda memompa atau menyimpan ASI, atau melakukan perubahan gaya hidup lainnya.
Ada baiknya, cicipi terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada bayi. Mungkin tidak masalah jika baunya masih oke dan rasanya sedikit manis. Namun, sebaiknya segera membuangnya jika ada bau atau rasa asam pada ASI tersebut ya, Bunda.
Semoga informasinya membantu, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!