HaiBunda

MOM'S LIFE

4 Alasan Perempuan Lebih Berisiko Depresi, Salah Satunya karena Hormon

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 18 Dec 2021 16:49 WIB
Ilustrasi Alasan Perempuan Mudah Depresi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong
Jakarta -

Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi di dunia, Bunda. Dalam ilmu kejiwaan, depresi kerap dikatakan sebagai disorder daripada ilness.

Menurut seorang Psikiater Konsultan, dr. Nalini Muhdi SpKJ(K), penyebab depresi sangat komprehensif, Bunda. Angka kejadian juga bisa menyerang siapa saja karena depresi tak melihat usia, budaya, dan latar belakang.

Tak hanya itu, dr. Nalini juga mengatakan bahwa angka kejadian depresi kini mulai banyak ditemukan di wilayah Asia, Bunda. Hal ini lantaran konsep kesehatan mental di Asia, khususnya Asia Pasifik, masih terbilang baru.


"Depresi itu sekarang lebih banyak bergeser ke Asia Pasifik karena konsep mental health dan depresi ini masih baru, sekitar 10 sampai 15 tahun," katanya dalam webinar Kupas Tuntas Mengenai Depresi, Selasa (14/12/2021).

Depresi memiliki banyak jenis, Bunda. Namun, semua jenisnya memiliki karakteristik yang paling umum. Misalnya saja perubahan mood menjadi sedih, tatapan kosong, perubahan somatik, fisik, dan kognitif seperti mudah lupa, tak bisa konsentrasi, daya ingat menurun, dan hal lainnya yang berhubungan dengan pengetahuan.

Depresi memang bisa menyerang siapa saja, Bunda. Namun, dr. Nalini mengatakan kalau perempuan bisa dua sampai tiga kali lebih tinggi menderita depresi, lho.

"Perempuan berisiko 1,5 sampai 3 kali lipat menderita depresi. Dan ini masih kontroversi," imbuhnya.

Alasan perempuan lebih berisiko terkena depresi

Walaupun masih menjadi perdebatan, ada beberapa alasan dan faktor pendukung mengapa perempuan lebih berisiko terkena depresi daripada laki-laki nih, Bunda. Penasaran dengan alasannya? Berikut ini dr. Nalini jelaskan deretannya untuk Bunda.

1. Dikendalikan oleh hormon

Perempuan lebih dikendalikan oleh hormon, terutama hormon estrogen, Bunda. Karena itu, saat perempuan sudah memasuki fase pubertas, mereka lebih cenderung mengalami depresi.

"Terutama ketika hormon estrogennya anjlok. Ketika di masa mau menstruasi dan tiga hari menstruasi. Kemudian ketika mau melahirkan dan fase sekitar memasuki masa menopause," kata dr. Nalini.

Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.

Bunda, simak juga video tips atasi stres saat hamil berikut ini:



(mua/som)
PERBEDAAN KEBANGGAAN HINGGA PENYAKIT KRONIS

PERBEDAAN KEBANGGAAN HINGGA PENYAKIT KRONIS

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

Mengenal Toxic Productivity, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menanganinya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK