Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

3 Tips Merawat Tanaman Hias Alokasia, Termasuk Soal Pengendalian Hama

Vauri Audia   |   HaiBunda

Senin, 08 Mar 2021 03:00 WIB

Alocasia sanderiana Bull or Alocasia Plant in clay pot on wooden table in living room. Clay pots and accessories on wooden tables. Preparing tools and equipment before planting
Tanaman hias alokasia/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn

Tanaman hias alokasia kini menjadi salah satu tanaman favorit untuk menjadi hiasan di rumah. Baik di dalam ruangan (indoor), maupun di luar ruangan (outdoor).

Alokasia yang memiliki ciri khas beludru pada permukaan daunnya ini merupakan bagian dari Araceae dan memiliki varietas yang bentuknya cantik, Bunda.

Tanaman hias alokasia terkenal dengan bentuknya yang unik seperti kuping gajah. Warna daunnya pun cukup beragam, mulai dari hijau tua berkilau, hijau dengan permukaan halus seperti beludru, hingga warna putih dengan urat daun hijau.

Meskipun bentuknya cantik, menanam dan merawat tanaman hias alokasia tidaklah terlalu sulit, Bunda. Namun bukan berarti bisa sembarangan saja.

Banner Resep Menu Makanan

Supaya tanaman hias alokasi tetap subur, Bunda harus memahami betul cara merawatnya dengan baik dan benar. Dikutip dari buku 56 Alocasia Eksotis, berikut tips merawat tanaman hias alokasia. Simak selengkapnya di sini ya, Bunda.

1. Penyiraman

Tanaman hias alokasia membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Frekuensi penyiraman cukup Bunda lakukan 2 kali sehari saja saat kemarau, serta sekali sehari di saat musim hujan.

Bunda sebaiknya menggunakan air sumur atau air ledeng yang telah didiamkan selama 2 hari untuk menyiram tanaman, sebab kandungan kaporitnya telah mengendap. Selain itu, penyiraman sebaiknya menggunakan sprayer, seiring butiran air yang jatuh pada daun dan media tanam relatif kecil. Sehingga tidak merusak daun.

Sementara untuk penyiraman alokasia pada kondisi lanskap sebaiknya menggunakan embrat atau selang bersprayer, agar dapat menjangkau dalam radius jarak yang cukup luas.

2. Pemupukan

Alokasia sangat membutuhkan pupuk yang memiliki kandungan nitrogen (N) yang tinggi, Bunda. Oleh karena itu, pastikan Bunda memberikan pupuk NPK yang seimbang atau N yang tinggi dengan dosis 1 sdm per pot.

Beberapa alternatif pupuk yang bisa diberikan pada tanaman hias alokasia misalnya Dekastar, pupuk NPK slow release yang baik diberikan setiap 3 bulan. Bila perlu, setiap seminggu sekali Bunda dapat memberikan vitamin B atau minyak ikan agar tanaman tumbuh optimal.

Jika tersedia, Bunda dapat memberikan pupuk alami dari serasah dedaunan apabila tanaman hias alokasia ditanam langsung di tanah. Pemberian NPK tabur setiap 6 bulan sekali dengan takaran 1 genggam tangan pun perlu dilakukan.

Untuk tips lainnya, baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga video tanaman hias aglaonema:

[Gambas:Video Haibunda]


PENGENDALIAN HAMA TANAMAN HIAS ALOKASIA

Tanaman hias alokasia/Foto: Getty Images/iStockphoto/Joe_Potato

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa penyakit dan hama dapat menghancurkan tanaman hias alokasia lho, Bunda, di antaranya cacing, keong, kepik, dan jamur. Selain itu, penyakit fisiologis juga kerap menyambangi tanaman hias ini.

1. Cacing

Keberadaan cacing bisa membuat tanaman hias tak dapat menyerap unsur hara dan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan layu dan mati. Solusi yang dapat Bunda lakukan dengan mengambil cacing secara manual. Jika alokasia ditanam di tanah, Bunda dapat menyiram permukaan dengan air sabun.

2. Keong

Keberadaan keong atau siput dapat merusak daun alokasia karena dimakan hingga tampak berlubang. Jika jumlah hama tak terlalu banyak, bunda dapat mengambilnya secara mekanis. Sementara itu, jika dalam jumlah yang banyak, Bunda dapat semprot hama dengan larutan anti-keong, seperti Sipotux.

3. Kepik

Keberadaan kepik dapat merusak permukaan daun dengan munculnya lubang bulat nyaris sempurna. Solusi yang dapat Bunda lakukan dengan mengambil secara manual.

Jika dirasa terlalu sulit, Bunda bisa menyemprot insektisida dengan dosis yang tepat. Selain itu, sanitasi lingkungan perlu Bunda lakukan juga, lho. Hal itu berfungsi untuk meminimalisir serangan hama.

4. Jamur

Keberadaan jamur pada musim hujan yang terlampau lembap dan kotor dapat menyebabkan adanya bercak cokelat kehitaman pada daun. Solusi yang Bunda lakukan sebaiknya dengan langsung dipotong dan dibakar pada bagian yang terserang agar tak menyerang tanaman lain.

Namun, tips pencegahan yang utama adalah memangkas bagian seludang yang kering dan daun yang layu. Andai terjadi serangan hebat, fungisida bisa Bunda semprotkan pada tanaman hias. Bersihkan bercak putih sisa fungisida yang menempel dengan lap.

5. Penyakit Fisiologis (Penyakit Non-Patogen)

Jenis penyakit ini disebabkan oleh lingkungan fisik, yaitu unsur hara dan cuaca yang kurang mendukung. Umumnya, penampakan penyakit diperlihatkan dari gejala klorosis daun, daun menggulung atau mengkerut, tanaman lunglai, dan ukuran daun membesar tak proporsional.

Solusi yang dapat Bunda lakukan adalah dengan memberikan asupan hara secara tepat waktu, tepat cara, tepat dosis, dan tepat kandungan. Tak lupa, Bunda juga harus melakukan penyiraman secara rutin dengan takaran yang sesuai pada tanaman hias. Terakhir, Bunda harus menempatkan tanaman hias pada lokasi dengan paparan cahaya yang sesuai kebutuhan ya.


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda