Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

10 Gejala Bayi Keracunan ASI dan Cara Mengatasinya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 23 May 2024 10:15 WIB

Selected focus on little cute baby crying on her mother hand.
10 Gejala Bayi Keracunan ASI dan Cara Mengatasinya/Foto: iStock
Jakarta -

Perut bayi yang masih sensitif membuat mereka bisa berisiko mengalami keracunan, termasuk disebabkan oleh ASI. Kenali gejala bayi keracunan ASI dan cara mengatasinya yuk, Bunda.

Keracunan pada bayi memang perlu diwaspadai karena bisa menghampiri kapan saja. Dalam hal ini, bayi yang minum ASI pun tidak luput dari risiko tersebut. Ya, keracunan makanan terjadi ketika bayi biasanya mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab penyakit. 

Pada kasus bayi keracunan ASI biasanya lebih karena bayi mengonsumsi ASI basi, kedaluwarsa, atau menggumpal yang dapat menyebabkan kram perut, perut kembung, dan rewel pada bayi.

Sering kali, ASI basi tersebut sudah rusak kandungannya dan akan terkontaminasi sehingga menyebabkan bayi tertular bakteri dan mengalami diare serta muntah-muntah, seperti dikutip dari laman Vinmec.

Bayi keracunan ASI 

Selain itu, beberapa virus juga dapat menyebabkan keracunan pada anak. Karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang, anak-anak di bawah usia 5 tahun biasanya mempunyai risiko lebih tinggi mengalami keracunan makanan atau minuman dibandingkan orang dewasa.

Risiko keracunan pada bayi memang kerap tak disadari para ibu. Terutama keracunan yang disebabkan ASI. Sebab, para ibu merasa bahwa ASI merupakan makanan yang paling aman sehingga mereka tak terpikir kalau ASI bisa menjadi bumerang bagi Si Kecil.

Gejala bayi keracunan ASI mungkin tidak langsung muncul ya, Bunda. Biasanya, gejala keracunan tersebut akan muncul dua hingga 48 jam setelah bayi meminum ASI. Gejala tersebut pun akan berlangsung satu atau dua hari, namun bisa juga berlanjut selama seminggu atau lebih pada kasus yang parah, seperti dikutip dari laman Baby Center.

Pada anak-anak memang sulit membedakan keracunan dengan gastroenteritis ya, Bunda, karena gejala keduanya sangatlah mirip. Namun, beberapa gejala kemungkinan akan ditimbulkan saat bayi mengalami keracunan ASI. Berikut ini beberapa gejala keracunan ASI yang perlu diketahui:

1. Muntah
2. Diare
3. Kram perut
4. Mual
5. Demam
6. Panas dingin
7. Nyeri
8. Sakit kepala
9. Bayi rewel karena menandakan mereka sakit perut
10. Dehidrasi biasanya menjadi gejala keracunan pada kasus yang lebih parah.

Ilustrasi bayi nangisFoto: Thinkstock

Pertolongan pertama dan cara mengatasi keracunan ASI

Biasanya, kasus keracunan pada bayi bisa diatasi secara mandiri di rumah pada kasus yang lebih ringan. Namun, jika anak mengalami dehidrasi parah, kemungkinan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat menjadi hal yang perlu dilakukan. Terkadang, dalam kasus keracunan akibat bakteri, dokter juga akan meresepkan antibiotik.

Untuk kasus yang lebih ringan, cara mengatasi keracunan ASI yakni dengan tetap menjaga bayi tetap terhidrasi. Ini dilakukan guna menggantikan cairan yang hilang dari tubuhnya karena muntah dan diare. Tawarkan bayi dari payudara atau botol dan berikan bayi sedikit air. Jika bayi atau balita enggan minum, mungkin ada gunanya memberikan cairan dengan jarum suntik.

Perlu diketahui bahwa dehidrasi merupakan kekhawatiran terbesar dalam keracunan makanan. Karenanya, penting untuk tetap menjaga bayi terhidrasi. 

Pada kasus yang parah, ketika gejala berlangsung lebih dari 1-2 hari, dan bayi mengalami demam terus-menerus, atau mengalami dehidrasi parah, segera dapatkan bantuan medis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu gejala atau untuk mengobati infeksi seperti dikutip dari laman Healthline.

Hindari memberikan minuman manis termasuk jus, soda, dan minuman lainnya karena dapat memperburuk gejala keracunan yang dialami bayi. Jika bayi demam, tanyakan pada dokter mengenai pemberian asetaminofen untuk bayi. 

Bunda tidak perlu khawatir mengenai pemulihan bayi yang mengalami keracunan. Setelah muntah dan diare berkurang dan ia dapat mentoleransi makanan, berikan makanan tambahan lainnya jika sudah berusia 6 bulan ke atas. Jauhi makanan berlemak karena dapat memperburuk gejala.

Penelitian menunjukkan bahwa menerapkan kembali pola makan standar sesegera mungkin dapat mempersingkat durasi penyakit karena mengembalikan nutrisi penting yang diperlukan untuk melawan infeksi.

Di sisi lain, jika anak melewatkan nutrisi yang baik selama beberapa hari karena penyakitnya mematikan nafsu makannya, jangan khawatir. Pastikan Bunda membuatnya tetap terhidrasi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda