Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Profil Maria Ressa, Jurnalis Perempuan Pertama yang Meraih Nobel Perdamaian 2021

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 10 Oct 2021 13:45 WIB

Maria Ressa
Maria Ressa/Foto: Instagram @maria_ressa

Ada kabar terkait prestasi yang kembali diraih oleh wanita, Bunda. Kali ini, dari Komite Nobel Norwegia yang memutuskan untuk menganugerahkan Nobel Perdamaian 2021 kepada jurnalis perempuan yakni Maria Ressa.

Komite Nobel memutuskan, bersama rekan jurnalis lainnya, yaitu Dmitry Muratov, layak diberikan penghargaan bergengsi tersebut karena keduanya telah berupaya melindungi kebebasan dalam berekspresi, yang menjadi prasyarat tegaknya demokrasi dan perdamaian abadi.

"Ressa dan Muratov menerima penghargaan perdamaian ini atas perjuangan berani mereka untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia," tulis Komite Nobel yang dikutip dari akun resmi Facebook Nobel Prize pada Jumat (8/10/2021).

"Pada saat bersamaan, mereka adalah perwakilan semua jurnalis yang berdiri untuk idealisme ini di dunia yang mana demokrasi dan kebebasan pers kondisinya semakin buruk," sambung postingan tersebut.

Maria Ressa sendiri disebut menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengungkap penyalahgunaan beberapa hal, Bunda. Di antaranya yakni kekuasaan, penggunaan kekerasan dan meningkatnya otoritarianisme di negara asalnya, yakni Filipina.

Banner Wanita RI jadi Buruh di Swedia

Pada 2012 lalu, Maria Ressa juga diketahui ikut mendirikan dan menjadi CEO Rappler hingga saat ini. Rappler sendiri merupakan perusahaan media digital yang berfokus pada jurnalisme atau pemberitaan investigasi ya, Bunda.

Media yang didirikan oleh Maria Ressa itu selalu fokus mengkritik kampanye pemberantasan narkoba Presiden Rodrigo Duterte. Rodrigo Duterte diketahui jalani kampanye anti-narkoba yang kontroversial dan mematikan di rezimnya.

"Jumlah kematian yang sangat tinggi dari kampanye itu seakan menyerupai perang yang dilancarkan terhadap penduduk negara itu sendiri. Ressa dan Rappler juga telah mendokumentasikan bagaimana media sosial digunakan untuk menyebarkan berita palsu, melecehkan lawan, dan memanipulasi wacana publik," ucap panitia Nobel Prize.

Selengkapnya, simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, tonton juga lima fakta tentang Lyodra Ginting, kandidat wanita tercantik dunia dalam video berikut, yuk:

[Gambas:Video Haibunda]

APA KATA MARIA RESSI?

Maria Ressa

Maria Ressa bersama Mark Zuckerberg/Foto: Instagram @maria_ressa

Maria Ressa sendiri menjadi perempuan pertama yang menyabet penghargaan ini, Bunda. Saat mendapatkannya, Maria Ressa sendiri akui tak menyangka dan terkejut, lho.

"Ya Tuhan, saya kaget," ujarnya ketika diberi ucapan selamat dalam Zoom Meeting Press in Distress: Will Independent Journalism Survive in Southeast Asia.

Penghargaan tersebut Maria Ressa dedikasikan untuk kebenaran dan kebebasan pers, komitmen yang selama ini selalu ia pegang dengan erat.

"Ini untuk kita semua. Ini adalah pengakuan betapa sulitnya menjadi seorang jurnalis. Terima kasih untuk panitia Hadiah Nobel."

"(Terima kasih) wartawan di Asia Tenggara, kami akan bekerja di masa-masa sulit. Saya ingin Anda memegang kebenaran. Kami memiliki masalah besar yang harus dihadapi. Tapi saya pikir kita bisa melakukannya bersama-sama," ujar pemilik nama lengkap Maria Angelita Aycardo itu.

Tak hanya berterima kasih atas penghargaan yang diperoleh, Maria Ressa juga ungkap soal apa makna dan harapannya atas Nobel Perdamaian, Bunda. Katanya, ia ingin Nobel Perdamaian bisa menghentikan manipulasi, memerangi kepalsuan, pengawasan media dan membantu komunitas.

Bunda, tonton juga lima fakta Wendy Yu yang pernah jadi donatur terbesar di Met Gala dalam video berikut yuk:

[Gambas:Video Haibunda]


(AFN/AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda