MENYUSUI
Kenali 3 Metode Operasi Tongue Tie yang Aman untuk Atasi Gangguan Kesulitan Menyusu
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Sabtu, 10 Aug 2024 07:50 WIBTongue tie kerap membuat bayi kesulitan menyusu. Tindakan operasi terkadang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yuk, kenali 3 metode operasi tongue tie yang aman untuk atasi gangguan kesulitan menyusu.
Tongue tie atau ankyloglossia terjadi pada sebagian bagi dan membuat para ibu stres. Meskipun ini sifatnya sementara, namun kondisi tongue tie tak bisa dibiarkan begitu saja karena bayi perlu menyusui dengan lancar tanpa hambatan untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Penyebab tounge tie pada bayi
Frenu lingual adalah untaian jaringan yang menghubungkan bagian bawah lidah dengan dasar mulut. Lidah pendek (ankyloglossia) adalah kondisi ketika pergerakan lidah dibatasi oleh frenulum lingual yang pendek atau kencang, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi seperti makan atau berbicara.
Penyebab dari tongue tie sendiri dikarenakan frenulum terlalu pendek dan kencang, atau tidak bergerak kembali ke bawah lidah selama perkembangan dan masih menempel pada ujung lidah seperti dikutip dari laman Better Health.
Banyak orang dewasa dan anak-anak tidak akan mengalami masalah meskipun memiliki frenulum lingual yang pendek dan kencang. Namun, pada bayi sering kali menjadi permasalahan yang kemudian menghambat proses menyusui mereka.
Gejala tongue tie
Kondisi tongue tie bagi orang awam mungkin tidaklah terlihat ya, Bunda. Tetapi, ketika terjadi masalah menyusui dan memeriksakan diri ke dokter, barulah permasalahan tersebut biasanya terungkap. Gejala tongue tie sendiri meliputi beberapa kondisi berikut ini, Bunda:
1. Lidah tidak dapat menjulur keluar melewati bibir.
2. Ujung lidah tidak dapat menyentuh langit-langit mulut. Lidah tidak dapat digerakkan ke samping ke sudut mulut.
3. Ujung lidah mungkin terlihat datar atau persegi, bukannya runcing saat dijulurkan.
4. Ujung lidah mungkin terlihat berlekuk atau berbentuk hati.
5. Gigi depan di rahang bawah mungkin memiliki celah di antara keduanya.
Bagi ibu menyusui, tanda-tanda bahwa bayi Bunda mungkin mengalami tongue tie yakni ketika terjadi kondisi berikut ya, Bunda:
1. Puting ibu terasa nyeri selama dan setelah menyusui.
2. Puting ibu tampak datar setelah menyusui.
3. Puting ibu tampak bercak putih pada puting setelah menyusui.
4. Bayi mengalami pertambahan berat badan yang rendah atau tidak menyusu dengan baik.
Selain itu, Bunda mungkin memperhatikan bahwa bayi terlihat tidak baik-baik saja setiap kali menyusui. Termasuk diantaranya menunjukkan tanda-tanda berikut ini:
1. Tidak menyusu pada payudara.
2. Cepat lelah saat menyusu.
3. Mengeluarkan suara klik saat mengisap.
4. Tongue tie dan masalah menyusui bayi.
Masalah menyusui memang dapat dikaitkan dengan tongue tie, tetapi kondisi ini sulit didiagnosis pada bayi baru lahir dan banyak gejala tongue-tie juga terjadi bersamaan dengan masalah menyusui lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menemui dokter atau konsultan laktasi jika Bunda mengalami kesulitan menyusui.
Penting untuk diingat bahwa sebagian besar masalah menyusui tidak disebabkan oleh tongue tie semata ya, Bunda. Ada berbagai masalah lain yang juga menjadi kendala menyusui yang mungkin menghambat proses menyusui Bunda dan Si Kecil. Tetapi, semakin cepat diketahui dan berkonsultasi dengan dokter tentunya dapat membantu mengatasi kondisi tersebut.
Kapan harus ke dokter?
Pada kondisi bayi dengan tongue tie, ada baiknya Bunda segera menemui dokter jika merasa bayi tidak cukup makan dan berat badannya tak kunjung bertambah. Anak-anak yang lebih besar dengan tongue tie mungkin mengalami kondisi berikut ini ya, Bunda:
1. Mengalami kesulitan berbicara dengan jelas dan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu (seperti d, l, t, atau th).
2. Mengalami kesulitan menjilati bibir, atau menjilati es krim.
3. Tidak dapat menjulurkan lidah melewati gigi.
4. Mendapat luka di bawah lidah saat frenulum tersangkut di antara gigi depan bawah.
5. Mengalami kerusakan gigi karena mereka tidak dapat menggunakan lidah untuk membersihkan makanan dari gigi atau langit-langit mulut.
6. Mengalami kesulitan memainkan alat musik tiup seperti dikutip dari laman Kidshealth.
Diagnosis tongue tie
Untuk mendiagnosis tongue tie, dokter biasanya akan memeriksa apakah frenulum membatasi pergerakan lidah. Untuk anak-anak yang sudah cukup umur untuk berbicara, dokter akan mendengarkan mereka berbicara untuk melihat apakah mereka kesulitan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu.
Terkadang, seorang anak mungkin perlu menemui dokter spesialis yang dapat membantu mendiagnosis dan mengobati tongue tie, seperti dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), dokter gigi anak, dokter bedah mulut, perawat atau konsultan laktasi, dan terapis wicara-bahasa
Perbedaan lidah normal dan tongue tie
Tidak semua bayi mengalami tongue tie saat mereka kesulitan menyusui ya, Bunda. "Menyusui bisa membutuhkan banyak usaha. Melatih bayi untuk mengembangkan pelekatan yang baik membutuhkan waktu dan kesabaran," kata Kandi Trevino, SLP, Speech-Language Pathologist at Children's Health, seperti dikutip dari laman Childrens.
Untuk meningkatkan kemampuan menyusui, ibu dan bayi mungkin perlu mencoba posisi lain. Jika masalah menyusui berlanjut, bayi mungkin memerlukan evaluasi menyeluruh untuk memeriksa faktor fisik lain yang dapat memengaruhi pemberian ASI.
"Terkadang ketidakmampuan bayi untuk menghasilkan isapan yang baik saat menyusu merupakan masalah dengan fungsi motorik oral secara keseluruhan atau koordinasi refleks mengisap, menelan, bernapas," kata Dr. Lenes-Voit, Dokter Spesialis THT Anak di Children's Health.
"Mungkin bayi memiliki masalah dengan tonus atau kekuatan otot. Jika bayi harus sering istirahat untuk bernapas saat makan, atau pernah berhenti bernapas atau membiru, mereka perlu dievaluasi," tambahnya.
Saat mencari tahu apakah terjadi tongue tie, beberapa faktor lain yang terkait dengan tongue tie juga diperiksa, yang meliputi seberapa baik lidah bergerak dari satu sisi ke sisi lain, seberapa baik lidah 'menangkup' saat mengisap, dan apakah ada gerakan seperti gelombang dari depan ke belakang lidah.
Biasanya, kondisi tongue tie tidak menimbulkan gejala. Jika terjadi, tanda-tandanya akan berbeda-beda, tergantung pada usia anak. Bunda dapat menandai bayi dengan tongue tie akan terlihat dalam kondisi berikut ini:
1. Kehilangan pelekatan saat menyusui atau minum susu botol.
2. Berjuang untuk mendapatkan posisi menyusui yang baik.
3. Mengeluarkan suara klik saat minum susu, terutama dari botol.
Metode operasi tongue tie yang aman untuk bayi
Perawatan bedah dapat dipertimbangkan jika tongue-tie telah didiagnosis oleh dokter dan metode lain tidak berhasil. Perawatan bedah sering kali berarti memotong frenulum dengan gunting bedah atau laser. Istilah medis untuk prosedur ini adalah frenektomi.
1. Frenotomi
Sebelum bayi menjalani frenotomi, dokter anak akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Mereka akan mencari semua kemungkinan penyebab kesulitan menyusui. Ini termasuk diantaranya gangguan yang memengaruhi sistem saraf mereka serta kondisi yang memengaruhi anatomi kepala atau mulut mereka.
Pemeriksaan ini penting karena mengobati tongue tie tidak akan cukup membantu jika faktor lain memengaruhi kemampuan bayi untuk menyusui. Jika dokter anak menentukan bahwa tongue tie adalah masalah utama, mereka akan bekerja sama dengan konsultan laktasi untuk membantu Bunda menemukan solusi. Misalnya, mengubah posisi menyusui atau menyesuaikan pelekatan bayi dapat membantu.
Namun, jika bayi tetap tidak dapat menyusu dengan baik, maka dokter akan berbicara kepada Bunda tentang frenotomi dan apa saja yang terlibat. Mereka akan memastikan bahwa Bunda merasa nyaman dengan keputusan tersebut dan menjelaskan manfaat serta risikonya.
Biasanya, dokter yang terlatih dalam melakukan frenotomi seperti dokter anak, dokter THT, atau tim terkait untuk membuat sayatan kecil pada frenulum lingual bayi. Ini adalah lipatan jaringan yang menghubungkan bagian bawah lidah bayi dengan dasar mulutnya. Memotong jaringan ini memungkinkan bayi menggerakkan lidahnya dengan lebih bebas.
Metode tradisional untuk frenotomi menggunakan gunting untuk memotong (melepaskan) jaringan ini. Ini adalah standar emas. Namun, beberapa dokter menggunakan metode lain, seperti laser. Para peneliti terus membandingkan manfaat dan kekurangan berbagai metode ini seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.
Bayi tidak memerlukan anestesi dalam bentuk apa pun untuk prosedur ini. Beberapa tim medis kerap menyarankan penggunaan sukrosa oral (larutan gula) sebelum prosedur untuk membantu bayi merasa lebih nyaman. Sebagian besar bayi merasa nyaman setelahnya dengan menyusu.
2. Frenektomi
Frenektomi sebenarnya sama halnya dengan frenetomi yang dapat merujuk pada prosedur apa pun yang memotong atau memodifikasi jaringan ikat pada tubuh. Salah satu jenis yang umum adalah sunat serta operasi tongue tie.
Tongue tie biasanya terjadi pada bayi dan pada bayi yang memiliki kondisi ini terkadang tidak dapat menyusu dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan pertambahan berat badan yang lambat atau penurunan berat badan pada bayi seperti dikutip dari laman Healthline.
Jika Bunda menyusui, Bunda mungkin mengalami lebih banyak rasa sakit saat menyusui jika bayi Bunda memiliki lip tie atau tongue tie. Frenektomi relatif mudah dilakukan pada bayi. Penyedia layanan kesehatan atau dokter gigi dapat melakukan frenektomi di tempat praktik dengan risiko dan komplikasinya yang minimal.
3. Frenuloplasti
Prosedur frenulopasti dianggap cukup efektif mengatasi tongue tie. Frenulopasti juga berbeda dengan frenektomi lingual karena frenulum tidak dihilangkan seluruhnya, tetapi hanya diubah.
Tujuan frenuloplasti lingual adalah untuk memotong frenulum lingual secukupnya untuk melonggarkannya dan meningkatkan mobilitas lidah. Frenuloplasti lingual dapat digunakan untuk memposisikan ulang frenulum dan memindahkan titik pelekatan.
Dalam hal lamanya prosedur dan harapan pascaoperasi, frenuloplasti lingual sangat mirip dengan frenektomi lingual jika frenuloplasti tidak berhasil, frenektomi mungkin diperlukan, seperti dikutip dari laman Findlocal-dentists.
Frenektomi lingual dan frenuloplasti dapat dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser jaringan lunak. Bedah gigi laser memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bedah gigi yang dilakukan dengan pisau bedah.
Ankyloglossia yang diobati dengan laser tidak memerlukan jahitan, dan menghasilkan lebih sedikit rasa sakit dan pendarahan. Kini, banyak dokter gigi yang menawarkan frenektomi lingual dan frenuloplasti lingual baik melalui pembedahan maupun laser.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!