Jakarta -
Sudahkah Bunda membuat perencanaan
keuangan keluarga? Bila belum, Bunda bisa mulai dari sekarang ya, termasuk soal investasi.
Menjadi
ibu rumah tangga dan wanita bukan berarti tidak bisa mengatur keuangan keluarga. Menurut survei nasional Otoritas Jasa Keuangan 2016, tingkat literasi dan inklusi keuangan pada perempuan masih terbilang rendah, yaitu sebesar 25,5 persen dan 66,2 persen. Lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Vice President of Marketing KoinWorks, Frecy Ferry Daswaty mengatakan, bukan berarti menjadi full time mommy tidak punya kekuatan sebagai perencana keuangan keluarga. Para ibu bisa mulai mengatur keuangan dengan menyisihkan sebagian pemasukan untuk investasi.
"Untuk mengatur keuangan keluarga baiknya adalah 10 persen untuk investasi, 70 persen kebutuhan pokok, dan 20 persen untuk kebutuhan lain, misalnya hiburan seperti jalan-jalan keluarga. Dari gaji atau pemasukan, sebaiknya sisihkan untuk investasi," kata Frency dalam acara 'Media KOINversation: Peran Wanita Sebagai Pengelola Keuangan Keluarga di Era Digital' di Lewis & Carroll, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Salah satu
investasi yang menjanjikan adalah investasi digital dengan metode
peer to peer lending (P2P lending). Metode ini menjadikan Bunda sebagai pemberi dana yang menginvestasikan uang untuk dipinjamkan kepada individu atau UKM (usaha kecil dan menengah).
"Metode P2P di Indonesia masih hal baru, namun dari segi manfaat, bisa untuk investasi jangkap pendek dan panjang tergantung pilihan masing-masing," ujar Frency.
Ilustrasi keluarga berinvestasi/ Foto: iStock |
Pilihan mendanai UKM juga menjadi jaminan. Sebab, UKM tidak terpengaruh dengan konflik ekonomi dan politik seperti krisis keuangan.
Manfaat investasi ini juga menjanjikan return yang cepat dan cukup tinggi, bahkan hampir menyamai keuntungan saham. Cocok banget untuk Bunda yang mencari keuntungan dengan cepat.
"Untuk inverstor wanita, investasi ini cocok karena biasanya kaum wanita cenderung mencari yang aman tapi return cepat. Beda dengan laki-laki yang berani ambil risiko," tutur Frency.
Meski begitu, investasi ini tetap memiliki risiko ya, Bun. Salah satunya, bisa terjadi proses gagal bayar di sisi peminjam dan semuanya ditanggung pemberi dana.
Nah, sebelum Bunda mendaftar di investasi digital P2P, Frency menyarankan untuk melihat lagi platform digital dan profil UKM. Carilah platform yang bisa memberi perlindungan untuk meng-cover
kerugian jika terjadi gagal bayar.
"Paling penting ya jangan takut mencoba untuk
berinvestasi. Jangan cuma rencana saja, tanpa melakukan apa-apa," pungkas Frency.
Bunda, simak juga ya cara membuat tirai dari bahan bekas di video berikut:
(ank/rdn)