Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Sosok Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' di Mata Teman & Keluarga

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 07 Jan 2020 19:41 WIB

Warga Indonesia Reynhard Sinaga yang ditahan karena kasus pemerkosaan di Inggris dikenal baik oleh keluarganya. Tak ada yang percaya apa yang dilakukannya.
Reynhard Sinaga/ Foto: Facebook via The Guardian
Jakarta - Nama Reynhard Sinaga sedang ramai diperbincangkan publik. Pria asal Indonesia ini digambarkan sebagai predator seks terbesar dalam sejarah Inggris.

Reynhard baru saja dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual pada 48 korban. Ini semua terjadi dalam waktu dua tahun mulai dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.


Mengutip The Guardian, baik teman maupun korban tidak menyangka Reynhard dapat melakukan kejahatan ini, Bun. Terutama penampilannya yang sederhana dengan kacamata tebal, ditambah suara lembut.

"Dia baik, lemah lembut, dan sopan," kata seorang temannya di Manchester.

Reynhard lahir pada tahun 1983 dari keluarga Katolik di Jambi. Ia datang ke Inggris pada tahun 2007 dengan visa pelajar saat berusia 24 tahun.

Reynhard diketahui menimba ilmu di Universitas Manchester dari Agustus 2007 untuk meraih gelar MA di bidang sosiologi. Lalu pada Agustus 2012, dia mulai studi di Universitas Leeds untuk gelar PhD dalam bidang Human Geography.

Selama 10 tahun, sampai ditangkap pada 2 Juni 2017, Reynhard hidup dari uang yang dikirim ayahnya, seorang bankir. Selain membiayai puluhan ribu poundsterling uang sekolah, ayahnya juga membiayai tempat tinggal Reynhard di Montana House.

Reynhard dikenal jarang berbicara tentang keluarga dan kehidupannya di Indonesia. Ia sendiri memiliki dua saudara kandung.

Reynhard Sinaga di apartemennya di ManchesterReynhard Sinaga di apartemennya di Manchester/ Foto: dok. Greater Manchester Police

Ibu Reynhard pernah datang ke persidangan pertama, namun tidak pernah datang lagi ke empat persidangan anaknya. Dikutip dari BBC Indonesia, Hakim Goddard yang memimpin empat sidang kasus perkosaan ini mengatakan, menerima surat dari ibu dan adik perempuan Reynhard.

"Saya telah membaca dua referensi dari ibu dan adik perempuan Anda (Reynhard). Mereka tak tahu bahwa Anda adalah pemerkosa berdarah dingin, licik dan penuh perhitungan," kata hakim dalam putusan sidang kedua pada Juni 2019.

Pihak KBRI sejak awal telah berkomunikasi dengan Reynhard. Pejabat konsuler KBRI, Gulfan Alfero, mengatakan jika keluarga Reynhard menggambarkannya sebagai anak yang baik.

"Reynhard digambarkan sebagai anak yang baik, rajin beribadah, rajin ke gereja. Di sisi lain, Reynhard cerdas, lulusan arsitektur, dua magister di Universitas Manchester dan S3 di Universitas Leeds," ujar Gulfan.

Dalam kasus ini, sebagai orang tua, wajar jika kita mempercayai anak sendiri. Namun, anak remaja atau orang dewasa lebih sering berbohong dibandingkan anak kecil.

Menurut psikolog Carl E Pickhardt Ph.D., mereka berbohong demi kebebasan untuk menghindari hukuman karena kelakuan buruk atau yang bersangkutan melakukan sesuatu yang dilarang. Bagi banyak remaja, berbohong menjadi cara mudah keluar dari masalah.

"Pada remaja, berbohong adalah menipu yang kompleks. Apa yang terlihat sederhana justru terbukti lebih bermasalah," kata Pickhardt, dikutip dari Psychology Today.

Apapun alasannya, orang tua perlu menganggap ini serius. Kualitas hubungan keluarga bergantung pada kualitas komunikasi.


Tidak ada kebohongan kecil, karena saat orang tua mengabaikan satu kebohongan, mereka seperti membiarkan kebohongan lainnya. Salah satu cara mengatasinya adalah memperlakukan kebohongan sebagai pelanggaran serius.

"Jelaskan ini dari sekarang, jika ini terus dilakukan akan mengganggu hubungan anak kelak," pungkas Pickhardt.

SimakjugaceritaShahnaz Haque yang tak mau biayai anaknya sekolah S2, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda