MENYUSUI
Berapa Jumlah Ideal ASI dari Sekali Perah atau Pompa?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Kamis, 08 Aug 2024 16:25 WIBMemompa ASI dengan semangat terkadang enggak melulu sepadan dengan hasil ASI perah yang didapat. Hmm, lantas berapa sebenarnya jumlah ideal ASI dari sekali perah atau pompa ya, Bunda?
Sebagai pejuang ASI, ketahanan dan kedisiplinan diri dalam memompa ASI penting dimiliki. Sebab, hal tersebut menjadi modal utama untuk mendapatkan hasil maksimal ASI perah yang Bunda dapatkan. Seperti diketahui, setiap ibu memiliki keunikan masing-masing dan tentunya tidak sama satu sama lain ya, Bunda.
Termasuk saat menghasilkan ASI perah tentunya hasil dari masing-masing ibu akan berbeda. Sehingga, jangan menjadikan standar hasil ASI perah ibu tetangga sebagai takaran keberhasilan memompa ASI. Karena hal tersebut justru membuat Bunda jadi minder jika hasil yang didapatkan tak sebanyak mereka.
Jumlah hasil pumping berdasarkan usia bayi
Ingatlah bahwa setiap orang berbeda ya, unda. Pada akhirnya, jika bayi bertumbuh dengan baik dan tidak memiliki masalah, maka kemungkinan besar Bunda memproduksi cukup ASI.
Penting diketahui para busui bahwa seiring pertumbuhan bayi, mereka membutuhkan jumlah ASI yang berbeda ya, Bunda. Kebutuhan ASI bayi nantinya juga berubah saat Bunda mulai memperkenalkan makanan padat.
Setiap bayi ternyata juga unik lho, Bunda. Dan, kebutuhan mereka akan ASI tentunya terlihat berbeda selama periode pemberian ASI. Bayi yang disusui atau diberi ASI juga cenderung makan lebih sering daripada bayi yang diberi susu formula.
Ukuran perut bayi dan tanda-tanda lapar adalah panduan terbaik Bunda untuk mengetahui kapan saatnya memberinya makan. Bunda juga dapat mencari tanda-tanda lain, seperti popok basah dan kotor, untuk melihat apakah bayi Bunda mendapatkan cukup ASI.
Bayi dan balita menunjukkan tanda-tanda yang berbeda untuk memberi tahu pengasuh bahwa mereka lapar atau kenyang. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membagi tanda-tanda ini berdasarkan usia:
1. Usia 0-5 bulan menoleh ke arah botol atau payudara, menutup mulut, mengerutkan atau mendecakkan bibir; mengepalkan tangan; menangis (lapar tahap akhir) memalingkan kepala dari botol atau payudara; menutup mulut; mengendurkan (melepaskan) tangan
2. Usia 6-23 bulan mereka menjadi gembira saat melihat makanan, mengulurkan tangan ke arah botol atau sumber makanan lain, atau menggunakan gerakan tangan lainnya, membuka mulut menutup mulut; mendorong botol atau makanan menjauh, atau menggunakan gerakan tangan lainnya untuk menunjukkan ketidaktertarikan, mengalihkan pandangan dari payudara, botol, atau makanan
Secara keseluruhan, tujuannya adalah memompa cukup ASI untuk memenuhi asupan harian rata-rata bayi. Seiring pertumbuhan bayi, volume perutnya juga akan ikut bertambah.
Meskipun rata-rata bayi cukup bulan dapat mengonsumsi antara 450 dan 1.200 mililiter (mL) susu atau 15 hingga 40 ons (oz.) per hari, penting juga untuk mempertimbangkan volume lambung rata-rata bayi, yang secara bertahap meningkat selama 4 minggu pertama kehidupannya. Berikut ini gambarannya ya, Bunda:
1. Hari ke-1 5–7 mL (0,17–0,24 ons)
2. Hari ke-3 22–27 mL (0,74–0,91 ons)
3. Hari ke-7 45–60 mL (1,5–2 ons)
4. Hari ke-30 80–150 mL (2,7–5 ons)
Daripada hanya berfokus pada usia bayi untuk menentukan kebutuhan susunya, penting untuk menggunakan kombinasi usia, berat badan, dan tanda-tanda lapar sebagai panduan. Selain itu, meskipun bayi baru lahir mungkin menyusu 8 hingga 12 kali sehari, frekuensinya berkurang menjadi sekitar 7 hingga 9 kali sehari saat bayi berusia 1 hingga 2 bulan.
Dengan mempertimbangkan semua itu, jumlah sesi pemompaan yang diperlukan untuk memenuhi target produksi ASI dapat sangat bervariasi, begitu pula jumlah ASI yang dihasilkan di setiap sesi seperti dikutip dari laman Healthline.
Hal-hal yang perlu diketahui sebelum memompa ASI
Setelah Bunda bersiap untuk mulai memompa ASI, ada beberapa hal yang perlu Bunda ketahui. Jika Bunda memiliki bayi yang cukup bulan, sehat, dan menyusui, Bunda dapat menunggu beberapa minggu untuk mulai memompa dan menyimpan ASI seperti dikutip dari laman Ameda.
Jika bayi lahir prematur atau sakit dan belum dapat menyusu, atau jika Bunda memilih untuk memompa ASI secara eksklusif, pompalah ASI sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu satu hingga enam jam setelah melahirkan.
Bagi Bunda yang menyusui, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:
1. Pompa ASI di pagi hari. Banyak ibu yang mendapatkan ASI paling banyak di pagi hari.
2. Pompa ASI di sela-sela waktu menyusui, baik 30-60 menit setelah menyusui atau setidaknya satu jam sebelum menyusui. Dengan demikian, bayi akan memiliki cukup ASI saat menyusui berikutnya.
3. Jika bayi ingin menyusu setelah memompa ASI, biarkan saja. Beberapa bayi lebih sabar dan akan menyusu lebih lama untuk mendapatkan ASI yang mereka butuhkan.
4. Rencanakan untuk memompa ASI 8-10 kali dalam jangka waktu 24 jam. Produksi ASI penuh biasanya 25-35 ons (750-1.035 mL) per 24 jam. Setelah produksi ASI penuh, pertahankan jadwal yang terus memproduksi sekitar 25-35 ons ASI dalam jangka waktu 24 jam.
5. Setiap ibu dan bayi berbeda, rencanakan sesi pemompaan berdasarkan apa yang paling cocok untuk Bunda berdua. Ingat, pompa ASI elektrik yang berkualitas sangat penting untuk keberhasilan pemompaan ASI.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
Tips Sukses Menyusui untuk Bunda yang Bekerja
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Tak Bisa Lama-lama, Ketahui Batas Waktu Ketahanan ASI Perah di Suhu Ruang
4 Langkah Mudah Menghitung Ukuran Corong Pompa ASI Sesuai Puting Bunda
7 Tips Menjaga Stok ASI Tetap Aman Selama Travelling
Bunda, Simak Cara Aman Pompa ASI Menggunakan Tangan
TERPOPULER
Potret Pemain Film Dominique Sanda dan Sang Putra yang Baru Wisuda Dokter
Anthony Ginting dan Istri Gelar Gender Reveal Ungkap Jenis Kelamin Anak Pertama, Intip Potretnya
Mengapa Bayi Baru Lahir Berat Badannya Turun?
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
5 Perjuangan Public Figure Berkali-kali Gagal Bayi Tabung, Meutya Hafid IVF 10 Kali
REKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduTERBARU DARI HAIBUNDA
Meisya Siregar Dirawat di RS Usai Didiagnosis 3 Kondisi Medis di Rahim, Polip hingga Mioma
Kisah Perempuan di Malang Jalani Operasi Telinga karena Sering Pakai Cotton Bud
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
Momen Kebersamaan Alleia Bersama Sang Ayah, Ariel NOAH yang Jarang Tersorot, Ini 5 Potretnya
Mengapa Bayi Baru Lahir Berat Badannya Turun?
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Terpopuler: Tompi Keluar dari WAMI Vs BPOM Cabut Izin 14 Kosmetik
-
Beautynesia
Mengenal Close Komedo dari Ciri-ciri, Cara Menghilangkan, dan Pilihan Skincare Terbaiknya
-
Female Daily
Sering Work form Anywhere? Ini 3 Pilihan Laptop yang Cocok untuk Kerja!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Elagan Jisoo BLACKPINK Jadi 'Human Dior' Selama Tur Dunia
-
Mommies Daily
Georgina Rodríguez Resmi Dilamar Cristiano Ronaldo, Ini 7 Pelajaran Relationship dari Hubungan Mereka