Jakarta -
Bagi Bunda penyuka karya sastra, kabar duka datang dari dunia literasi.
NH Dini, novelis
Pada Sebuah Kapal meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan di tol Semarang, Selasa (4/12/2018).
Kecelakaan terjadi pada Selasa siang pukul 11.15 WIB di ruas jalan tol KM 10. Saat itu, ada truk yang mengalami kendala mesin dan mundur mengenai Toyota avanza yang ditumpangi Sri Hardini atau NH Dini.
"Diduga, light truk mengalami kerusakan (berhenti sesaat di jalur utama) saat pengemudi akan melanjutkan perjalanan tidak bisa dikendalikan sehingga berjalan mundur kemudian terjadi kecelakaan dengan Kbm Toyota Avanza Nopol H-1362-GG yang melaju searah di belakangnya," kata Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi, dilansir
detikcom.
Pengemudi Avanza, Suparjo, dan penumpang yang ada dalam mobil tersebut, NH Dini, kemudian dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa wanita bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin tersebut tidak tertolong dan meninggal di RS Elisabeth Semarang.
 Foto: Nh Dini (Angling Adhitya P/detikHOT) |
NH Dini rencananya akan dikremasi hari ini, Rabu (4/12/2018) di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kerabat tampak berdatangan ke kamar jenazah untuk menyampaiakan bela sungkawa. Keponakan NH Dini, Paulus, mengatakan rencananya kremasi akan dilakukan pada Rabu siang.
"Dibawa ke wisma Banyumanik, rencana semalam di sana kemudian jam 09.00 atau 10.00 dibawa ke Ambarawa. Beliau minta dikremasi, tapi karena yang di Semarang full, jadi di bawa ke Ambarawa," kata Paulus, dikutip dari
detikcom.
Tonton video: Sosok Nh Dini di Mata Keluarga dan Kerabat[Gambas:Video 20detik]
NH Dini merupakan novelis sekaligus sastrawan asal Semarang yang lahir pada Februari 1936. Ia banyak melahirkan novel dan mendapat sejumlah pernghargaan, salah satunya SEA Write Award dari pemerintah Thailand.
Dilaporkan
CNN, sejak Februari 2016, kondisi NH Dini terbilang lumayan sehat di usia 80 tahun. Namun, ia harus tetap mengontrol osteoarthritis (penyakit sendi) dan vertigo lewat jamu dan tusuk jarum.
 Foto: Silvia Galikano/CNN |
Kondisi inilah yang tak memungkinkan Dini berjalan jauh dan membaca dalam waktu lama. Membaca empat-lima halaman buku sudah cukup membuat vertigonya kumat. Sebelum mengalami kecelakaan, NH Dini pun ternyata baru saja menjalani terapi akupuntur di Kota Semarang. Paulus membenarkan wanita yang akrab disapa Eyang Bibi itu baru dari akupuntur.
"Jadwal tusuk jarum seminggu sekali. Untuk kesehatan saja," kata Paulus.
NH Dini meninggalkan dua putra dan empat cucu. Anak pertama Marie-Claire Lintang dan anak kedua Pierre-Louis Padang Coffin, yang merupakan animator terkenal di dunia. Lintang saat ini tengah perjalanan pulang dari Bandung ke Semarang. Sementara Padang masih di Prancis.
Kepergian novelis 'Namaku Hiroko' itu juga meninggalkan duka bagi berbagai pihak. Salah satunya Penulis serial buku anak
Mata, Okky Madasari, yang turut berduka atas kepergian
NH Dini.
"NH Dini. Ia yang sedari awal menggugat bangunan ideal perempuan, perkawinan, cinta dan keluarga. Selamat jalan, Bu," kicau Okky.
Selamat jalan NH Dini, legenda literasi Indonesia...
Bicara soal literasi, menurut psikolog Travellia Tjokro PhD, membaca memiliki banyak manfaat yang sangat menunjang perkembangan seorang anak. Baik perkembangan kognitif maupun sosial-emosionalnya. Terlebih, membaca juga bisa jadi salah satu cara melatih pemikiran yang kritis dan cerdas sejak masa kanak-kanak.
Karena itu, jurnalis sekaligus duta baca, Najwa Shihab menyarankan, buatlah kegiatan membaca pada anak jadi suatu yang menyenangkan. Bukan kewajiban atau keharusan karena itulah kuncinya.
(aml/muf)