Jakarta -
Perceraian jadi satu pelajaran hidup yang berharga bagi
Enno Lerian. Wajar saja kalau ibu empat anak ini dan sang suami, Priambodo Soesetyo, enggan mengalami kegagalan untuk kedua kali.
Ya, Enno dan Priambodo sama-sama pernah bercerai di pernikahan pertama masing-masing. Setelah lima tahun lebih menjadi
single mother bagi Bumi Pradipa Pria Untara, Enno menikah dengan Priambodo pada 30 Juli 2011.
Selama dua tahun pertama, Enno merasa tidak mudah menjalani rumah tangga bersama Priambodo. Perempuan 35 tahun ini bahkan mengakui, sang suami memiliki karakter temperamental sehingga mereka sering bertengkar.
"Karena sama-sama pernah gagal, kita pasti ingin menjalani rumah tangga yang
perfect banget. Dia enggak mau gagal lagi dan jadi
over protective," cerita Enno dalam
Intimate Interview bersama
HaiBunda, baru-baru ini.
Setelah anak pertama, Abimanyu Praja Soesetyo, lahir pada 14 Juli 2013, barulah mereka menyadari
pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga. Cobaan apapun, kata Enno, harus dihadapi bersama.
"Kita berusaha untuk santai banget menjalani rumah tangga dan membawanya lebih penuh suka cita," tutur penyanyi cilik era 1990-an yang kini berprofesi sebagai penyiar radio.
Enno Lerian bersama suami dan anak-anak/ Foto: Instagram |
Meski sempat merasa Tuhan tidak adil telah memberi cobaan berat di usia muda, Enno kemudian bersyukur atas apa yang telah dialaminya.
"Ternyata, hari ini, aku bisa tertawa dan berterima kasih atas ujian yang luar biasa dan bisa membentuk aku seperti ini," imbuhnya.
Ya, membina rumah tangga untuk kali kedua memang tidak mudah ya, Bun. Terlebih, keduanya sama-sama pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Wajar saja kalau bayang-bayang masa lalu menjadi cobaan berat dalam menjalani pernikahan yang baru.
Menurut psikiater Mark Banschick, M.D., menikah untuk kedua kali memang harus mempertimbangkan banyak hal. Seperti dilansir
Psychology Today, penulis buku
The Intelligent Divorce ini memaparkan, setidaknya lima hal berikut membantu meyakinkan diri saat menikah lagi:
1. Yakinkan pada calon pasangan, masa lalu akan memicu apapun dalam perjalanan di masa depan. Mintalah dia untuk tidak mudah menghakimi dan bersabar karena drama pasti berlalu.
2. Meski saat ini dia sudah resmi menjadi suami, tapi harus disadari kalau secara biologis, dia bukan ayah anak-anak dari mantan pasangan. Jangan pernah memaksa anak untuk menerima dan memanggil dia sebagai ayah.
3. Jika dia pernah merasa tersakiti oleh mantan pasangannya, yakinkan diri sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
4. Penting untuk berkomitmen menentukan rencana masa depan berdua dan juga anak-anak, termasuk masalah keuangan. "Uang bukan hal buruk, tapi bukan segalanya dalam pernikahan," kata Banschick.
5. Agama atau keyakinan juga menjadi pertimbangan penting dalam rumah tangga. Jangan sampai perbedaan dalam menjalani keyakinan menjadi pemicu
perpisahan terulang lagi.
Bunda, simak juga curahan hati Enno Lerian selengkapnya di video berikut:
[Gambas:Video 20detik]
(muf/muf)