Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kebiasaan di Brunei Bikin Orang Indonesia Kaget, Pakai Mobil ke Warung Depan Rumah

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 12 Aug 2021 15:35 WIB

A stock photo/3D Render of the Brunei flag.
Bendera Brunei Darussalam/ Foto: Getty Images/iStockphoto/LPETTET

Sebagai pendatang di negara asing, tentunya perlu beradaptasi dengan kebiasaan orang-orang di negara tersebut. Seperti dialami Wulandari, wanita Indonesia yang kini menetap di Brunei Darussalam. Wulan, sapaan akrabnya, berbagi pengalaman mengenai culture shock yang dialaminya ketika datang pertama kali ke negara tersebut.

Meski sudah 10 tahun lebih Wulan menetap di Brunei, ia ingat beberapa hal yang membuatnya kaget dengan kebiasaan orang-orang di sana, Bunda. Singkat cerita, awal datang ke Brunei, Wulan berpikir kotanya besar seperti Surabaya, Jakarta. Ini karena Wulan belum pernah mengunjungi negara-negara lain selain Brunei.

"Jadi aku terkejut saat tiba di Brunei lewat jalur darat dari Pontianak lewat Sarawak, Sarawak baru masuk Brunei Darussalam. Kok seperti ini Brunei? Aku tidak berpikir kalau Brunei kayak hutan gitu ya," ungkapnya, dilansir kanal YouTube-nya Wulan's Life.

Wulan masih ingat ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Brunei sekitar jam 8 - 9 malam, keadaan jalanan sudah sunyi, Bunda. Penduduk setempat terlihat sudah masuk ke rumah masing-masing.

banner cinta penelope di turki

"Berbeda di tempat kita di 8, 9, atau 10 malam tuh masih ramainya orang jalan-jalan. Orang cari makanan, orang nongkrong, orang ngapain entah ke kota. Di desa pun, jam 8, 9 pun masih ramai kan. Tapi tidak seperti yang terjadi di Brunei," kata Wulan.

Itulah culture shock pertama yang dirasakan betul oleh Wulan dan membuatnya tercengang ketika pertama kali datang ke sana. Lalu, yang kedua adalah ketika ia menawari orang makan.

Wulan tak menyangka ketika menawari makanan pada temannya yang orang Brunei, makanannya malah dijilat!

"Aku menawari si A itu, 'Mau makan?' Dia itu menolak, tapi menolaknya dengan cara seperti ini. Itu makanan dipegang (dicolek sedikit), terus makanan yang dipegang itu diciumkan ke bibirnya. Aku terkejut kan, maksudnya apa? Oh no, terima kasih. Berarti dia menolak kan," ucapnya.

Wulan pun akhirnya penasaran mengapa orang Brunei menolak makanan dengan cara seperti itu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga cerita pemuda Surabaya jadi tentara AS:

[Gambas:Video Haibunda]




WANITA INDONESIA KAGET DENGAN KEBIASAAN ORANG BRUNEI

Portrait of Malaysian or Indonesian Muslim young woman with light blue colored hijab

Foto: iStock

Soal menolak makanan, menurut partnernya, ternyata orang Brunei takut kepunan kalau mereka tidak melakukan hal serupa.

"Apa itu kepunan? Hal perkara tidak baik itu terjadi pada dirinya. Kan ditawari baik-baik, kemudian dia menolak karena kenyang. Kalau di istilah kita itu pamali ya," kata Wulan.

Hal ketiga yang membuat Wulan syok adalah tidak ada istilah sarapan. Orang Brunei hanya makan sehari dua kali, makan siang dan makan malam. Orang Brunei jarang sekali sarapan, kalau pun sarapan hanya makan roti, atau minum teh tarik, minum kopi, minum teh manis.

"Mereka itu tidak ada istilah sarapan di kita. Kalau kita itu makan sehari itu tiga kali kan. Tapi tidak di Brunei," ujarnya.

Selanjutnya masih soal makanan, orang Brunei rutin duduk berkumpul minum kopi bersama, mereka tidak suka kumpul di rumah. Lalu, mereka juga ke kedai atau warung dekat rumah pun selalu bawa mobil, Bunda.

"Walaupun kedainya itu di depan rumah, tinggal seberang jalan, mereka tidak mau kalau jalan kaki, mereka akan start mobil. Kalau enggak jauh-jauh, mobilnya disimpan (diparkir) di kedainya dan mesinnya masih menyala. Di sini tuh aman-aman saja, enggak ada orang nyelonong bawa kabur," ucapnya.

Wulan kemudian bercerita, karena apa-apa serba pakai mobil, maka jalan kaki terlihat aneh. Ia pernah mengalami saat awal menetap di Brunei.

"Aku ke kedai jalan kaki tuh dilihatin gitu. Kenapa? Ada yang salah dari ku? Terasa aneh gitu ya, ternyata orang Brunei tuh jarang sekali jalan kaki. Ke kedai depan rumahnya saja tuh membawa mobil, jadi kalau lihat orang jalan kaki tuh terasa aneh," kata Wulan.

Wulan mengatakan turis atau pendatang bakal jarang melihat orang jalan kaki walaupun di tengah atau pusat kota, apalagi di desa-desa. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

KEBIASAAN ORANG BRUNEI YANG UNIK

Ramadan with Mobile Phone

ilustrasi wanita berhijab/ Foto: iStock

Meski sering menggunakan mobil untuk pergi ke mana-mana, ternyata membunyikan klakson di Brunei itu ternyata tidak sopan, Bunda. Bunyi klakson bisa diartikan mereka sebagai tanda untuk mengajak gaduh.

"Kalian jangan sekali-kali membunyikan klakson, kalau kita kan agar minta jalan, atau ketemu teman, atau kalau depan kita ramai pasti klakson," tuturnya.

Kemudian, hal kedelapan ini sangat kritikal menurut Wulan, yaitu arti highlight atau dimmer di Brunei. Kalau di Brunei bukannya orang yang beri lampu dimmer untuk jalan lebih dahulu seperti di Indonesia, melainkan artinya mempersilakan orang di depannya untuk jalan lebih dahulu.

"Jadi hati-hati ya kalian, kalau tidak, bisa kecelakaan," kata Wulan.

Lalu beralih ke tata cara bertamu. Wulan menceritakan, di Brunei tidak ada tetangga yang saling mengunjungi. Kemudian jika ada tamu pintu ditutup bukannya dibuka. Selain itu, tamu laki-laki dan tamu perempuan dibedakan tempatnya.

"Mengenai open house ied di Brunei, beda dengan di Indonesia. Kalau di kita habis sembahyang Ied biasanya ziarah, saling berkunjung. Kalau di Brunei tidak, si tuan rumah harus SMS dahulu jika mau open house," katanya.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda