MENYUSUI
Viral Video Buang ASI Perah Bermili-mili, Simak Tanggapan Konselor Laktasi
Alysa Audriani | HaiBunda
Kamis, 20 Jun 2024 16:01 WIBSeperti yang Bunda telah ketahui, memberikan nutrisi bagi Si Kecil melalui ASI bukanlah hal yang mudah. Perlu waktu agar Bunda dapat menyesuaikan diri dan memastikan bahwa jumlah ASI cukup bagi kebutuhan bayi.
Perlu diketahui bahwa setiap ibu menyusui akan memiliki produksi ASI yang berbeda-beda lho. Bagi sebagian Bunda, mereka dapat memiliki jumlah ASI yang cukup bagi anaknya. Sementara itu, banyak para Bunda lainnya yang kekurangan suplai ASI atau justru memiliki jumlah ASI berlebih alias hiperlaktasi.
Beberapa waktu yang lalu, terdapat banyak unggahan yang menjadi viral melalui media sosial berupa video para Bunda yang membuang ASI-nya. Tak dalam jumlah yang sedikit, ASI yang dibuang tersebut cukup banyak hingga bermili-mili lho.
Tentu, aksi ini dilakukan karena alasan tertentu. Pasalnya, ASI para ibu menyusui tersebut sudah basi dan juga karena mereka mengalami hiperlaktasi alias produksi ASI dalam jumlah yang berlebih.
Kendati demikian, banyaknya video yang viral tersebut menuai kontroversi bagi para netizen. Sebab, terdapat para ibu menyusui lainnya di luar sana yang bahkan harus mengalami kesulitan dalam memproduksi jumlah ASI yang cukup bagi anaknya.
Lantas, seperti apa ya tanggapan dari konselor laktasi mengenai hal ini? Simak terus informasinya.
Banyak ibu menyusui dengan jumlah ASI kurang
Melihat banyaknya video membuang ASI dalam jumlah banyak yang viral melalui media sosial, seorang konselor laktasi bernama dr. Sarah Audia, IBCLC, memberikan tanggapannya. Hal ini ia sampaikan dalam akun Instagram pribadinya, yaitu @drsarahlaktasi.
Berdasarkan pengalamannya sebagai konselor laktasi, tak dapat dipungkiri dokter Sarah banyak menemukan ibu menyusui yang memiliki suplai ASI yang sedikit.
“Keseharian saya bertemu para buibuk dengan suplai ASI normosupply (suplai normal), oversupply (hiperlaktasi), dan low milk supply baik primer maupun sekunder. Jujurly lebih banyak yg low milk supply sekunder,” tutur dokter Sarah.
Jika ibu menyusui memiliki suplai asi yang sedikit, maka hal ini juga bisa membuat nutrisi bagi bayi tidak tercukupi. Sehingga, para ibu menyusui yang mengalami kekurangan suplai ASI tak jarang dapat merasakan kesulitan.
“Jadi kebayang ya struggling ibunya, bayinya dan juga dokternya,” sambungnya.
Tak mudah bagi ibu menyusui yang alami hiperlaktasi
Meskipun jumlah ASI yg melimpah berarti nutrisi bagi Si Kecil akan selalu tercukupi, bukan berarti ibu menyusui tidak dapat merasa khawatir lho. Sebab, hiperlaktasi ini juga memberikan kesulitan tertentu.
Menurut dokter Sarah, terdapat beberapa tantangan yang bisa dialami oleh ibu menyusui dengan kondisi hiperlaktasi. Ketika memberikan ASI pada bayi secara direct breastfeeding atau langsung dari payudara, biasanya jumlah ASI yang terlalu banyak tersebut memberikan rasa tidak nyaman pada bayi.
Hal ini karena hiperlaktasi dapat menimbulkan forceful milk ejection reflex, yaitu kondisi di mana ASI yang keluar mengalir dengan deras dan payudara kembali mengisi suplai ASI tersebut dalam waktu yang sangat cepat. Biasanya, kondisi seperti ini juga disebut dengan let-down reflex.
“Dampaknya bayi ga nyaman dbf dengan forceful milk ejection reflex atau ldr yg ngucur dan PD cepet banget ngisinya melebihi kemampuan bayi,” jelas dokter Sarah.
Selain itu, ibu menyusui dengan kondisi hiperlaktasi justru rentan mengalami sumbatan pada saluran ASI-nya juga. Tidak menutup kemungkinan, hiperlaktasi juga dapat membuat ibu menyusui memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena mastitis.
Melansir dari Mayo Clinic, mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang terkadang melibatkan infeksi. Bila mengalaminya, payudara ibu menyusui akan terasa nyeri, bengkak, dan kemerahan.
Tak hanya itu, bayi yang mendapatkan asi dari ibu menyusui dengan hiperlaktasi akan cenderung lebih sering mengalami kolik. Kolik sendiri merupakan kondisi ketika bayi sering kali menangis dan rewel. Hal ini pun dapat menjadi cukup intens dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Bila mengalami hiperlaktasi, ibu menyusui juga dapat memiliki buang air besar yang berbeda dari normalnya lho. Mungkin saja, buang air besar tersebut akan berwarna hijau dan berbusa.
“Rentan sumbatan sumbatan dan sumbatan dan risk factor tinggi mastitis dan bayi sering kolik-rewel- BAB hejo dan berbusa,” tambah sang konselor laktasi.
Namun, Bunda tidak perlu merasa khawatir ya. Sebab, kondisi hiperlaktasi ini tetap dapat diatasi kok.
Menurut dokter Sarah, terdapat beberapa cara yang bisa membantu hiperlaktasi agar berhenti. Untuk mengurangi suplai asi yang berlebih, hal ini dapat dilakukan dengan perawatan konservatif seperti block feeding misalnya.
Selain itu, ibu menyusui juga dapat mengubah posisi ketika tengah memberikan ASI secara direct breastfeeding. Yaitu, dengan posisi berbaring atau laid back breastfeeding.
Bila memungkinkan, Bunda juga dapat mencoba untuk pompa ASI terlebih dahulu ketika payudara terasa penuh. Jika rasa penuh tersebut sudah mulai berkurang, maka Bunda dapat melanjutkan pemberian ASI melalui payudara secara langsung.
“Beberapa bisa dengan treatment konservatif seperti block feeding, laid back position saat dbf, pump dulu ketika PD full sampe ibu agak legaan dikit di awal lalu susui bayi,” ujar dokter Sarah.
Kendati demikian, terdapat juga ibu hamil yang memiliki kondisi tertentu sehingga harus diberikan pengobatan. Tentunya, obat ini juga tidak dijual secara bebas dan memerlukan resep dari dokter.
“Ada juga yg butuh obat yg hanya boleh diresepkan dokter setelah diperiksa langsung,” tambahnya.
Di satu sisi, banyak ibu menyusui di luar sana yang harus berjuang untuk mendapatkan suplai ASI yang cukup bagi anaknya. Di sisi lain, ibu menyusui yang mengalami hiperlaktasi ini juga memiliki berbagai kesulitan tertentu. Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Manfaat Mandi ASI seperti yang Dilakukan Indah Permatasari
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Pecahkan Rekor Dunia, Bunda Ini Jadi Donatur ASI Terbanyak Hampir 1.600 Liter
5 Tips Atasi Hiperlaktasi Seperti Dialami Ratna Galih Sehingga Tak Jadi Mastitis
Tanda-tanda Hiperlaktasi, Kondisi yang Bikin ASI Terlalu Banyak
ASI Berlimpah Hingga 4 Liter, Ibu Ini Harus Pumping di Mana-mana
TERPOPULER
5 Kalimat yang Terlihat Baik tapi Justru Menyakiti Orang Lain Menurut Pakar
Terpopuler: Potret Denada Ajak Sang Putri Pulang Kampung ke Indonesia
5 Potret Prilly Latuconsina setelah Turun BB 10 Kg, Setiap Pagi Rutin Lakukan Ini
15 Kado untuk Anak Perempuan 3 Tahun yang Bemanfaat dan Bagus
15 Makanan dan Minuman Penyebab Kolesterol Tinggi
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Calming Cream untuk Bantu Redakan Kembung hingga Kolik Anak
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi Cair yang Bagus dan Aman, Pilihan Terbaik untuk Si Kecil
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sepatu Sekolah Terbaik yang Bagus dan Awet
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Momen Romantis Ramon Y Tungka dan Istri yang Jarang Terlihat, Ini 5 Potretnya
5 Kalimat yang Terlihat Baik tapi Justru Menyakiti Orang Lain Menurut Pakar
9 Drama Korea On Going Rating Tertinggi, Terbaru di Juli Seru Semua Bun!
Terpopuler: Potret Denada Ajak Sang Putri Pulang Kampung ke Indonesia
5 Potret Prilly Latuconsina setelah Turun BB 10 Kg, Setiap Pagi Rutin Lakukan Ini
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Syifa Hadju Dipuji Tak Tiup Lilin saat Ultah, Buya Yahya Bilang Ini
-
Beautynesia
8 Tanda Tubuh Perempuan yang Kekurangan Hormon Estrogen
-
Female Daily
Kulit Lebih Sensitif Saat Menstruasi? Coba Pembalut Soft Cotton yang Bikin Nyaman!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
12 Pernikahan Selebriti Termahal, Ada yang Capai Rp 2,2 Triliun Berakhir Cerai
-
Mommies Daily
10 Manfaat Konsumsi Jahe Merah, Bisa Jaga Daya Tahan Tubuh