Jakarta -
Setiap tahunnya, seluruh umat Muslim di dunia wajib untuk melaksanakan puasa dari fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa ini dilakukan selama satu bulan penuh, dan menjadi ibadah untuk membentuk iman serta takwa kepada Allah SWT.
Namun, puasa Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Itu karena tahun ini, wabah Corona sedang melanda dunia.
Karena itu, dalam menghadapi dan mengantisipasi agar tidak terjangkit virus, maka tubuh tentunya membutuhkan banyak energi. Ini seperti yang dikatakan oleh ahli imunologi University of Sussex, Dr Jenna Macciochi.
Dilansir dari
BBC, dalam satu periode di mana tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, penting bagi yang menjalankan ibadah puasa untuk memastikan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi.
Beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh selama puasa tersebut, yakni makronutrien, yakni karbohidrat, protein dan lemak serta zat gizi mikro, seperti vitamin C dan zat besi.
Selain itu, banyak mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran berwarna, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
"Makan sedikit atau banyak bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga Anda bisa membantu diri sendiri dengan tetap berada dalam energi yang seimbang," ujarnya.
Di samping makanan, cara lain untuk menjaga kesehatan, yakni tidur yang cukup, berolahraga, dan menghilangkan stres. Cara ini dapat menjaga sistem kekebalan tubuh selama berpuasa.
Lebih sederhana lagi, hal tersebut merupakan cara terbaik untuk melindungi kesehatan tubuh untuk mencegah paparan virus. Sebagian besar risiko terpapar virus dapat dihindari dengan rutin mencuci tangan, dan tetap berada dalam rumah jika tidak memiliki kepentingan.
Ilustrasi mencuci tangan/Foto: Frieda Isyana Putri/detikcom |
Bagaimana puasa bagi yang sakit?Puasa tidak diwajibkan bagi orang yang sakit tertentu seperti diabetes dengan komplikasi, termasuk penderita
COVID-19. Namun, tetap harus menggantinya di lain waktu apabila kondisi tubuh telah normal kembali dan memungkinkan.
Hal tersebut dikatakan Kepala bidang perawatan Diabetes UK Daniel Howarth. Namun ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang-orang dengan kondisi kesehatan yang tidak baik, namun tetap ingin berpuasa.
Caranya, dengan mengonsumsi makanan berkarbohidrat dengan proses pelepasan energi yang lebih lambat, seperti roti gandum dan beras. Ini juga berfungsi agar gula darah yang menjadi energi terkunci dan bertahan lebih lama.
Bisakah puasa bermanfaat bagi kesehatan?Meskipun tidak mengonsumsi cukup kalori dalam sehari, dan dapat menurunkan respons kekebalan tubuh, efek puasa pada sistem kekebalan
tubuh tidak memberikan dampak secara langsung. Namun, sistem kekebalan tubuh harus dijaga keseimbangannya.
Puasa melepaskan hormon stres kortisol, yang dapat menekan beberapa respons imun. Sementara ada bukti dari studi yang dilakukan pada tikus bahwa puasa intermiten yang dilakukan selama Ramadhan bisa mempercepat proses regenerasi tubuh, menyebabkan sel-sel tua digantikan dengan sel baru. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efeknya terhadap manusia.
Bunda bisa simak cara Zaskia Adya Mecca mengenalkan puasa pada anak di video berikut:
(AFN/jue)