
moms-life
Cerita Pilu Pasien COVID-19 Pertama di RI, Sempat Alami Mental Breakdown
HaiBunda
Senin, 19 Jul 2021 16:07 WIB

Sita Tyasutami adalah orang pertama di Indonesia yang dinyatakan positif tertular COVID-19Â pada tahun 2020 lalu. Tak cuma sakit fisik, kondisi psikis Sita yang merupakan seorang seniman ini sempat mengalami gangguan, Bunda.
Wanita 32 tahun itu tertular COVID-19 dari rekannya, seorang WNA dari Malaysia yang saat itu bertemu dengannya di sebuah acara, di restoran.
"Rasa secara mental, tentunya waktu itu aku kaget banget karena memang aku itu udah sakit selama 10 hari. Dari bulan Februari dan ibu kakakku sudah mulai sakit. Lalu kita di rumah sakit di Depok dulu awalnya," kenangnya, di acara Kopi Viral, dilansir kanal YouTube Trans TV.
Dapat kabar rekannya itu positif COVID-19, Sita Tyasutami bersikeras untuk memastikan apakah ia terinfeksi COVID-19 atau tidak. "Di saat itu aku sama ibu kayak, 'Enggak mungkin lah kita COVID, pasti ini cuma harus kita lalui saja prosedur ini,'" katanya.
"Aku ingat itu Minggu dini hari bilang kita pasti Selasa sudah keluar nih. Tiba-tiba Senin 2 Maret, di TV semuanya."
Gejalanya, tenggorokannya terasa gatal, demam selama 10 hari. Sita juga mengeluarkan keringat dingin, muntah, diare, vertigo, dan tulang-tulang otot nyeri, Bunda. "Tapi aku enggak kehilangan penciuman tapi tajam banget sampai muntah," katanya.
Saat kondisinya positif Corona diumumkan di TV, dalam hitungan menit setelahnya Tyas mendapat hujatan dari publik, Bunda. Ia pun mendapat hujatan yang tidak semestinya. Banyak kata-kata yang tidak pantas di luar konteks yang disasarkan pada Sita dan ibunda kala itu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga video soal anosmia bisa jadi pertanda baik saat kena COVID-19:
PASIEN 01 DIHUJAT TAK SEMESTINYA, SAMPAI ALAMI MENTAL BREAKDOWN
Sita Tyasutami, Pasien 01 COVID-19/ Foto: Dok. Istimewa
Ketika kondisi Sita diumumkan di TV bahwa ia menjadi pasien pertama COVID-19 di Indonesia, Sita menjadi sasaran hujatan publik, Bunda. Dalam hitungan menit setelahnya Tyas mendapat hujatan yang tidak semestinya.
"Saat itu sih iya ya, karena viral satu Indonesia ngomongin aku dikatain macam-macam. Aku dan ibu PSK, penari Alexis, penari bugil, segala macam kan," ucapnya.
"Terus karena aku enggak menyebutkan gender WNA-nya ini padahal perempuan. Publik dan media bilangnya laki-laki yang transaksi di Depok. Itu memang tiba-tiba overwhelmed banget, aku stres banget."
Yang tadinya gejala Sita sudah hilang, tinggal batuk-batuk di rumah sakit. Begitu semua hujatan itu ada, gejalanya kambuh lagi. "Dan juga kan aku takut di ruang isolasi sendiri, jadi selalu nyalain TV. TV-nya selalu soal ibu dan anak ini, berdua. Enggak berhenti-henti," kenangnya.
Sampai sekarang, Sita masih panen hujatan. Ia mengaku harus melalui mental breakdown berkali-kali dalam setahun ke belakang.
"Karena maksudnya waktu di rumah sakit aja kan hujatannya banyak banget. Aku masih ingat, sampai WhatsApp ibu di grup keluarga itu, aku bilang, 'Maaf ya aku jadi anak enggak guna banget, malah nularin ke ibu,'" ucapnya.
Tak hanya itu, anak tetangga di komplek Sita pun kena getahnya. Anak-anak yang tak bersalah itu malah jadi korban bullying di sekolah, hanya karena Sita adalah tetangga mereka.
Baca kelanjutannya di halaman berikut.
PASIEN O1 NANGIS SEMINGGU, ANAK TETANGGA SAMPAI KENA BULLY
Sita Tyasutami, Pasien 01 COVID-19/ Foto: COVID19.go.id
Sita masih ingat, saking sedihnya, ia sampai memberi pesan singkat pada ibunda, di grup keluarga. Sita merasa saat itu menjadi anak yang tidak berguna.
"Aku seminggu nangis-nangis non-setop sampai enggak sembuh-sembuh. Puluhan hari, muntah lagi. Mana aku kan di restoran itu satu meja bertujuh, lima orang positif termasuk aku. Jadi pas isolasi awal itu teman-temanku," kata Sita.
Dibandingkan teman-temannya, Sita menjadi viral karena ia yang pertama kali didiagnosis COVID-19. "Viral, karena pertama kali. Mental breakdown-nya berkali-kali," tutur Sita.
Sampai tiba saatnya press conference, Sita berpikir hidupnya akan kembali normal setelah ada penjelasan. Namun, sebaliknya, ia malah mendapat hujatan berkali-kali lipat, Bunda.
"Kayak secondwave. PSBB, nanti sudah redam. Pas PSBB mulai, dihujat lagi bahkan dicari. Sekarang kan naik lagi," katanya.
Kendati demikian, Sita beruntung di kompleks perumahannya, tetangganya sangat suportif. Selama dua minggu, ia dan keluarga selalu dikirimi makanan. Yang di luar dugaan, anak tetangga di komplek Sita malah kena getahnya.
Anak-anak yang tak bersalah itu malah jadi korban bullying di sekolah, hanya karena Sita adalah tetangga mereka.
"Tapi masalahnya orang-orang yang di luar itu. Jadi sampai anak-anak kecil di kompleks kami yang sekolah, itu di sekolahnya di-bully," kata Sita.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Isi Lengkap Surat Edaran Kemenkes RI soal Waspadai COVID-19

Mom's Life
COVID-19 Varian Baru Menyerang Singapura, Indonesia Diminta Waspada

Mom's Life
COVID Varian Baru Serang Singapura, Lebih Cepat Menular & Tembus Lebih 25 Ribu Kasus

Mom's Life
Kenang Masa Hamil saat Pandemi COVID-19, Dea Ananda Akui Sempat Lama Kehilangan Suara

Mom's Life
Viral 300 Ribu Kucing di Mediterania Mati Diduga karena Corona, Ini Faktanya


7 Foto
Mom's Life
7 Foto BCL Isoman Usai Positif COVID-19, Hibur Diri Berjemur Bareng Teman
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda