HaiBunda

MOM'S LIFE

Risiko di Balik Kerokan yang Diandalkan untuk Atasi Masuk Angin

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Minggu, 18 Aug 2019 08:28 WIB
Ilustrasi kerokan/ Foto: iStock
Jakarta - Saat Bunda atau keluarga mendiagnosis diri mengalami masuk angin, kadang kerokan dijadikan andalan agar tubuh merasa lebih nyaman. Tapi, apa risiko di balik teknik yang sering dipraktikkan di China dan Asia Tenggara ini?

Disampaikan Tan Aik Kah dari Department of Ophthalmology, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Malaysia, pada prinsipnya kerokan dianggap aman. Meskipun bisa terjadi komplikasi terkait teknin ini yakni toksisitas jamul yang bisa berakibat fatal.

"Kemudian, kerokan bisa menutup kehadiran penyakit yang sebenarnya mendasari. Sehingga, kadang kerokan menimbulkan kebingungan dalam mendiagnosis pasien," kata Kah dikutip dari NCBI.


Bahkan, ketika dokter tak familiar dengan kerokan, teknik ini bisa dianggap sebagai bentuk kekerasan pada anak, Bun. Di negara yang jadi endemi demam berdarah dengue (DBD), warna merah akibat kerokan bisa menimbulkan kebingungan dalam mendiagnosis pasien.

Sementara itu, dilansir DermNet NZ, efek dari kerokan adalah terbentuknya gars merah di kulit dan memar sementara. Kemudian, disebutkan ada laporan kasus kulit yang dilumasi minyak mengalami luka bakar.

Selain itu, ketika kerokan streriitas alat yang dipakai misalnya koin atau batu giok mesti diperhatikan. Sehingga, kemungkinan risiko kontaminasi patogen yang ditularkan melalui darah bisa diminimalisasi.

Dilansir detikcom, Prof.Dr.dr.Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes yang pernah melakukan penelitian tentang kerokan menemukan kerokan mampu meningkatkan kadar beta endorfin secara drastis. Peningkatan kadar beta endorfin ini disebabkan oleh aktivitas glandula pituitaria dan pemecahan pro hormon proopiomelanocortin (POMC) dari sel-sel keratinosit dan sel endotel kapiler.

Ilustrasi kerokan/ Foto: iStock
Pemecahan POMC ini akan menghasilkan endorfin. Endorfin adalah morfin alami yang dihasilkan oleh tubuh. Bahkan kekuatannya jauh lebih besar dibandingkan morfin yang dibuat dalam bentuk obat.



"Karena itu orang yang sehabis dikerok akan merasa nyaman, tenang, enak badannya. Tidurnya juga bisa nyenyak," ujar Didik.

Bunda, simak juga pertolongan pertama pada anak dalam video berikut.

(rdn/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Mom's Life Arina Yulistara

5 Potret Hagia Anak Jessica Iskandar saat MPASI, Bikin Gemas saat Makan Buah Naga

Parenting Nadhifa Fitrina

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

Mom's Life Amira Salsabila

Ini Alasan Pembagian Warisan Menurut Islam untuk Laki-laki Lebih Besar dari Perempuan

Mom's Life Amira Salsabila

Mengenal Medusa Trauma dan Dampaknya pada Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Apa Itu Gangguan ADHD pada Dewasa yang Dialami Jungkook BTS? Ini 7 Gejalanya

5 Potret Hagia Anak Jessica Iskandar saat MPASI, Bikin Gemas saat Makan Buah Naga

Jangan Ucapkan 11 Kalimat Ini saat Menjawab Interview Kerja

Ini Alasan Pembagian Warisan Menurut Islam untuk Laki-laki Lebih Besar dari Perempuan

Waspada, Paparan Zat Kimia di Produk Plastik Bisa Turunkan Jumlah Sperma

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK