HaiBunda

MOM'S LIFE

Bunda, Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegah Pikun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jul 2019 11:58 WIB
Bunda, Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegah Pikun/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda sering lupa belakangan ini? Atau mengeluh kalau ingatan menurun dibanding sebelumnya?

Bisa jadi itu gejala pikun karena demensia, Bun. Untuk membuktikannya, kata Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UNIKA Atma Jaya, Dr.dr.Yuda Turana, SpS, bisa mulai ditanyakan dulu pada diri sendiri, apakah belakangan ini sering lupa dan frekuensinya sering dari sebelumnya. Setelah itu tanyakan pada keluarga, benar tidak kita sering lupa.

"Disadari dulu secara subjektif, lalu dibenarkan keluarga, kalau keduanya positif, segera lakukan pemeriksaan objektif," ujar Yuda dalam acara 'Grand Opening RS Atma Jaya Paviliun Bonaventura' di Rumah Sakit Atma Jaya, Penjaringan, Jakarta Utara, baru-baru ini.


Ada dua cara untuk bisa mengetahuinya, Bun. Pertama dengan melakukan deteksi dini, seperti pemeriksaan fungsi kognitif, pemeriksaan olfaktorius, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Kedua, dengan mengenali faktor risiko, seperti gaya hidup dan penyakit yang diidap.

"Faktor risiko mungkin ada yang genetik, tapi untuk kasus demensia bukan faktor genetik yang utama, tapi faktor gaya hidup," pungkas Yuda.

Bunda, Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegah Pikun/ Foto: iStock

Nah, sedari dini, demensia bisa dicegah dengan meminimalkan faktor risiko. Yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat.

Menurut Yuda, faktor risiko gaya hidup sebenarnya bisa dimodifikasi. Misalnya, menerapkan pola makan gizi seimbang, tidak merokok, memperbanyak aktivitas fisik, dan jika mengidap hipertensi atau diabetes, harus terus dipantau dan dikontrol.

Dalam kesempatan yang sama, Dr.Rensa, Sp.PD-K.Ger, mengatakan jika sejak dini pikun bisa dicegah dengan gerakan cerdik. Gerakan ini dapat menjadi kunci untuk persiapan mencapai fase lansia yang berkualitas.

"Dari Kementrian Kesehatan, ada gerakan cerdik untuk mencegah pikun. Cek kesehatan rutin, enyahkan asap rokok, rutin aktivitas, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres," tutur Rensa.

Selain melakukan CERDIK, Rensa yakin setiap individu yang ingin sehat pasti memiliki upaya-upaya lain untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Upaya itu bisa dijadikan tambahan, namun, terpenting adalah mulai menjaga kesehatan dan memikirkan akan menjadi apa kita di hari tua nanti.

"Jadikan hari tua kita berkualitas tanpa penyakit apalagi demensia atau pikun. Bila ada sakit, jangan sampai menjadi disabilitas," tutupnya.

Bun, yuk cek kepatuhan anak apakah dia mau dekat dengan orang asing di video ini.

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Fakta Pernikahan Eva Celia & Demas, Cabut Pendaftaran Perkawinan di PN Jaksel

Mom's Life Annisa Karnesyia

Disangka Morning Sickness, Tanda Kehamilan Ini Justru Gejala Kanker Darah

Kehamilan ZAHARA ARRAHMA

Tanpa Disadari, 6 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Persalinan Terasa Lebih Sakit

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Randu Gede

300 Nama Korea Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Rupawan & Menarik

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Ketahui Jadwal dan Dosis Pemberian Obat Cacing untuk Cegah Cacingan pada Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Anak Artis Pilih Tinggal di Luar Negeri, Ada yang Lanjutkan Kuliah S2 di Inggris

7 Fakta Balita di Sukabumi Meninggal Tubuh Penuh Cacing, Aparat Desa Dapat Sanksi

Disangka Morning Sickness, Tanda Kehamilan Ini Justru Gejala Kanker Darah

300 Nama Korea Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Rupawan & Menarik

Tanpa Disadari, 6 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Persalinan Terasa Lebih Sakit

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK