Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bolehkah Si Kakak Minum ASI Perah Milik Adiknya?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 30 May 2024 12:14 WIB

Portrait of mother with two sons in bedroom at home
Bolehkah Si Kakak Minum ASI Perah Milik Adiknya?/Foto: Getty Images/Amax Photo
Jakarta -

Saat memutuskan tetap menyusui anak yang lebih besar karena fase menyusuinya belum selesai dan sudah memiliki adik, tentu menjadi tantangan tersendiri. Alhasil, ASI pun dikonsumsi adik dan kakak. Sebenarnya, bolehkah kakak minum ASI perah milik adiknya ya, Bunda?

ASI yang memiliki banyak manfaat memang bukan lagi sebuah rahasia. Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), menyusui bayi baru lahir dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit dan kondisi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, diabetes, dan bahkan obesitas pada masa kanak-kanak, sekaligus memberi mereka nutrisi yang berharga. 

Selain itu, ada juga manfaat kesehatan bagi ibu yang menyusui bayinya, seperti penurunan risiko kanker ovarium dan payudara serta kembalinya berat badan sebelum hamil lebih awal, seperti dikutip dari laman Moms.

AAP juga merekomendasikan agar bayi diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, dan seorang ibu terus menyusui bahkan setelah memperkenalkan anaknya pada makanan padat hingga bayinya berusia satu tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia mengambil langkah lebih jauh dalam memberikan ASI, dengan merekomendasikan agar para ibu terus menyusui anak hingga usia dua tahun atau bahkan lebih dari usia tersebut.

Salah satu ikatan paling alami antara ibu dan anak adalah ikatan yang terbentuk saat menyusui. Dalam realitasnya, kebanyakan ibu berhenti menyusui saat anak mereka berusia satu tahun dan ini merupakan hal yang lumrah. Padahal, manfaat ASI masih bisa didapatkan jika menyusui terus dilanjutkan.

Manfaat nutrisi ASI dalam jangka panjang

ASI ibu mengandung nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang penting bagi bayi baru lahir. Dan begitu seorang ibu mulai memproduksi ASI, nutrisinya tetap sama.

Jadi, apakah seorang anak berusia enam bulan atau enam tahun, karena mereka mengonsumsi ASI yang sama dari ibunya, mereka akan mendapatkan antibodi dan perlindungan kekebalan yang sama dari ASI.

Konselor laktasi bersertifikat Robin Elise Weiss mengatakan bahwa pemberian ASI yang diperpanjang (yang berarti berlangsung lebih lama dari tahun pertama kehidupan anak) sama halnya dengan manfaat nutrisi dalam sayuran. “Seperti bayam, entah itu porsi pertama atau ke-1.000, tetap baik untuk siapa pun.”

Namun karena anak-anak yang lebih besar mendapatkan sebagian besar nutrisinya dari makanan padat, tidak seperti bayi, anak-anak tersebut kemungkinan besar hanya ingin minum dan perlu minum sedikit ASI.

Haruskah memompa ASI untuk Si Kakak?

Karena sistem kekebalan tubuh anak belum sepenuhnya berkembang hingga mereka mencapai usia 7 atau 8 tahun, terdapat alasan untuk meyakini bahwa bayi bukanlah satu-satunya yang akan mendapatkan manfaat dari kualitas perlindungan yang ada dalam ASI. AAP menyarankan pemberian ASI harus dilanjutkan selama ibu dan anak menginginkannya.

Mayo Clinic melaporkan bahwa ASI sebenarnya bermanfaat bagi anak-anak setelah masa bayi karena memberikan nutrisi seimbang dan meningkatkan kekebalan. Tidak ada usia di mana ASI dianggap sebagai nutrisi yang tidak berarti bagi seorang anak.

Dan selama Bunda menyusui (atau memberikan ASI perah kepada anak), sel, hormon, dan antibodi dalam ASI akan terus meningkatkan sistem kekebalan anak, Bun.

Memang, AAP dan WHO belum menetapkan batasan berapa lama ASI bermanfaat untuk dikonsumsi anak kecil. Namun, tindakan menyusui sendiri membawa stigma sosial dalam budaya Barat.

Para ibu mungkin malu bila menyusui anak yang lebih besar di tempat umum. Jadi memompa dan memberinya ASI dalam sippy cup bisa menjadi solusi yang baik.

Namun, jika Bunda memutuskan untuk berbagi ASI dengan anak yang lebih besar, ada satu hal yang sangat penting untuk diingat. Anak Bunda yang lebih besar sudah menerima nutrisi dari makanan yang mereka makan dan cairan yang mereka minum, tidak seperti bayi.

Jadi pastikan kebutuhan bayi akan ASI terpenuhi terlebih dahulu sebelum memberikan ASI kepada anak Bunda yang lebih besar.

Jika anak yang lebih besar atau si kakak ingin tetap menyusu, pilihannya ada di tangan Bunda. Terkadang, bahkan busui sendiri yang tak ingin melepaskan payudara mereka saat bayi atau si adik sudah lahir. Dalam hal ini, tandem nursing dapat dilakukan. Tetapi, pastikan memberitahukan keputusan tersebut pada dokter sehingga pertumbuhan bayi dapat dipantau lebih lanjut.

Ingatlah bahwa meskipun anak yang lebih besar dapat menerima makanan dan cairan dari sumber lain, bayi sepenuhnya bergantung pada ASI untuk nutrisinya. Oleh karena itu, Bunda harus memberikan payudara kepada bayi terlebih dahulu, dan menyusui anak yang lebih besar hanya setelah bayi kenyang seperti dikutip dari laman Healthychildren.

Perhatikan juga tingkat nutrisi dan energi dengan lebih cermat. Bunda perlu makan dengan cukup untuk mendukung produksi ASI ekstra dan mendapatkan istirahat tambahan yang diperlukan untuk menangani tuntutan ekstra pada tubuh. Dokter anak akan mengetahui semua masalah ini dan dapat membantu Bunda mengatasinya.

Dan, tidak peduli apa yang Bunda putuskan untuk dilakukan sehubungan dengan menyusui dan apa yang Bunda lakukan atau tidak lakukan dengan ASI Bunda, ingatlah bahwa pilihan ada di tangan Bunda dan sepenuhnya milik Bunda. Jadi, lakukan apa yang menurut Bunda terbaik untuk keluarga, dan jangan pedulikan apa pun yang dikatakan orang lain di sekitar Bunda mengenai masalah ini.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda