Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Pasien 01, 02, dan 03 yang Sembuh dari Virus Corona

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 23 Mar 2020 06:30 WIB

Pasien 01, 02, dan 03 dinyatakan sembuh dari virus Corona berbagi kisah dan pengalaman tentang gejala, tes, pengobatan hingga respons di lingkungannya.
Kisah Pasien 01, 02, dan 03 yang Sembuh dari Virus Corona/ Foto: Menkes Terawan umumkan pasien kasus 01-02-03 sembuh (Kadek/detikcom)
Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bahwa dua orang WNI positif Corona. Dua orang tersebut diduga berinteraksi dengan WNI Jepang yang sempat masuk ke Indonesia. Namun, pada Senin 16 Maret 2020, dua pasien pertama dan satu pasien kasus 03 dinyatakan sembuh.

Hal tersebut diungkap jubir pemerintah terkait penanganan Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.


"Sudah kami periksa 2 kali berturut-turut, untuk virus ini dan sudah benar-benar negatif. Artinya, secara fisik enggak ada keluhan sama sekali sudah nampak sehat dan kemudian secara laboratoris sudah tidak ada lagi virus yang berada di dalam tubuhnya. Kami meyakini beliau bertiga sudah memiliki imunitas untuk kebal terhadap infeksi virus ini," kata Achmad dikutip dari detikcom.

Sudah sembuh, ketiganya pun berbagi cerita dan pengalaman ke CNN Indonesia. Pasien Corona nomor 01 mbak Sita Tyasutami, pasien nomor 02 ibu Maria Darma, dan pasien nomor 03,mbak Ratri Anindya awalnya bercerita tentang gejalanya.

"Awalnya saya batuk dan demam. Kemudian sempat muntah di awal-awal. Ngilu di tulang saya dan vertigo. Itu untuk flu, batuk, dan demamnya itu saya bertahan dua minggu," kata Sita.

"Jadi saya tiap hari minum obat demam, sudah turun naik lagi. Demamnya 38,5 sampai 38,7, enggak bisa ngapa-ngapain dan pingsan terus tiap hari. Saya gejalanya paling parah," sambungnya.

Sementara itu pasien 03, Ratri mengungkap bahwa ia hampir tak merasakan gejala apapun. Ia mengaku badannya saja yang lemas dan dianggap jet lag karena baru tiba dari luar negeri.

"Sempat lemas banget tiba-tiba, saya tidur. Saya baru tiba di Indonesia, saya pikir saya jet lag, hari itu saya demam cuma maksimum 37,3. Gejala demamnya dikit sekali, demam cuma lima hari, saya sembuh betul," ujar Ratri.

"Waktu saya dipanggil Kemenkes untuk dites, saya sudah merasa sehat dan sudah beraktivitas kembali. Tapi tetap dinyatakan positif dan waktu dinyatakan antara percaya enggak percaya," lanjutnya.

Kata Ratri, tanpa gejala pun kita bisa carrier virus, Bunda. 


Klik next untuk halaman selanjutnya.

Kisah Pasien 01, 02, dan 03 yang Sembuh dari Virus Corona

Cerita pasien corona yang berhasil sembuh/ Foto: CNN Indonesia

Tes Corona, pengobatan, dan pesan dari pasien yang sembuh untuk masyarakat Indonesia

Untuk tesnya, Sita menjelaskan bahwa ia di-swap tenggorokan, hidung, dan tes darah. "Tes darah sekali sehari, kalau di-swap tiap hari," ungkapnya.

Sementara itu, giliran Maria yang menjelaskan gejalanya. Guru menari itu juga tiba-tiba merasa lemas dan pergi ke dokter, namun begitu sampai sana ia didiagnosis gejala tipes.

"Saya enggak tahu kapan kenanya, tanggal 16 Februari saya tiba-tiba merasa lemas. Saya masih pentas tanggal 23 Februari. Jadi pas tanggal 16 itu seminggu biasa, terus hari Jumat mulai lemas lagi tuh, 21 Februari. Pulang pentas lemas, saya ke dokter tanggal 27 Februari, katanya saya tipes," ungkap ibu dari pasien 01 itu.

Selama pengobatan, diungkap Maria, ia dan Sita diinfus terus dan dikasih obat. Di hari kelima, Maria diberikan curcuma. Baginya minuman itu sangat penting.

"Temulawak, itu yang dikasih Pak Jokowi di dalam botol," kata Maria.

Sementara itu Ratri menambahkan, karena gejala tiap orang berbeda maka pengobatan pun berbeda. Dari tiga pasien sembuh, yang pengobatannya paling banyak adalah pasien 01. "Obat saya paling banyak, diinfus, suntik ke infus, dan ada yang minum," timpal Sita.

Sita menghabiskan beberapa hari saja di rumah sakit bersama Maria. Setelahnya Sita diisolasi di rumah selama 13 hari sedangkan Maria diisolasi selama 16 hari. "Karena usia cukup banyak, jadi penyembuhan cukup lama. Jadi harus hati-hati, harus menjaga kebahagiaan hati, kalau kita panik malah makin drop," kata Maria.

Baik Sita, Maria, dan Ratri pun mengaku kaget dengan respons di lingkungannya terutama di media sosial. Banyak beredar kabar tidak benar dan foto-fotonya pun disalahgunakan.

"Untuk saya, stigma dan informasi yang beredar salah kaprah mengenai saya dan ibu. Dalam 5 menit viral ke mana-mana bikin keadaan buruk seminggu pertama," ujar Sita.

Setelah sembuh, Ratri pun memberi pesan untuk siapapun yang sedang mengantisipasi, enggak usah panik dan terus mawas diri. Kita pribadi tanggung jawabnya juga ke lingkungan. Harus hati-hati dan kita perlu membantu memutuskan rantai penularan virus Corona, Bunda.

"Kalau bisa tidak usah keluar rumah, sumber alam kita kaya, ayo berjemur, minum air," kata Ratri.

"Stay away from negative thinking, jangan takut diisolasi," tambah Sita.

Maria sendiri saat penyembuhan melakukan self healing, mendengarkan lagu, mengekspresikan diri. "Sekarang banyak imbauan, anak-anak diliburkan itu jangan ke mana-mana, kembali ke keluarga, kreativitas ditumbuhkan karena selama ini kita sibuk cari uang. Main sama anak-anak, berekreasi, itu menguatkan keluarga," pesan Maria.


Simak juga video tentang virus Corona yang perlu Bunda tahu:

[Gambas:Video Haibunda]




(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda