Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Curhat Pilu Putra Arifin Ilham, Harus Tegar Demi Sang Ibu

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 27 May 2019 12:01 WIB

Selepas kepergian sang ayah, putra kedua Arifin Ilham harus tegar, demi menjaga ibundanya.
Curhat Pilu Putra Arifin Ilham, Harus Tegar Demi Sang Ibu /Foto: Instagram @ameer_azzikra
Jakarta - Duka atas kepergian Ustaz Arifin Ilham masih begitu terasa. Terutama bagi keluarga yang ditinggalkan, salah satunya putra kedua sang ustaz, Ameer Azzikra.

Dikutip dari InsertLive, saat tahu kabar ayahnya meninggal, Ameer mengaku langsung menangis. Namun, dia justru tahu kabar tersebut dari akun media sosial kakak sulungnya, Muhammad Alvin Faiz.

"Biasa kan kita ngomong di grup keluarga, habis chat Ameer mau tidur karena tahu besok sahur mau berangkat ke Penang. Ameer nyalain mode pesawat pengen tidur, tapi yang namanya gatel, ya udah main HP lagi lah, nyalain wifi, buka IG, eh Alvin baru ngepost dua menit, Abi meninggal. Ameer langsung ke kamar Abi, langsung nyium bau-bau Abi, parfum Abi, terus keinget, langsung mewek," cerita Ameer.


Ia lalu menangis sedalam-dalamnya untuk melampiaskan kesedihan. Ia lepas semua sesak di dadanya, mengingat banyaknya tanggung jawab di depan yang mesti dipikulnya.

"Di saat itu Alvin datang, Alvin masuk kamar abi, nguatin Ameer. Ameer harus kuat, apalagi depan mama enggak boleh nangis ya, 'iya Vin siap'," ungkap Ameer.

"Ya udah bismillah, di saat itu Ameer merasa kuat, bukan karena Ameer kuat. Ameer kuat karena punya orang terdekat yang kuat, siapa? Alvin, mama, punya jamaah, teman-teman banyak, jadi Ameer tidak merasa sedih sendiri, Ameer merasa sedihnya bareng-bareng jadi kuat," sambungnya.

Curhat Pilu Putra Arifin Ilham, Harus Tegar Demi Sang IbuKenangan Arifin Ilham semasa hidup /Foto: Instagram


Ameer sadar, dia tidak boleh larut dalam kesedihan, harus tabah dan kuat demi ibundanya, Wahyuniati. Sebagai anak, Ameer merasa bertanggung jawab untuk menjaga serta menghibur sang ibu. Ia pun selalu berusaha meluangkan waktu untuk menemani ibunya.

"Kalau mama sendiri pasti kepikiran, apalagi kalau lihat video lama sama abi, mama langsung nangis lagi. Ameer memperkuat mama dengan cara nemenin mama terus, bercanda sama mama, karena mama butuh kita, butuh anaknya," tuturnya.

Ditinggalkan orang terkasih karena meninggal pastinya hal berat untuk setiap orang, Bun. Namun, mau tidak mau, fakta tersebut harus dihadapi karena memang manusia tidak ada yang abadi.

Bicara soal bagaimana menghibur seorang istri yang ditinggalkan suami karena meninggal, bukan hal mudah. Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi, Samanta Ananta, perkataan 'sabar ya' atau 'kamu harus ikhlas' perlu dipertimbangkan lagi dalam penyampaian kepada istri yang berduka.


Sebaliknya, kata Samanta, pernyataan alternatif yang mungkin dirasa tepat, seperti, 'Saya tahu ini kondisi terberat yang kamu alami', 'Saya dapat membayangkan kesedihan yang kamu rasakan', atau 'Saya paham ini situasi yang sulit bagi kamu dan anak-anak'.

Selain itu, orang terdekat sekalipun yang ingin memberi dukungan, baiknya paham dulu emosi pihak yang ditinggalkan. Jangan sampai, niat memberi dukungan, malah membuat pihak yang ditinggalkan merasa semakin sedih.

"Keluarga terdekatnya pun perlu mendapatkan konseling agar dapat bersinergi memberikan dukungan-dukungan emosional yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh istri," tegas Samanta.

[Gambas:Video Insertlive]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda