Jakarta -
Orang tua pasti senang kalau anak-anaknya makan
sayur-sayuran. Tapi, jangan lupa Bunda juga harus menjaga pola makan. Cobalah perbanyak makanan yang berasal dari tanaman karena ada kaitannya dengan risiko diabetes tipe 2.
Disebutkan, semakin banyak mengonsumsi makanan nabati semakin rendah risiko diabetes tipe 2. Sebuah penelitian mengungkapkan orang yang pola makannya sebagian besar makanan nabati risiko diabetesnya berkurang 23 persen.
"Pola makan nabati sangat menyehatkan dan bantu mengurangi risiko diabetes tipe 2," kata penulis senior kajian itu, Dr Qi Sun, profesor di Harvard T.H, Chan School of Public Health, Boston. Temuan penelitian ini dipublikasikan secara online di JAMA Internal Medicine.
Menurutnya, orang-orang yang konsumsi makanan nabati sehat seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian risiko diabetes tipe 2-nya menurun 30 persen. Kenapa? Karena makanan ini mengandung serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan bahan bermanfaat lainnya.
Lantas makanan nabati apa saja yang tidak dianjurkan? Sun bilang makanan olahan dan makanan dengan tambahan gula. Contohnya roti putih, pasta putih, sereal, keripik, kue, dan kentang.
"Dan semakin banyak konsumsi makanan nabati yang sehat, semakin baik," kata Sun mengutip
Health24.Dia menyarankan juga untuk meminimalkan konsumsi protein hewani. Tapi,
ikan, ayam, dan yogurt masih amat dianjurkan. Apalagi, banyak konsumsi asupan nabati bisa bantu mempertahankan berat badan.
"Jika Anda makan lebih banyak makanan nabati, Anda mungkin makan lebih sedikit produk hewani. Dan itu mengurangi jumlah zat berbahaya yang Anda konsumsi, seperti kolesterol, lemak jenuh dan natrium," paparnya.
ilustrasi diabetes/ Foto: shutterstock |
Sun menyarankan untuk mempertimbangkan mengonsumsi daging merah atau daging olahan. Dia merekomendasikan untuk membatasi makan daging tidak lebih dari sekali dalam seminggu.
Sebelumnya, jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology pada tahun 2014, menyebutkan konsumsi keju juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes tipe 2, Bun. Sedangkan Prof. Arne AStup dari Universiry of Copenhagen merekomendasikan keju untuk mencegah penyakit kardiovaskular.
"
Keju mengandung lemak jenuh dan garam, sehingga Anda mungkin berpikir hal itu bahaya untuk dikonsumsi karena akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tetapi, sebaliknya keju dapat menghindarkan mereka dari penyakit jantung dan diabetes tipe 2," ujar AStup seperti dikutip dari
Daily Mail.Tapi ingat, bukan berarti keju mesti dijadikan asupan utama ya, Bun.
Ketahui juga 6 tanda tubuh kelebihan gula dalam video berikut:
(rdn/rdn)