Jakarta -
Dunia sastra Tanah Air berduka seiring kepergian
Arswendo Atmowiloto untuk selamanya. Dilansir
detikcom, sastrawan kelahiran Surakarta ini mengembuskan napas terakhir pada Jumat (19/7/2019) petang, di kediamannya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Berita duka kepergian Arswendo di usia 70 tahun disampaikan pihak keluarga. Tertulis dalam kabar tersebut, jenazah pria yang pernah menjabat pemimpin redaksi majalah
Hai ini disemayamkan di kediamannya.
"
Telah berpulang ke rumah Bapa di surga Bapak/mbah kakung kami tersayang Paulus Arswendo Atmowiloto. Pukul 17.38. Mohon dimaafkan semua kesalahan. Tuhan beserta Kita..," tulis kabar tersebut.
Kabar duka juga disampaikan penulis buku Maman Suherman, yang akrab disapa Kang Maman melalui akun Twitter @maman1965. "
Selamat Jalan Mas Arswendo Atmowiloto," tulisnya, disertai
emoticon menangis.
Seperti diketahui sebelumnya, Arswendo mengidap kanker prostat dan sempat mendapat perawatan intensif di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Setelah setahun berjuang melawan penyakitnya, penulis novel
Keluarga Cemara ini pun menemui ajalnya.
Selamat jalan Arswendo Atmowiloto. Karyamu akan selalu dikenang...
Tentang
kanker prostat yang dialami Arswendo Atmowiloto semasa hidup, dikutip dari
Mayo Clinic, kanker prostat adalah jenis kanker yang menyerang daerah prostat yang berada di bawah kandung kemih.
Biasanya, penyebaran kanker ini cenderung lambat yang tidak akan menimbulkan efek yang serius. Namun, terdapat juga jenis kanker prostat yang menyebar dengan cepat dan bisa mengakibatkan kematian.
Gejala paling mudah dideteksi pada kanker prostat, menurut dokter, adalah perubahan pola berkemih pada seseorang. Selain itu biasanya juga disertai dengan munculnya bercak darah pada urine.
"Jadi ada early screening namanya, PSA (Prostate specific antigen) ini harus dites. Kalau levelnya tinggi di atas 4, kemungkinan dia terkena kanker prostat," kata dr.Richard Quek, konsultan senior Medical Oncology Parkway, Singapura, dikutip dari
detikcom.
PSA merupakan sejenis protein yang dibuat oleh kelenjar prostat. Kadar PSA meningkat pada pria yang mengidap kanker prostat dan kondisi lain. Jadi sebenarnya, PSA tinggi juga belum tentu karena kanker prostat.
"Yang penting, pasien harus mendapatkan diagnosis yang akurat untuk mengetahui tipe serta tahap kanker yang diidapnya, sehingga dia bisa mendapatkan rencana perawatan yang optimal, entah itu radiasi atau lainnya," ujar Quek.
Gejala lainnya dari
kanker prostat adalah munculnya darah dalam air mani, semen. Lalu, ketidaknyamanan di daerah panggul, sakit tulang, dan disfungsi ereksi.
Bunda, simak juga penjelasan dokter tentang ciri sariawan pertanda kanker mulut, dalam video berikut:
(muf/som)