Jakarta -
Banyak Bunda merasa panik ketika tahu bayinya mengalami tongue tie, kondisi dimana anak tidak bisa mengisap secara optimal. Dalam kondisi ini,Â
bayi memang akan kesulitan mengangkat lidahnya ketika menyusu.
Bayi yang mengalami tongue tie tidak dapat menggerakkan lidahnya dengan bebas. Sehingga, dia kesulitan mengisap. Apalagi ketika lidah bayi terlalu pendek.
Kesulitan menghisap dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi, karena hal ini berkaitan dengan banyaknya makanan (
ASI) yang masuk ke tubuh bayi.
"Yang kita takutkan pertama, anaknya mengalami dehidrasi. Kedua, anaknya kelaparan. Sehingga, dia selalu capek duluan ketika menyusu. Enggak maksimal, berat badan anaknya bisa turun," kata dr Reisa Brotoasmoro dalam tayangan Dr Oz Indonesia.
Enggak cuma itu saja, Bunda, karena dalam sebuah ulasan di
Mayo Clinic, disebutkan bahwa tongue tie dapat berdampak pada perkembangan lisan bayi, misalnya kesulitan bicara. Kondisi ini mempengaruhi pelafalan beberapa huruf, seperti huruf 't', 'd', 'z', 's', 'th', 'r', dan 'l'.
Makanya, jika bayi mengalami tongue tie, harus segera bawa ke dokter. Nanti, dokter akan memberi tindakan yang sesuai dengan tingkat kondisi lidah bayi.
"Tidak harus selalu dilakukan pengobatan, tindakan, apakah pembedahan, maupun dengan obat yang lainnya. Tapi, kita lihat dulu dampaknya," kata dr Boy Abidin, Sp. OG (K).
 Ilustrasi ibu menyusui/ Foto: iStock |
Pada tongue tie kelas 1 dan 2 (panjang lidah berkisar 12-16 mm dan 8-11 mm) kondisi lidah nantinya akan membaik dan berubah dengan sendirinya. Sedangkan, untuk kelas 3 dan 4 (panjang lidah sekitar 3-7 mm dan kurang dari 3 mm), biasanya perlu dilakukan tindakan pembedahan.
Setelah dilakukan operasi, perlu dilakukan juga senam lidah dengan cara memijat lidah bayi. Fungsinya membantu bayi mengurangi rasa tidak nyaman pasca operasi.
Jadi, jangan panik dulu ya, Bun ketika anak mengalami kondisi ini. Jika ditangani dengan tepat, lidahÂ
bayi bisa berfungsi secara normal kok.
Semoga membantu!
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)