Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Fakta Presiden Singapura, Dulu Diancam Pro ISIS Kini Dihujat Pendukung UAS

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 22 May 2022 19:00 WIB

Halimah Yacob
Fakta Presiden Singapura, Dulu Diancam Pro ISIS Kini Dihujat Pendukung UAS/ Foto: Instagram: @halimahyacob

Presiden Singapura Halimah Yacob tengah menjadi perbincangan di Indonesia. Akun media sosia wanita berhijab ini diserbu pendukung Ustaz Abdul Somad alias UAS, Bunda.

Kemarahan pendukung UAS ini dipicu penolakan Singapura atas kedatangan UAS dan keluarganya ke negara tersebut. Tagar #SaveUAS dan #SaveUstadzAbdulSomad ramai di media sosial, termasuk di akun media sosial pemimpin Singapura itu.

Nah, berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 5 fakta terkait Presiden Singapura Halimah Yacob:

1. Pendukung UAS serbu akun medsos Halimah

Sejumlah komentar kemarahan dari pendukung UAS terlihat di kolom komentar Instagram Presiden Singapura Halimah Yacob. Beberapa komentar mengecam tindakan penolakan Singapura atas kedatangan Ustaz Abdul Somad ke negara itu, karena dianggap tidak beretika.

"Gk ada etika nya penolakan negara kamu cik, seorang pendakwah yg belum tau fakta nya udah cik sebut pendakwah extrem, biadab," tulis akun @ad***.

"Jangan rendahkan ulama kami..." ujar @mh***.

"Mengecewakan ternyata halimah tidak berpihak kepada sesama muslim," ungkap akun @sk***.

Hingga kini, Halimah Yacob belum memberikan pernyataan terkait komentar dari netizen yang pro dan kotra terkait kasus UAS. Namun, seperti dilansir The Strait Times, Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura (MCI) membenarkan pada Rabu (18/5/22) bahwa sejumlah akun, termasuk akun Halimah, diserbu netizen yang mendukung UAS.

Banner Film Our FatherFilm Our Father/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

2. Presiden wanita pertama Singapura

Halimah Yacob adalah wanita pertama yang menjadi Presiden ke-8 Singapura. Halimah terpilih tanpa pemungutan suara karena dianggap menjadi kandidat yang layak, Bunda.

Tak hanya itu, dia juga menjadi muslim pertama yang dipilih karena dianggap layak dibandingkan empat kandidat lain. Wanita 65 tahun itu bahkan menjadi pemimpin Singapura pertama dari etnis Melayu dalam 47 tahun terakhir.

Fakta lain tentang Halimah Yacob dapat dibaca di halaman berikutnya.

Simak juga jawaban istri Ridwan Kamil saat ditanya keinginan jadi ibu Negara, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

HALIMAH KECIL KERAP BOLOS SEKOLAH UNTUK BANTU IBUNDA

REFILE - ADDITIONAL INFORMATION Former speaker of Singapore's parliament, Halimah Yacob, arrives with her husband Mohammed Abdullah Alhabshee to submit her presidential nomination papers at the nomination centre in Singapore September 13, 2017. REUTERS/Edgar Su

Foto: Reuters, Instagram

3. Sejak kecil dibesarkan ibu

Dikutip dari detikcom, Halimah lahir di Queen Street, Singapura pada 23 Agustus 1954. Ayah Halimah seorang muslim keturunan India yang bekerja sebagai penjaga keamanan. Sang ayah meninggal dunia saat Halimah berusia 8 tahun.

Sejak itu, Halimah dibesarkan ibunya, seorang wanita keturunan Melayu bernama Maimun Abdullah. Halimah sendiri merupakan bungsu dari lima bersaudara. Keempat kakaknya adalah laki-laki.

4. Bantu ibu berjualan

Saat Halimah kecil, ibunya berjualan nasi padang, Bunda. Untuk membantu sang ibu berjualan, Halimah mengaku kerap membolos sekolah. Ia biasanya membantu cuci piring, membersihkan meja, dan melayani pembeli.

Kerap membolos untuk membantu sang ibu, Halimah sempat akan dikeluarkan dari sekolahnya di Singapore Chinese Girl School. Di sana, dia menjadi kaum minoritas karena itu adalah sekolah khusus warga keturunan China.

5. Bunda lima anak

Halimah menikah dengan Mohammed Abdullah Alhabshee pada tahun 1980. Suami Halimah adalah seorang mantan pengusaha keturunan Arab.

Dari pernikahannya ini, Halimah dikaruniai lima anak yang kini sudah berusia dewasa. Sebelum mencalonkan diri menjadi Presiden Singapura, Halimah terlebih dahulu meminta izin suami dan anak-anaknya.

Baca halaman berikutnya ya.

PERNAH DIANCAM PRO ISIS

Former speaker of Singapore’s parliament, Halimah Yacob, leaves the Elections Department after she was given the certificate of eligibility to contest the election by the Presidential Elections Committee in Singapore September 11, 2017. REUTERS/Edgar Su

Fakta Presiden Singapura, Dulu Diancam Pro ISIS Kini Dihujat Pendukung UAS/ Foto: Dok. Reuters/Edgar Su

6. Perjalanan politik Halimah

Sebelum terjun ke politik, Halimah pernah menjabat Wakil Sekretaris Jenderal di Kongres Serikat Perdagangan Nasional (NTUC). Lulusan Hukum di University of Singapura ini terjun ke politik atas dorongan mantan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong.

Halimah akhirnya mencalonkan diri sebagai anggota parlemen dan menang di empat pemilu sejak tahun 2001. Pada tahun 2011, dia ditunjuk menjadi Menteri Negara pada Kementerian Pengembangan Masyarakat, Urusan Pemuda dan Olahraga Singapura.

Di tahun 2013, Halimah mencetak sejarah dengan menduduki jabatan Ketua Parlemen Singapura, ditunjuk Partai Aksi Rakyat (PAP). Setelah empat tahun menjabat, dia mengundurkan diri tahun 2017 untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.

7. Diancam dibunuh pendukung ISIS

Pada September 2017, Halimah pernah mendapat ancaman pembunuhan dari seorang remaja 15 tahun. Disampaikan Kementerian Dalam Negeri Singapura, pelajar sekolah menengah itu mem-posting gambar Halimah di media sosial dan meminta ISIS untuk memenggal kepalanya.

Saat itu, Halimah memang baru terpilih menjadi presiden. Remaja tersebut menganggap negaranya sebagai negara 'kafir'.

"Di matanya, ISIS adalah kelompok kuat yang berjuang untuk Islam dan menggunakan kekerasan terhadap lawan-lawannya untuk sebuah keadilan," demikian pernyataan dari Islamic Religious Council of Singapore (Muis), dilansir The Straits Times.

Namun, karena usia anak tersebut masih di bawah umur, dia hanya dihukum mendapatkan konseling agama. Sayangnya, remaja tersebut tak berubah, Bunda.

Menurut laporan, remaja itu telah ditahan saat berusia 17 tahun. Perwakilan Kementerian Dalam Negeri Singapura menjelaskan, remaja itu tetap mendapatkan haknya belajar dan bertemu orang tua. Namun, di saat yang sama akan mengikuti program rehabilitasi holistik seperti konseling agama dan psikologi.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda