Cinta Habibie-Ilona, Terhalang Restu & Perbedaan Agama
Ratih Wulan Pinandu |
HaiBunda
Selasa, 15 Oct 2019 20:45 WIB
Kisah cinta Habibie/ Foto: Instagram @b.jhabibie
Menempuh pendidikan di Jerman, tak serta merta membuat kehidupan yang dilalui BJ Habibie mulus. Berangkat dengan biaya sendiri, tanpa beasiswa membuat Habibie harus super ngirit selama di sana.
Perjuangan berat sebagai anak rantau dari Indonesia, dijalani Habibie dengan suka dan duka. Salah satu yang paling membekas di benak Habibie yaitu saat sakit berat dan hampir meregang nyawa.
Dalam buku otobiografi, "Rudy", Kisah Masa Muda Sang Visioner yang ditulis Gina S. Noer, diceritakan kalau di pertengahan tahun 1959, Habibie muda atau biasa dipanggil Rudy tergeletak tak berdaya di rumah sakit. Dokter menyatakan kalau saat itu, Rudy mengalami TBC tulang.
Namun anehnya, dokter belum juga menemukan sumber penyakitnya. Mereka harus membelah betis kaki kiri Rudy. Luka itu mengalami infeksi dan bakterinya sampai ke jantung, sehingga ada selaput jantung yang bengkak.
Ingatan Rudy kabur semua, antara sadar dan tak sadar. Dia ingat mendengar doa-doa para pastor yang dipanggil oleh pihak rumah sakit. Lalu, dia melihat cahaya putih kemudian gelap. Rudy tak ingat sisanya.
Malam itu, Rudy di antar ke kamar jenazah oleh perawat. Mereka membicarakan betapa malangnya anak Indonesia yang mati sendirian dan jauh dari keluarganya. Tapi rupanya itu bukan akhir dari cerita perjuangan Rudy selama di Jerman.
Keajaiban terjadi, dia hidup lagi di kamar jenazah. Saat mengetahui dia terbangun, para perawat mengembalikannya ke ruang inap kritis. Kesadaran Rudy kerap hilang-timbul.
Kabar mengenai kondisi Rudy yang kritis sampai ke telinga teman-teman Indonesia yang berada di Jerman. Salah seorang temannya, Keng Kie mengatakan pada teman-temannya untuk menuju rumah sakit.
Rudy berhasil melewati masa kritis, pada pagi harinya dia sadar. Rudy terkejut saat membuka mata yang dilihat adalah rohaniawan. Teman-temannya terkejut mendapati kaki kanan Rudy bengkak dan membiru seperti semangka.
Ilona sering diantar oleh Arief Marzuki atau Keng Kie untuk menjenguk Rudy. Hal yang ternyata menimbulkan rasa tidak senang pada beberapa hati teman Rudy, salah satunya Bayek.
Selama sakit, Rudy tak pernah mengabari Mami. Biarlah Mami tahu kalau anak laki-lakinya baik-baik saja di Jerman. Namun suatu hari kabar itu sampai juga ke telinga Mami melalui Ny. Zein Muhammad di akhir tahun 1959.
Kabar itu menyebutkan kalau Rudy sudah masuk ruang isolasi. Mendengar kabar itu, Mami segera mengurus surat-surat untuk berangkat ke Jerman. Atas bantuan sang menantu pertamanya, Letnan Kolonel Subono Mantofani yang dekat dengan Brigadir Jendral Soeharto, akhirnya Mami bisa mengurus semua dokumen dengan cepat.
Kedatangan Mami ke Jerman mengubah hidup Rudy. Ya, tujuan Mami Raden Ayu Toeti Saptomarini tak hanya menjenguk Rudy. Dia juga ingin bertemu dengan wanita yang dikabarkan dekat dengan anaknya.
Mami akan menemui Ilona, yang mengubah keputusan Rudy mengenai masa depannya. Simak kisah selanjutnya di halaman berikutnya.
Ilona ditantang pindah agama dan datang ke Indonesia
Kisah cinta Habibie/ Foto: Hasan Alhabshy
Ternyata, Mami Toeti mendapat kiriman surat dari teman-teman Rudy yang diprakarsai Bayek. Isi surat itu mengatakan, Rudy harus segera dibawa pulang kalau tidak, dia akan terpikat dengan noni-noni Belanda dan itu berbahaya untuk keluarga, bahkan untuk Indonesia.
Membaca surat itu membuat Mami semakin ingin secepatnya ke Jerman. Sesampainya di Jerman, sadar anaknya tidak lagi dalam keadaan sakit, prioritas Mami langsung berubah. Sampai di Aachen, bahkan sebelum menemui Rudy, Mami langsung menemui Ilona dan keluarganya.
Mami diantar ke rumah Ilona bersama dengan Aried Marzui dan kawan-kawan yang lain. Kefasihan Mami berbahasa Belanda, membuatnya bisa berbicara dengan lancar dengan Ilona dan kedua orang tuanya.
"Anak saya, Rudy, itu dari keluarga Habibie. Keluarga Islam terpandang. Bangsa kami juga sedang susah-susahnya," ungkap Mami sambil menatap Ilona.
"Memang kamu mau pindah agama dan pindah ke Indonesia? Karena Rudy harus kembali ke Indonesia."
Ilona hanya bisa menatap Mami. Gelas yang dipegangnya bergoyang karena tangannya gemetar menahan amarah.
Setelah itu, Mami pergi menemui Rudy seolah tak terjadi apa-apa. Rudy, yang pada waktu itu telah sembuh dan pulang ke rumah indekosnya, tentu saja kaget dan tak menyangka kalau Mami bisa datang.
Mereka pergi jalan-jalan dan berbahagia. Mami sangat menyukai barang-barang antik sehingga senang sekali diajak jalan-jalan di daerah yang menjual barang antik di Aachen. Namun, begitu melihat harganya, dia tak jadi membelinya. Mami tetap irit walau punya uang.
Di tengah perjalanan itu langkah Mami terhenti. Rudy ikut menghentikan langkahnya, melihat ke arah Mami.
"Rud. Mamimu ini akan jauh lebih tenang kalau kamu di Jerman ada yang mengurusi."
Rudy tertawa, "Mami mau pindah ke sini? Wah, bisa gemuk lagi aku dimasakin Mami."
Mami menatap Rudy jengkel. "Nikah, Rud, nikah. Hati itu kalau sudah berdua akan membuat hidup jadi lebih lengkap. Ada tujuan, ada arahan. Ada yang mengisi, ada yang mengimbangi. "
"Mam, tujuanku jelas, aku mau buat pesawat di Indonesia."
"Rud, membuat pesawat itu cara bukan tujuan. Memang masalah satu Indonesia bisa selesai dengan satu pesawat?"
"Ya tidak dong, Mam."
"Ya, itulah! Jadi apa tujuan hidupmu, Rud? Keluarga itu yang akan menjagamu dengan visi besarmu. Sekarang itu, di Indonesia isi pemerintahannya itu, ya, orang-orang yang tujuannya cuma dirinya sendiri. Keluarganya tak ada yang menjaga mereka. Malah senang ikut korupsi."
Rudy diam mendengarkan. Mami pindah ke toko lain, dan dia hanya mengikuti dari belakang.
"Kamu mau nanti punya keluarga yang nanti malah bikin hidupmu menyusahkan orang banyak?"
"Nanti juga ada, Mam."
"Cari perempuan itu yang bisa membuat dirimu diam dan berpikir. Otakmu itu sesekali butuh ditaklukkan, Rud."
Sekakmat. Rudy diam tak berkutik. Selama ini dia tak mencari perempuan yang bisa menaklukkannya.
Mami pulang ke Indonesia tanpa pernah menceritakan pertemuannya dengan Ilona, hingga akhir hayatnya. Ilona mulai menjauhi Rudy, dan dia tak tahu apa masalahnya. Dia hanya bingung kenapa hubungannya dengan Ilona bisa renggang karena setahun lebih Rudy sakit hingga komunikasi mereka tidak berjalan lancar.
Tragis, ditolak Ilona dan diputuskan di tengah keramaian pesta
Kisah cinta Habibie/ Foto: Hasan Alhabshy
Setelah beberapa waktu bingung dengan hubungannya bersama Ilona, akhirnya suatu ketika Rudy memutuskan untuk menemui Ilona. Hal itu, dia lakukan sebelum pulang sebentar ke Indonesia.
Rudy datang ke rumah Ilona. Malang, sesampainya di sana Rudy ditolak dan tak ditemui Ilona. Tapi, Rudy gigih dan terus mengejar Ilona sampai ke kampusnya.
Ada satu pertanyaan yang menghantui Rudy, mengapa pertemanan dan kedekatan mereka bisa pudar begitu saja? Rudy lalu mengikuti Ilona sampai sebuah pesta. Awalnya, Ilona tetap tak mau diajak bicara oleh Rudy. Hingga akhirnya, Rudy menyela seorang teman dansa Ilona.
Mereka bicara sambil berdansa. Ilona awalnya tak mau menatap Rudy. Musik berganti tempo dengan cepat lalu kembali lambat. Mau tak mau mereka saling menatap.
"Kamu kenapa sih, Ilona?" tanya Rudy.
"Kenapa apa? Kupikir semuanya sudah jelas" jawab Ilona.
"Maksud kamu?" tanya Rudy lagi.
Ilona mengerutkan kening, "Selama ini, ibumu tidak cerita?"
Rudy kebingungan dengan maksud omongan Ilona di tengah dansa. Sedangkan di benak Ilona sendiri, berputar pikiran yang sama keruhnya.
Selama ini mengira Rudy tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia memang tak mau membahasnya. Ilona ragu haruskah dia menceritakannya. Ilona memilih diam.
Mereka berdua berhenti berdansa. Rudy dan Ilona keluar dari pesta itu, dan berjalan ke tengah kota.
Di sana, mereka berbicara dari hati ke hati dan membicarakan kelanjutan dari hubungan ke depannya. Ternyata, itu menjadi malam terakhir Ilona dan Habibie bersama-sama.
Ilona dan Habibie mengakhiri malam itu seperti saat pertama kali bertemu. Mereka berjabat tangan. Namun, kali ini artinya perpisahan. Mereka tahu kalau hati mereka sudah bukan milik satu sama lain lagi, bahkan mungkin tidak pernah memilih. Karena kalau hati sudah memilih, apa pun akan diperjuangkan.