Jakarta -
Tidak bisa dimungkiri jika pengeluaran di
bulan Ramadhan berbeda dengan bulan-bulan biasanya.
Penghasilan sebulan tanpa disadari bisa cepat habis ya, Bun.
Itulah pentingnya Bunda merencanakan pengeluaran saat Ramadan berdasarkan penghasilan per bulan. Bagi pegawai, selain gaji bulanan, tunjangan hari raya (THR) menjadi dana tambahan yang menguntungkan. Namun, tidak semua orang bisa mengelolanya dengan baik.
Nah, untuk mengatasinya, Bunda bisa membedakan pengeluaran di bulan puasa dan hari raya. Menurut Ligwina Hananto,
financial management consultant, penghasilan bulanan sebaiknya digunakan untuk pengeluaran bulan puasa, sedangkan THR untuk keperluan hari raya.
"Kalau penghasilan tidak tetap, paling enggak sudah hitung-hitungan penghasilan per bulan itu berapa. Kalau untuk keperluan hari raya, yang dipakai THR," kata wanita yang akrab disapa Wina ini dalam 'Talkshow Anti Boncos di Bulan Ramadan' di Co Hive Plaza Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Ilustrasi pengeluaran selama Ramadhan/ Foto: istock |
Seperti namanya, THR adalah tunjangan yang khusus diberikan untuk hari raya. Kebutuhan yang bisa terpenuhi dengan THR antara lain biaya mudik, angpau Lebaran, atau membayar
zakat fitrah.
"Jadi untuk hari raya, ambilnya bukan dari gaji bulanan, tapi dari THR," ujar Wina.
Wina menambahkan pentingnya untuk belajar
matching concept selama bulan Ramadhan. Artinya, penghasilan bulanan dan tambahan harus dibedakan, supaya enggak boros.
Bila ada pengeluaran tidak terduga saat Ramadhan, sebaiknya keluarga menyiapkan dana darurat, Bun. Dana darurat bisa digunakan jika penghasilan dan THR tidak mencukupi kebutuhan saat Ramadhan dan hari raya.
"Lagi-lagi penting untuk menabung dan menyisihkan penghasilan untuk dana darurat," tutur Wina.
Untuk berjaga-jaga jika THR, penghasilan bulanan, dan
dana darurat habis, Wina menyarankan untuk mulai menyisihkan uang
THR di awal bulan. Paling tidak sisihkan sekitar 10 sampai 20 persen untuk memenuhi kebutuhan setelah hari raya.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)