MENYUSUI
Posisi Menyusui yang Tepat untuk Bunda dengan Hiperlaktasi
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 06 Dec 2024 08:00 WIBSindrom hiperlaktasi atau kelebihan pasokan ASI bisa menjadi masalah tersendiri bagi ibu menyusui. Ketahui posisi menyusui yang tepat untuk Bunda dengan hiperlaktasi agar lebih nyaman bersama Si Kecil ya, Bun.
Permasalahan produksi ASI memang jadi masalah klasik para pejuang ASI. Ada yang merasa produksinya minim, tetapi ada juga yang sebaiknya yakni berlebihan. Baik minim ataupun berlebihan kenyataannya memang jadi permasalahan yang membuat ibu menyusui stres. Apalagi, ketika pasokan ASI yang berlebihan tersebut membuat bayi justru rewel.
Mengenal hiperlaktasi
Sindrom hiperlaktasi juga dikenal sebagai kondisi kelebihan pasokan ASI. Hal ini terjadi ketika orang yang menyusui menghasilkan lebih banyak ASI daripada yang dibutuhkan bayinya. Jika Bunda memiliki produksi ASI yang berlebihan, kondisi tersebut dapat memengaruhi Bunda dan Si Kecil dengan cara yang berbeda.
Biasanya, dokter atau konsultan laktasi akan memberikan cara untuk mengurangi produksi ASI secara aman. Sehingga, proses menyusui yang dilakukan menjadi pengalaman yang lebih nyaman baik bagi Bunda dan Si Kecil, seperti dikutip dari laman Cleveland Clinic.
Bagaimana tubuh mulai memproduksi ASI?
Laktasi sedianya dimulai selama kehamilan, yakni saat tubuh Bunda mulai memproduksi ASI. Setelah bayi lahir, produksi ASI Bunda meningkat. Saat bayi Bunda mulai makan secara teratur, tubuh biasanya menyesuaikan jumlah ASI yang Bunda produksi agar sesuai dengan kebutuhan bayi.
Sulit sebenarnya untuk mengetahui seberapa banyak orang yang mengalami kelebihan ASI, tetapi kondisi ini tidaklah aneh ya, Bunda. Biasanya, kondisi ini terjadi saat jadwal menyusui atau memompa ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi Bunda.
Apa saja gejala dan penyebab hiperlaktasi?
Jika produksi ASI Bunda terlalu banyak, Bunda mungkin merasakan gejala-gejala tertentu pada payudara Bunda. Selain itu, Bunda mungkin mengalami beberapa gejala berikut ini:
1. Payudara bengkak.
2. Nyeri payudara (mastalgia).
3. Payudara yang tidak kosong sepenuhnya selama menyusui atau tidak terasa penuh lagi segera setelahnya.
4. Saluran susu tersumbat.
5. Air susu sering bocor dari payudara.
6. Puting pecah-pecah.
7. Puting berlendir.
8. Alami vasospasme.
Jika Bunda mengalami hiperlaktasi, bayi mungkin tidak mau menyusu atau mungkin menarik diri dari puting Bunda saat menyusu. Bunda juga mungkin memperhatikan saat bayi menyusu bahwa mereka melakukan beberapa hal berikut:
1. Melengkungkan punggung atau menegangkan tubuhnya saat menyusu.
2. Batuk, tersedak, atau menelan ludah saat menyusu.
3. Menangis atau gelisah saat menyusu.
4. Berat badan bertambah terlalu banyak atau tidak cukup.
5. Menghasilkan feses yang berlebihan termasuk feses berwarna hijau atau berbusa atau mengandung darah di fesesnya serta sering muntah.
Penyebab dari hiperlaktasi sendiri sangatlah beragam ya, Bunda. Terkadang, memang tidak ada penyebab khusus dari hiperlaktasi. Tubuh dalam hal ini mungkin hanya memproduksi ASI dalam jumlah banyak, terutama pada awalnya.
Kondisi ini biasanya membaik jika Bunda hanya menyusui atau memompa ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi Bunda. Memompa ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi Bunda dapat menyebabkan kelebihan pasokan ASI.
Selain itu, beberapa orang tua yang menyusui secara alami memproduksi lebih banyak ASI karena faktor genetik. Bunda mungkin juga berisiko lebih tinggi mengalami sindrom hiperlaktasi jika Bunda mengalami hiperprolaktinemia. Di luar itu, mengonsumsi suplemen herbal tertentu juga dapat memengaruhi produksi ASI Bunda secara berlebihan.
Posisi menyusui tepat untuk Bunda dengan hiperlaktasi
Ketika Bunda mengalami hiperlaktasi, biasanya dokter atau konsultan laktasi akan menganjurkan Bunda mengikuti permintaan bayi untuk menyusu ketimbang menyusui sesuai jadwal yang ditetapkan.
Hal tersebut dapat membantu produksi ASI Bunda menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Selain itu, menggunakan posisi side lying atau laid back saat menyusui dapat membantu memperlambat laju aliran ASI sehingga bayi dapat mengatasi refleks pengeluaran ASI yang berlebihan dengan lebih baik.
Untuk mengatasi produksi ASI yang berlebihan dan dapat berkurang perlahan, Bunda dapat berdiskusi dengan konsultan laktasi ya, Bunda. Terkadang, menyusui secara bergiliran dapat membantu. Bunda dapat menyusui bayi secara bergiliran dalam waktu tertentu (sering kali tiga jam) sepanjang hari dan malam. Tanyakan kepada konsultan laktasi perihal lamanya waktu yang harus Bunda gunakan untuk setiap jeda tersebut.
Seiring waktu, terkadang paling cepat 36 jam, menyusui bayi dari payudara yang sama selama dua kali atau lebih menyusui membantu mengurangi rangsangan keseluruhan pada payudara. Rangsangan yang berkurang membantu mengurangi volume ASI di setiap payudara.
Bunda juga dapat secara bertahap mengurangi volume pemompaan selama beberapa hari atau minggu. Meski demikian, menghentikan pemompaan secara tiba-tiba dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat atau mastitis, jadi konsultasikan dengan dokter ataupun konsultan laktasi untuk mengurangi frekuensi atau jumlah pemompaan secara bertahap.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video berikut:
Simak video di bawah ini, Bun:
3 Penyakit Kronis yang Bisa Dicegah dengan Bunda Menyusui Bayi
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
ASI Menyembur, Apakah Salah Satu Tanda Busui Alami Hiperlaktasi?
Pecahkan Rekor Dunia, Bunda Ini Jadi Donatur ASI Terbanyak Hampir 1.600 Liter
5 Tips Atasi Hiperlaktasi Seperti Dialami Ratna Galih Sehingga Tak Jadi Mastitis
Tanda-tanda Hiperlaktasi, Kondisi yang Bikin ASI Terlalu Banyak
TERPOPULER
Chelsea Olivia & Glenn Alinskie Rayakan 18 Th Bersama, Tetap Romantis & Saling Umbar Pesan Mesra
Potret Kedekatan Herfiza dan Donna Harun, Disebut Menantu & Ibu Mertua Idaman
10 Penyebab Suami Istri Tidak Saling Bicara dan Cara Mengatasinya
5 Potret Jihan Fahira & Primus Yustisio yang Kini Sama-sama Jadi Anggota Parlemen
5 Potret Aaliyah Massaid & Thariq Halilintar Bareng Baby Arash, Wajahnya Bikin Penasaran
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Chelsea Olivia & Glenn Alinskie Rayakan 18 Th Bersama, Tetap Romantis & Saling Umbar Pesan Mesra
10 Penyebab Suami Istri Tidak Saling Bicara dan Cara Mengatasinya
5 Potret Aaliyah Massaid & Thariq Halilintar Bareng Baby Arash, Wajahnya Bikin Penasaran
Posisi Spooning saat Hamil, Ini Manfaat dan Aturan Aman Melakukannya
Potret Kedekatan Herfiza dan Donna Harun, Disebut Menantu & Ibu Mertua Idaman
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Ratecard El Barack Naik, Jessica Iskandar: Dia Merasa Semakin Populer
-
Beautynesia
Kalau Soal Ketulusan, 4 Zodiak Ini Nggak Perlu Diragukan Lagi!
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Ari Lasso & Kekasih Baru Hadir di Pernikahan Luna Maya, Go Public
-
Mommies Daily
Baru di Minggu Ini, Dari Keseruan Wardah SKINVERSE CLINIC 2025 hingga Line-Up Synchronize Fest 2025