Jakarta -
Kondisi kesehatan mantan ibu negara,
Ani Yudhoyono, dikabarkan mengalami penurunan. Hal ini diungkapkan putra sulungnya, Agus Yudhoyono.
Mengutip
detikcom, istri Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono tersebut harus dirawat secara intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU), NUH Singapura, sejak Rabu (29/05/2019).
"Tindakan itu diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan Ibu Ani yang masih belum stabil," ujar Agus.
Saat ini, kata pria yang akrab disapa AHY tersebut, seluruh anak dan cucu sudah berada di Singapura untuk mendampingi Ibu Ani dalam proses penyembuhan. Seperti diketahui, Ibu Ani harus menjalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari terjadinya infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu pengobatan yang sedang dilakukan.
"Saat ini, Ibu Ani sedang memerlukan penanganan ekstra. Seluruh keluarga besar Yudhoyono sedang berkonsentrasi pada upaya pemulihan kembali kondisi kesehatan Ibu Ani. Selain Bapak SBY, saat ini saya, Annisa, Ibas, Aliya, dan cucu-cucu juga berada di Singapura, mendampingi Ibu Ani dalam proses penyembuhan ini," tutur Agus.
Lebih lanjut, Agus meminta masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan kesehatan sang ibunda agar kembali stabil dan terus membaik.
 Anak, menantu, dan cucu Ibu Ani Yudhoyono. (Foto: Instagram) |
"Berkaitan dengan itu, di sepertiga akhir bulan suci Ramadhan yang mulia dan penuh berkah ini, kami keluarga besar Yudhoyono memohon kerelaan hati masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan agar kondisi kesehatan Ibu Ani kembali stabil, terus membaik, dan dapat menjalani proses penyembuhan selanjutnya," ucapnya.
Bunda, selain penanganan secara medis, dukungan keluarga tak kalah penting bagi
pasien kanker. Senada dengan yang diungkapkan Prof. Dr. dr.Susworo, SP.Rad(K). ONK.RAD.
"Sangat amat penting selama tidak sesat. Artinya, keluarga mengarahkan ke prosedur medis yang benar," tegasnya, dikutip dari
detikcom.
Menurut Susworo, kanker membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu lama, bahkan hingga tahunan. Ia memahami bahwa keluarga mungkin dihinggapi rasa bosan, atau memikirkan biaya besar yang dikeluarkan sepanjang pengobatan pasien.
Susworo kemudian menyarankan agar keluarga pasien bergabung dengan komunitas
cancer survivor. "Komunitas seperti ini tidak hanya untuk pasien, tapi juga pendampingnya. Kalau merasa jenuh gabunglah ke situ," imbuhnya.
[Gambas:Video 20detik]
(som/som)