
moms-life
Kisah Tengku Alia Sandra, Insinyur Wanita Tangguh di MRT Jakarta
HaiBunda
Selasa, 05 Oct 2021 19:46 WIB

MRT saat ini telah menjadi transportasi yang diandalkan untuk mobilitas masyarakat. Sukses menjadi transportasi modern Ibu Kota, ada sosok wanita inspiratif di balik MRT Jakarta lho.
Tengku Alia Sandra harus merelakan mimpinya untuk menjadi dokter ketika tidak lulus seleksi masuk jurusan Ilmu Kedokteran. Namun tak disangka, jalan kehidupan justru membawa Alia ke bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Wanita kelahiran Jakarta, 12 April 1983 itu, turut andil dalam pembangunan proyek MRT Jakarta yang kini menjadi salah satu moda transportasi modern di Ibukota. Ia menjabat sebagai Kepala Departemen Railway Engineering.
Tak pernah terbesit di pikiran wanita 38 tahun itu untuk terjun ke bidang STEM. Sejak masih kecil, Alia bermimpi untuk menjadi dokter, Bunda.
"Namanya juga anak kecil ya, dahulu ingin banget jadi dokter. Sampai besar lulus SMA pun inginnya seperti itu, tetapi harus di PTN. Namun kenyataannya saya tidak lulus ujian kedokteran di PTN," ungkap Alia kepada HaiBunda belum lama ini.
Alia kemudian mendaftar di perguruan tinggi swasta. Ia mengambil langkah untuk mencoba jurusan selain kedokteran. Ia pun mendaftar ke jurusan Sistem Informasi.
Lulus dari universitas, Alia langsung bekerja di suatu perusahaan telekomunikasi. Tak disangka, Alia jatuh cinta dengan bidang engineering, Bunda. Ia kemudian memutuskan terbang ke Australia untuk melebarkan sayap sebagai insinyur.
"Kalau dahulu saya di telekomunikasi, saat di Australia saya terjun ke bidang railway engineering," ucapnya.
Menggeluti karier di bidang railway, Alia mendapat kesempatan untuk mendalami ilmu. Kala itu ia membutuhkan sertifikasi untuk mengukuhkan statusnya sebagai insinyur. Akan tetapi, Alia perlu menimba ilmu lebih dalam di bidang tersebut.
Suatu ketika, bos di tempat Alia bekerja menawarinya untuk mengambil kuliah S2. Alia tak melewatkan kesempatan itu, Bunda. Ia bahkan lolos seleksi beasiswa di Central Queensland University, Australia jurusan Railway Signalling and Telecommunication, Railroad and Railway Transportation.
"Kalau kerja kan biasanya ada evaluasi karyawan. Lalu bos saya tanya, 'Apakah kamu mau mendalami lebih lanjut sebagai seorang engineer di bidang railway?' Akhirnya saya kembali bersekolah," tutur Alia.
Tengku Alia Sandra menyelesaikan studinya pada 2016. Namun tak lama kemudian, ia harus pergi meninggalkan pekerjaannya di Australia dan kembali ke Tanah Air. Orang tua Alia jatuh sakit, Bunda.
"Sebenarnya ada dilema kalau nanti tidak pulang bagaimana dengan keluarga. Tapi kalau pulang nanti saya bekerja harus dari awal lagi," ungkapnya.
Dihadapkan dengan keputusan sulit, Alia memutuskan untuk pulang ke Indonesia hingga dipertemukan dengan MRT Jakarta. Baca di halaman selanjutnya.
Saksikan juga video inspiratif tentang putri Jet Li yang pernah magang di PBB:
KARIER DI MRT JAKARTA
Tengku Alia Sandra / Foto: Dok. Pribadi
Keadaan keluarga di Indonesia membuat Tengku Alia Sandra mantap kembali ke kampung halaman. Baginya, keluarga tetap merupakan prioritas, Bunda.
"Mau bagaimana juga, buat saya keluarga itu nomor satu ya. Saya empat bersaudara, tetapi di Australia hanya bersama satu orang kakak. Niatnya pulang itu baik kok, agar bisa dekat dengan keluarga, mengurus orang tua," tutur Alia.
Alia mempersiapkan semuanya dengan baik dan penuh perhitungan sebelum kembali ke Tanah Air. Ia terlebih dahulu mencari lowongan pekerjaan di Ibu Kota sehingga ia bisa langsung bekerja ketika sampai di Indonesia.
Alia kemudian melihat lowongan bekerja di MRT Jakarta. Tak disangka, ia langsung ditawari pekerjaan untuk ikut serta dalam proyek pembangunan MRT Tahap I. Padahal kala itu Alia masih berada di Australia, Bunda.
"Saya wawancara dari Australia, sempat ke Indonesia juga untuk bertemu dengan para direksi. Kemudian dinyatakan diterima sehingga saya bisa resign dari pekerjaan di Australia dan pulang ke Indonesia," ucapnya.
Tengku Alia Sandra bertugas merancang kegiatan operasional kereta MRT. Ia turut serta pada tahap pembuatan kerangka konstruksi. Alia membuat konsep akan seperti apa MRT Jakarta dijalankan.
"Saya fokus ke sistem railway, berhubungan dengan persinyalan, kebutuhan power, urusan track, lalu keretanya seperti apa," beber Alia.
Dalam mendesain MRT, Alia harus melihat aspek keselamatan. Alia memegang peran penting dalam hal persinyalan, Bunda. Itu artinya, nyawa banyak orang bergantung di tangan Alia.
"Signalling system dibuat supaya tidak terjadi tabrakan antar kereta. Hal-hal yang tidak diinginkan itu dipastikan tidak terjadi. Desain harus dibuat dengan aspek keamanan, ada yang standar-standar harus dipenuhi," paparnya.
Dalam hal keselamatan, Alia kemudian teringat kembali dengan mimpinya sebagai dokter. Ia pun menilai bahwa profesinya saat ini masih memiliki benang merah dengan dokter. Keduanya sama-sama menjadi tolak ukur keselamatan masyarakat.
"Sebagai signalling engineer ya kita menyelamatkan nyawa orang dengan desain yang aman dan benar untuk penumpang kereta kita. Sama seperti dokter, mendiagnosa itu kan harus benar karena taruhannya nyawa," tuturnya.
Bekerja di bidang STEM yang didominasi oleh kaum Adam, Alia juga sempat mengalami pengalaman pahit. Baca di halaman berikutnya.
MAJU LAWAN DISKRIMINASI
Tengku Alia Sandra / Foto: Dok. Pribadi
Sebagai wanita, Alia sempat mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat bekerja. Industri STEM yang didominasi oleh pria membuat Alia kerap dipandang sebelah mata.
Salah satu kejadian yang masih membekas di benaknya adalah saat Alia hendak membawakan suatu presentasi ketika meeting. Alia yang datang dengan penampilan cantik membuatnya tak dianggap sebagai sosok yang kompeten.
"Mungkin orang belum terbiasa melihat cewek pakai high heels datang untuk presentasi tentang sistem, mungkin dikiranya kita ini enggak paham. Saya belum presentasi sudah dibilang, 'Nanti buat meeting berikutnya yang datang tim teknis ya'. Padahal ya saya ini tim teknisnya," cerita Alia.
"Sebagai wanita, effort kita ini memang jadi lebih berat. Pria tidak perlu membuktikan sesuatu karena mereka sudah dinilai kuat dan mampu melakukan pekerjaan. Tapi kalau perempuan, kita harus tunjukkan sesuatu terlebih dahulu agar orang percaya," sambungnya.
Meski begitu, Tengku Alia Sandra mengaku sudah terbiasa dengan stigma tersebut. Ia juga merasa nyaman dengan rekan-rekannya di kantor. Bahkan saat ini, ia merasa bangga karena sudah banyak perempuan yang menyeburkan diri ke bidang STEM.
"Memang belum banyak, jumlahnya tidak apple to apple dengan pria. Tapi intinya jangan pernah takut untuk mencoba. Dahulu saya tidak berkesempatan jadi dokter, tapi jadi engineer. Jadi hidup itu tentang bagaimana kita memanfaatkan kesempatan yang datang," tutur Alia.
Saat ini Alia masih sibuk menggeluti profesinya di bidang railway engineering. Ia ikut serta dalam proyek pembangunan MRT Tahap II. Dalam bekerja, Alia tidak segan melakukan semuanya dengan penuh totalitas.
"Sejak masih di Australia saya sudah sering turun ke lapangan, keluar masuk hutan, itu sudah biasa. Keluarga juga tetap mendukung. Saya sudah sering cerita sehingga profesi saya ini bukan menjadi suatu hal yang aneh bagi mereka," kata Alia.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Mengenal Noraly Seodito, Ibunda Rafael Struick Pemain Timnas yang Ternyata Punya Jabatan Tinggi di Bank Belanda

Mom's Life
Cerita Eks Karyawan SCBD Kini Raup Omzet Rp300 Juta Per Bulan dari Bisnis Bersama Suami

Mom's Life
Kisah Lulusan S2 Peraih Beasiswa LPDP, Begini Pola Asuh dan Dukungan Ibunda

Mom's Life
Kisah Sukses Mahasiswi Bisnis Kue Sambil Kuliah, Kini Raup Omzet Jutaan Rupiah

Mom's Life
Kisah Inspiratif Lulusan SD Jadi Miliarder, Mampu Lunasi Utang Orang Tua


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Artis Indonesia Inspiratif yang Raih Gelar S2, Maudy Ayunda hingga Alyssa Soebandono
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda