Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bunda, 3M & 3T Sama-sama Penting untuk Memutus Penularan COVID-19

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Selasa, 24 Nov 2020 14:43 WIB

Low angle view of businesswoman with face mask working on desktop PC in the office.
Bunda, 3M & 3T Sama-sama Penting untuk Memutus Penularan COVID-19/Foto: Getty Images/iStockphoto/PS3000

Di tengah kondisi pandemi COVID-19 atau Corona saat ini, penting selalu menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari ya, Bunda. Nah, selain menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), 3T (tracing, testing, treatment) juga sama pentingnya dilakukan untuk memutus penularan COVID-19.

Namun, penerapan 3T tidak begitu dipahami oleh masyarakat seperti halnya 3M. Karena itu, pemahaman masyarakat tentang praktik 3T ini perlu ditingkatkan.

"3M banyak membicarakan tentang peran kita sebagai individu. Sementara 3T tentang bagaimana kita memberikan notifikasi atau pemberitahuan kepada orang di sekitar kita untuk waspada," kata Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinvest), Monica Nirmala, dikutip dari laman covid19.go.id.

Monica mengatakan, 3T terdiri atas pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Dia menjelaskan bahwa pemeriksaan dini penting dilakukan supaya bisa mengetahui lebih cepat, sehingga bisa menghindari potensi penularan ke orang lain. Selain itu, juga bisa segera mendapatkan perawatan lebih cepat.

Sementara pelacakan dilakukan terhadap kontak-kontak paling dekat dengan pasien positif COVID-19. Setelah petugas kesehatan melakukan identifikasi, kontak erat pasien wajib melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut. Jika saat dilacak kontak erat menunjukkan gejala, maka akan dilakukan test, dan kembali ke praktik pertama (testing).

Selanjutnya akan dilakukan perawatan kepada orang yang positif COVID-19. Jika sudah tak ditemukan gejala, orang itu harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditentukan pemerintah, Bunda. Namun jika orang tersebut masih menunjukkan gejala, petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit pilihan pemerintah.

Monica menuturkan bahwa ada tiga indikator yang menjadi standarisasi pemeriksaan COVID-19, yaitu jumlah spesimen, kecepatan hasil pemeriksaan, dan rasio positif.

"Di Indonesia, angka testing rata-rata mencapai 24 ribu hingga 34 ribu orang per hari," ungkapnya.

Laboratorium Indonesia memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan pemeriksaan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kapasitas pemeriksaan di laboratorium mencapai 80 ribu.

Meski kapasitas laboratorium memadai, namun ada kendala lainnya Bunda. Apa kendala tersebut?

Klik NEXT untuk mengetahuinya yuk!

Banner Andy Lau

Bunda simak juga cara tepat cegah COVID-19 di ruang publik dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



Kendala Pemeriksaan Dini

Ilustrasi Tes Swab

Bunda, 3M & 3T Sama-sama Penting untuk Memutus Penularan COVID-19/Foto: Ilustrator: Mindra Purnomo

Monica mengatakan yang menjadi kendala selama ini terletak pada individunya, Bunda. Ketika seseorang menunjukkan gejala COVID-19, kontak eratnya justru takut memeriksakan diri.

"Setiap orang harus mengambil peranan untuk memutus rantai dengan berpartisipasi kooperatif menerapkan 3M, dan 3 T," kata Monica.

Managing Director IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan mengatakan bahwa jumlah orang yang paham 3T baru sekitar 29 persen, sedangkan yang paham 3M mencapai 99 persen. padahal, 3M, dan 3T adalah dua hal yang tersebut merupakan satu paket untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Menurutnya, salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T adalah ketakutan atas stigma masyarakat. Kata dia, pemerintah juga perlu mengimbau masyarakat supaya tidak mengucilkan pasien positif COVID-19, tapi memberikan dukungan supaya stigma negatif di masyarakat bisa hilang.

Sementara Monica menuturkan bahwa pemerintah memiliki beberapa strategi untuk memperkuat upaya perubahan prilaku di masyarakat, yakni kampanye 3M. Sedangkan 3T dengan melakukan deteksi awal penyebaran COVID-19 dengan melakukan testing, dan tracing tepat sasaran, serta treatment dengan memperkuat manajemen perawatan pasien COVID-19.

Dan meski nantinya vaksin COVID-19 ditemukan, dan didistribusikan, namun prilaku 3M dan 3T harus tetap diterapkan. Ini demi memutus mata rantai penularan COVID-19, dengan melindungi diri, dan orang lain.

"Saat ini 3M masih satu-satunya cara 'vaksin' paling ampuh. Jadi kita harus konsisten, dan jangan lengah melakukan 3M. Bersamaan dengan itu, kita semua harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing karena jika masyarakat tidak mau melakukan testing, tracing tidak akan terjadi," tutur Soeprapto.


(jue/jue)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda