Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Posisi Seks Woman on Top: Favorit Banyak Wanita Tapi Berbahaya? Ini Faktanya

Kinan   |   HaiBunda

Sabtu, 25 Sep 2021 21:45 WIB

Young loving couple in bed. Happy couple relaxing in bed.
Posisi woman on top dianggap sebagai salah satu posisi seks berbahaya, kenapa begitu?

Posisi woman on top menjadi salah satu posisi seks favorit para wanita, sebab dianggap dapat meningkatkan peluang orgasme. Kendati demikian, posisi ini juga diketahui paling berbahaya dan berisiko. 

Dikutip dari Daily Mail, tim peneliti dalam studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Advances of Urology menemukan bahwa posisi 'woman on top' atau 'cowgirl' adalah yang posisi seks paling berbahaya, terutama bagi pria.

Menurut penelitian ini, posisi woman on top dapat meningkatkan risiko pria mengalami fraktur penis. Ini merupakan kondisi di mana penis mengalami cedera, sehingga memerlukan bantuan medis segera.

Jangan dianggap remeh, Bunda. Menurut penelitian, masalah fraktur penis yang diabaikan begitu saja berisiko dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual dan berkemih.

Dalam studi tersebut, para peneliti berhipotesis bahwa kendali pergerakan berada pada wanita sepenuhnya saat menerapkan posisi woman on top. Hal inilah yang kerap membuat hilang kendali, sehingga penis justru rentan mengalami cedera.

5 kebiasaan aneh orang Indonesia5 kebiasaan aneh orang Indonesia/ Foto: Mia Kurnia Sari

Seperti dilansir Times of India, posisi woman on top seperti juga cowgirl dilakukan dengan wanita berada di atas. Meski mungkin rasanya nyaman, namun suami kehilangan kendali atas pergerakan penis yang kemudian membuat penisnya lebih rentan terhadap fraktur.

Apa itu fraktur penis?

Dikutip dari Medical News Today, fraktur penis adalah cedera langka dan mengkhawatirkan yang mungkin terjadi selama hubungan seksual. Terutama salah satunya akibat posisi seks yang tidak tepat, Bunda.

Fraktur penis tidak sama dengan patah tulang pada umumnya. Kondisi ini terjadi kebanyakan akibat pecahnya dua area penis yang bertanggung jawab untuk ereksi: corpora cavernosa dan selubung penis.

Karena cedera fraktur penis dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada fungsi seksual dan kemih pria, penting untuk segera mendapatkan perawatan medis. 

Memiliki rasa nyeri luar biasa, fraktur penis adalah cedera menyakitkan yang biasanya terjadi pada dua pertiga bagian bawah penis.

Setelah melakukan posisi seks woman on top, apa saja gejala fraktur penis yang perlu diwaspadai? Terutama agar cedera dapat dicegah dan mengurangi keluhannya.

Simak ulasan lengkap tentang posisi woman on top dan risikonya di halaman berikut yuk, Bunda.

APA ITU FRAKTUR PENIS, YANG MUNGKIN MUNCUL KARENA POSISI SEKS WOMAN ON TOP

Black couple lying on bed together sex concept

Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Fraktur penih adalah risiko terburuk yang mungkin terjadi sebagai efek samping dari posisi seks woman on top. Nah, apa saja gejala fraktur penis yang perlu diwaspadai dan diperiksa ke dokter:

  • Pendarahan dari penis
  • Mengalami memar berwarna gelap pada penis
  • Mengalami kesulitan buang air kecil
  • Kehilangan ereksi tiba-tiba
  • Rasa sakit yang bervariasi dari minimal hingga parah

Fraktur penis sering menyebabkan penis mengalami perubahan warna, umumnya tampak keunguan dan agak bengkak. Gejala yang lebih jarang dari fraktur penis termasuk pembengkakan di skrotum dan darah dalam urine.

Kondisi lain yang menyerupai gejala fraktur penis termasuk pecahnya pembuluh darah dan arteri di penis dan ligamen suspensori yang pecah.

Jika setelah melakukan posisi woman on top kemudian curiga suami mengalami fraktur penis, jangan tunda untuk segera mencari pertolongan medis.

Sebagian besar dokter menganggap fraktur penis sebagai keadaan darurat urologis karena berpotensi mempengaruhi fungsi seksual dan kemih pria secara permanen.

Pemeriksaan fraktur penis akibat posisi woman on top

Dokter biasanya dapat mendiagnosis fraktur penis dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana fraktur terjadi dan memeriksa penis.

Studi pencitraan, seperti sinar-X, juga dapat digunakan. Dokter pun mungkin menggunakan ultrasound, yang menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi kelainan dan menemukan area yang tepat atau area di mana penis cedera.

Jika dokter tidak dapat mengidentifikasi masalah menggunakan ultrasound, mereka mungkin menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda