MOM'S LIFE
5 Mitos Seputar Varian Omicron yang Banyak Beredar, Pahami Faktanya yuk Bun
Mutiara Putri | HaiBunda
Minggu, 27 Feb 2022 18:35 WIBPenambahan kasus COVID-19 varian Omicron menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Indonesia, Bunda. Tak hanya itu, bahkan banyak orang yang sebelumnya telah terinfeksi COVID-19, kembali terinfeksi untuk ke sekian kalinya.
Varian Omicron memang dikatakan sebagai varian yang memiliki gejala cukup ringan. Gejala-gejala yang biasanya muncul dan terlihat oleh pasien Omicron adalah flu dan juga sakit tenggorokan.
Selama masa pandemi ini, ada banyak mitos dan berita bohong yang tersebar di internet, Bunda. Salah satunya adalah mitos tentang penerima vaksin Sinovac yang dikabarkan tidak efektif untuk melawan Omicron.
Pada Januari 2022, Sinovac Biotech Ltd mengungkapkan data penelitian terbaru, Bunda. Data tersebut menunjukkan bahwa tiga dosis vaksin Sinovac (dua dosis dan satu booster) bisa menghasilkan antibodi lebih tinggi pada 95 persen penerima dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima dua dosis, termasuk pada varian Omicron.
Juru bicara Sinovac, Pearson Liu, mengungkapkan bahwa penelitian ini memberikan kepastian bahwa vaksin Sinovac tetap efektif dalam memerangi COVID-19.
"Ketika dunia terus memerangi munculnya varian COVID-19 baru, hasilnya mendukung rejimen imunisasi tiga dosis untuk memastikan perlindungan yang lebih besar terhadap COVID-19, sebuah temuan yang sejalan dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas kesehatan setempat. di seluruh dunia untuk semua jenis vaksin COVID-19," katanya dikutip laman The EDGE Markets.
Mitos-mitos terkait Omicron
Tak hanya mitos vaksin Sinovac, dr. Reisa Broto turut membeberkan beberapa mitos yang tersebar di masyarakat terkait varian Omicron nih, Bunda. Berikut ini deretan mitosnya dilihat dari kanal YouTube Reisa Broto Asmoro.
1. Sudah vaksin dan booster aman dari COVID-19
Setelah diadakan vaksinasi dua dosis atau vaksinasi primer, kini pemerintah mengharuskan setiap masyarakatnya untuk melakukan booster atau vaksin dosis ketiga, Bunda. Meski begitu, Reisa mengatakan bahwa vaksin dan booster tidak bisa membuat seseorang terhindar dari virus Corona.
"Vaksin memang memberikan proteksi dengan menciptakan antibodi spesifik terhadap virus SARS-Cov2 penyebab COVID-19. Tetapi bukan berarti kita jadi 100 persen kebal terhadap virus yang satu ini," jelasnya.
"Vaksinasi menjadi salah satu ikhtiar kita sebagai tameng dalam tubuh yang dapat menurunkan risiko penyakit tersebut menjadi bergejala dan dapat menurunkan risiko kematian," sambungnya kemudian.
2. Setelah kena COVID tidak akan terpapar lagi
Banyak orang yang menganggap bahwa infeksi yang terjadi akibat paparan virus COVID-19 dalam tubuh akan menyebabkan tubuh menjadi kebal sepenuhnya akan virus ini. Namun, ternyata hal ini tidak benar dan merupakan mitos, Bunda.
"Virus Corona dengan berbagai macam variannya bisa saja menyerang kita kembali. Apalagi khususnya varian Omicron. (Varian Omicron) Ini diketahui bisa menyebabkan peningkatan risiko re-infeksi," papar dokter kelahiran 1985 ini.
Simak mitos varian Omicron lainnya di laman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, intip juga video panduan masa isoman Omicron berikut ini:

OMICRON PERCEPAT HERD IMMUNITY