Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tak Perlu Bandingkan Diri Kita dengan Ibu Lain Ya, Bun

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Senin, 14 May 2018 08:12 WIB

Jangan samakan standar ibu lain dengan diri kita ya, Bun
Tak Perlu Bandingkan Diri Kita dengan Ibu Lain Ya, Bun/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Menjadi ibu memang nggak ada patokan saklek harus menjadi seperti A atau seperti B. Nggak pernah ada cara spesifik ibu itu harus seperti apa dan gimana. Ya, kitalah yang menentukan harus menjadi seperti apa bagi anak-anak kita.

Meskipun kadang sebagai manusia biasa, kita para ibu masih sesekali membandingkan diri ini dengan yang lain. Apalagi ketika melihat ibu-ibu lain di sekitar kita, termasuk di media sosial (medsos). Kalau kata psikolog dari Tiga Generasi, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, kadang kita lupa lho bahwa medsos masing-masing ibu adalah hak masing-masing ibu pemiliknya.

Kalau misal kita merasa ada 'racun' di medsos kita dan merasa bahwa follow akun seseorang nggak ada tujuannya, hal kita kok meng-unfollow atau memblock akun tersebut.



"Standardisasi seorang ibu kadang jadi bikin pressure sendiri dan ini nih yang biasanya bikin baby blues. Makanya daripada jadi banding-bandingin diri sama orang lain, kalau dirasa itu toxic ya udah unfriend aja," ungkap Vera di tengah acara Mothercare 'Senangnya Jadi Ibu', di XXI Lounge, The Djakarta Theater, Thamrin Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Kita nggak bisa tuh yang namanya saling menghakimi antara ibu dengan ibu lain atau anak kita dengan anak lain. Karena tiap ibu dan anak punya situasi serta keadaan masing-masing yang unik.

"Kita nggak bisa menyamakan semua situasi sama dengan situasi kita. Banyak kok cara lain untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita dan kadang kita emang harus pakai kacamata kuda untuk menghadapi semua judging yang ditunjuk ke kita," tutur Vera.

Karena kalau kita bawa semua kata dan omongan serta penilaian orang lain ke dalam diri dan mematoki diri harus menjadi ibu yang seperti ini itu, duh, nggak ada habisnya, Bun.

Beneran deh, kalau kita menerima diri kita sendiri apa adanya itu jauh lebih menyenangkan. Nggak perlu kita menjadi sempurna atau sebaik orang lain, karena kitalah yang paling tahu apa yang si kecil butuhkan. Lalu, kitalah yang paling tahu seberapa besar energi yang kita punya. Atau, bisa dibilang selalu berusaha jadi sempurna itu hanya bikin stres.

Vera juga bilang seseorang cenderung stres ketika harapan nggak sesuai realita. Nah, karena itu ekspektasi nggak boleh berlebihan alias nggak realistis dan nggak fleksibel.

"Tanpa target di luar diri kita, diri kita sudah berubah. Jangan diperberat dengan hal lain," kata Vera.

Vera pun menyarankan agar para bunda lebih rileks, sehingga nggak gampang tertekan. Kadang kita nggak perlu jadi perkasa jika energi yang kita punya nggak sebesar orang lain atau yang diharapkan.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda