Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kathrin Jansen, Wanita Inspiratif di Balik Riset & Pengembangan Vaksin Pfizer

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 30 Mar 2021 11:24 WIB

Kathrin Jansen
Kathrin Jansen/ Foto: Pfizer

Hingga kini, vaksin COVID-19 masih terus dikembangkan. Tahukah, Bunda, seorang wanita punya andil besar dalam pengembangan vaksin ini? Sosok berjasa itu adalah Kathrin Jansen.

Berkat kiprahnya dalam dunia sains, Kathrin Jansen masuk ke dalam daftar 15 pemimpin wanita global versi Forbes. Ia bersanding dengan wakil presiden perempuan pertama di AS, Kamala Harris, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dan nama besar lainnya.

Bisa dibilang, Kathrin Jansen merupakan satu-satunya wanita dalam daftar itu yang memiliki pengaruh besar secara global. Mengutip Forbes, sebagai kepala penelitian dan pengembangan vaksin Pfizer, Jansen diberi tugas yang hampir mustahil yakni membuat dan menguji vaksin COVID-19 yang layak, dalam waktu kurang dari setahun.

Banner Pria Palestina Nikahi MUA Malang

Sedikit profil tentangnya, Kathrin Jansen dibesarkan di Jerman. Ia masih ingat dengan jelas memori tentang antrean pemberian vaksin polio dan cacar. Dari situ lah minat dalam bidang medis dan hasratnya tumbuh untuk mendalami vaksin.

Jansen tahu sejak awal, industri ini cocok untuknya. Ia lulus dengan gelar doktor di bidang mikrobiologi, biokimia dan genetika, dari Phillips-Universitat di Jerman, lalu menyelesaikan pekerjaan postdoctoral di Cornell University.

Melihat kembali ke masa kanak-kanaknya, dia ingat seberapa jauh dunia telah berkembang dalam pengobatan dan pencegahan penyakit.

"Kita (sebagai masyarakat) memberantas cacar, kita hampir memberantas polio, kita bisa memberantas lebih banyak penyakit lagi," katanya.

Sebagai seorang wanita, Kathrin Jansen adalah minoritas di bidangnya. Ia rupanya sempat mengalami diskriminasi hanya karena dirinya perempuan. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga kesiapan tenaga kesehatan dalam persiapkan vaksin, di video ini:

[Gambas:Video Haibunda]


JADI MINORITAS DI BIDANG SAINS, KATHRIN JANSEN PIMPIN 650 AHLI

Scientists are done research on vaccine in laboratory with test tubes on Covid19 Coronavirus type for discover vaccine.

Ilustrasi peneliti vaksin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/chayakorn lotongkum

Sebagai seorang wanita, Kathrin Jansen adalah minoritas di bidangnya. Sepanjang kariernya, dia telah menyaksikan beberapa diskriminasi terhadap wanita dalam sains.

Kendati demikian, dia tidak membiarkan hal itu terjadi dan memendam mimpinya. Ia malah menggunakan pengalamannya untuk membantu mengangkat wanita lain.

"Saya dibesarkan sebagai orang yang sangat mandiri dan saya selalu melakukan apa yang ingin saya lakukan," katanya.

"Bagi saya, penting untuk mendukung rekan kerja wanita dan memastikan mereka memiliki peluang, dan Anda tahu, perhatikan saja mereka."

Sepanjang pandemi, Jansen memimpin tim yang terdiri dari 650 ahli untuk mengembangkan vaksin virus Corona pertama yang berhasil. Tetapi untuk mencapai titik ini diperlukan pengambilan risiko, termasuk menggunakan teknologi mRNA yang belum terbukti.

Sepanjang kariernya, Jansen tak pernah berhenti mengambil risiko. Berkat keberaniannya, ia menghasilkan terobosan ilmiah besar termasuk dua vaksin terlaris di dunia untuk melawan human papillomavirus (HPV) dan pneumococcus. Hebat!

Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

TEMUAN KATHRIN JANSEN DAN TIM DIPAKAI DI SELURUH DUNIA

The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.

Ilustrasi vaksin/ Foto: iStock

Kathrin Jansen dikenal sebagai wanita yang tak pernah berhenti mengambil risiko. Berkat keberaniannya, ia menghasilkan terobosan ilmiah besar termasuk dua vaksin terlaris di dunia untuk melawan human papillomavirus (HPV) dan pneumococcus.

Saat bekerja di Laboratorium Riset Merck, Jansen menangani human papillomavirus dan membuat ragi yang dimodifikasi secara genetik. Vaksin Gardasil pun terbukti berhasil, lalu dia pindah ke Wyeth.

Di Wyeth, mereka membutuhkan bantuannya untuk menyelesaikan Prevnar 13, yang melindungi orang dari 13 jenis pneumococcus dan mengurangi tingkat meningitis, infeksi aliran darah, dan pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri tersebut.

Berangkat dari dua vaksin yang berhasil ia kembangkan, COVID-19 kemudian menarik perhatian Jansen dan timnya di Pfizer pada Januari 2020.

Sejak saat itu mereka meneliti, menyusun strategi, mengembangkan, dan menguji solusi masalah yang jadi pandemi global ini.

Benar-benar wanita inspiratif ya, Bunda?


(aci/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda