
moms-life
Wanita Lebih Sering Keputihan Saat Pandemi, Ini Cara Bersihkan Area Kewanitaan
HaiBunda
Sabtu, 07 Nov 2020 16:29 WIB

Meski di rumah saja selama pandemi Corona, Bunda jangan sampai lupa memperhatikan kebersihan area kewanitaan ya. Selama pandemi ini, banyak wanita jarang bergerak hingga mengalami stres yang bisa menyebabkan keputihan.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, 60 persen perempuan usia 15 sampai 22 tahun sudah mengalami keputihan. Sebuah studi juga menyebut bahwa 75 persen wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan.
"Di Indonesia iklimnya lembap, ditambah kebiasaan bisa memperparah (keputihan)," kata Aesthetic Gynaecologist dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, dalam Fresh and Intimate Virtual Launch Andalan via Zoom, Kamis (11/5/2020).
Menurut Dinda, wanita yang aktif pun bisa mengalami keputihan saat di rumah saja. Terutama bagi wanita yang aktif bergerak atau rutin olahraga dan melanjutkan Work From Home (WFH).
"Mereka merasa di rumah aman, bersih, dan sudah nyaman, jadi suka lupa olahraga online, kemudian dengan legging ketat lanjut kerja di rumah sampai lembur. Padahal itu bisa membuat area kewanitaan lembap dan membuat munculnya bakteri dan jamur," ujar Dinda.
"Kelembapan itu mudah sekali buat kuman tumbuh. Justru yang di rumah saja, penyakitnya keputihan, mereka enggak sadar," sambungnya.
Dinda menjelaskan bahwa keputihan itu ada yang normal dan tidak normal. Keputihan normal biasanya tidak keluar terus-menerus dan tergantung siklus, yaitu saat ovulasi atau menjelang menstruasi. Keputihan ini hilang dua sampai tiga hari.
Sementara keputihan yang tidak normal atau parah terjadi terus-menerus, walaupun di masa subur atau menjelang haid. Keputihan ini bisa diperparah dengan bau muncul, berwarna, ada keluhan gatal, dan perih. Ini sesuatu yang abnormal dan harus diobati.
Selain stres dan aktivitas, keputihan bisa muncul karena berat badan berlebih. American Journal of Obstetrics & Gynecology tahun 2019 menyebutkan, perempuan yang tidak aktif bergerak dan memiliki Body Mass Index (BMI) yang tinggi berpeluang terkena Bacterial Vaginosis (BV) sebesar 30,4 persen lebih tinggi daripada perempuan dengan BMI yang rendah.
"Meningkatkan BMI di atas 25 itu mudah sekali terkena Bakterial Vaginosis, itu adalah bakteri penyebab keputihan," ucapnya.
Masalah di area kewanitaan seperti keputihan yang parah bisa menyebabkan masalah di organ reproduksi. Jika mengalami keputihan tidak normal, sebaiknya Bunda segera ke dokter ya.
"Dari organ reproduksi luar dia akan masuk ke dalam, bisa sampai infeksi panggul, bisa mempengaruhi organ reproduksi dalamnya," kata Dinda.
Cara membersihkan area kewanitaan
Dinda menyarankan agar wanita memperhatikan cara membersih area kewanitaan. Berikut 4 caranya:
1. Membasuh dari depan ke belakang.
2. Menggunakan bahan tisu yang lebih kering karena kalau basah bisa menambah kelembapan.
3. Kalau di rumah bisa pakai handuk, tapi pastikan bersih dan kering.
3. Lebih baik gunakan air mengalir saat membasuh atau membersihkan area kewanitaan.
4. Gunakan produk khusus kewanitaan dan jangan dicampur dengan produk lain seperti produk bayi.
Simak juga mitos dan fakta mentimun bisa sebabkan keputihan, dalam video berikut:
(ank/kuy)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Normalkah Keputihan seperti Ampas Tahu? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mom's Life
Muncul Keputihan Bening Seperti Putih Telur, Apakah Berbahaya?

Mom's Life
Alami Keputihan Berwarna Putih Susu? Kenali Jenis, Penyebab serta Cara Mengatasinya

Mom's Life
7 Cara Menghilangkan Keputihan Secara Alami Tanpa Obat-obatan

Mom's Life
Keputihan Kering Normal dan Keputihan Tidak Sehat, Pahami Tanda Bahayanya Bun

Mom's Life
Keputihan Menggumpal, Normal atau Berbahaya ya Bunda?
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda