HaiBunda

MOM'S LIFE

Apa yang Termasuk KDRT, Bagaimana Menghadapi & Lapor ke Mana Bila Jadi Korban

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 10 Jan 2023 12:27 WIB
ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/JOHNGOMEZPIX
Jakarta -

Melihat kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seperti melihat fenomena gunung es. Dari sekian banyak kasus yang terungkap, yang tak diungkap dan tak terlihat justru jumlahnya jauh lebih banyak.

Mengapa banyak kasus KDRT tidak terungkap? Salah satu alasannya, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, adalah karena korban takut untuk melapor. 

"Perlu kita ketahui bersama bahwa fenomena kekerasan pada perempuan seperti gunung es. Di mana jumlah yang sebenarnya dapat lebih besar lagi. Sebagai gambaran, terhadap ketimpangan relasi kuasa, penyintas dapat merasa sangat takut untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya," katanya.


Dalam UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Apa saja yang termasuk KDRT? Dalam Bab III UU No.23 Tahun 2004, yang termasuk dalam KDRT meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, atau penelantaran rumah tangga. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

Banner Serba Serbi Air Mani Wanita/ Foto: HaiBunda

Lalu, kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat seseorang.

Kemudian, kekerasan seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga, dan pemaksaan hubungan seksual terhadap seseorang dalam lingkup rumah tanggaya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.

Terakhir, yang dimaksud penelantaran adalah tidak memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Lantas, jika seseorang mengalami KDRT, bagaimana cara menghadapinya?

Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga penjelasan psikolog tentang bahaya KDRT:



(aci/fir)
CARA MENGHADAPI KDRT

CARA MENGHADAPI KDRT

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

4 Tips Menata Rumah Sesuai Feng Shui, Bisa Bikin Pernikahan Harmonis

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Ivy Batuta Bersama Anak yang Beranjak ABG, Tinggi Badannya Curi Perhatian

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Stop Bilang "Tidak Apa-apa", Ini 10 Kalimat Penggantinya yang Bantu Anak Lebih Tangguh Secara Emosional

Parenting Azhar Hanifah

Tuntas Jalani Kemoterapi, Nunung Kini Fokus Lawan Stres agar Kanker Tak Kambuh

Menyusui Amrikh Palupi

Kisah Bunda Tak Sadar Hamil hingga Melahirkan Anak dengan Berat 1,3 Kg di Festival Seni

Kehamilan Annisa Karnesyia

Momen Aktor Reuben Elishama Bersama Keluarga, Intip 5 Potret Sang Istri yang Jarang Tersorot

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Ivy Batuta Bersama Anak yang Beranjak ABG, Tinggi Badannya Curi Perhatian

Stop Bilang "Tidak Apa-apa", Ini 10 Kalimat Penggantinya yang Bantu Anak Lebih Tangguh Secara Emosional

Sudah Voting di Pilihan Bunda Awards 2025? Hadiah Uang Belanjanya Nunggu Lho!

Tuntas Jalani Kemoterapi, Nunung Kini Fokus Lawan Stres agar Kanker Tak Kambuh

Kisah Bunda Tak Sadar Hamil hingga Melahirkan Anak dengan Berat 1,3 Kg di Festival Seni

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK