sign up SIGN UP search

moms-life

Bunda Termasuk Perfeksionis? Kenali Gejala, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Amira Salsabila   |   Haibunda Rabu, 24 May 2023 18:26 WIB
Ilustrasi wanita perfeksionis Ilustrasi perfeksionis/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Wasan Tita
Jakarta -

Orang yang perfeksionis memiliki standar pribadi yang terlalu tinggi dan evaluasi diri yang terlalu kritis. Mereka bersikeras pada kesempurnaan dan tidak menerima apapun yang mungkin akan membuat mereka malu.

Sikap perfeksionis dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia. Ini bisa mengakibatkan depresi, kecemasan, gangguan makan, dan bahkan menyakiti diri sendiri. Akhirnya, itu juga dapat membuat Bunda berhenti berusaha untuk meraih kesuksesan.

Dalam kasus ringan, sikap ini bisa mengganggu kualitas hidup seseorang, memengaruhi hubungan pribadi, pendidikan, atau mungkin pekerjaan.


Banner Nama Bayi

Penyebab orang memiliki sikap perfeksionisme

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang untuk memiliki kepribadian perfeksionis. Beberapa penyebab utama sikap ini meliputi:

  • Takut dengan penilaian dari orang lain
  • Pengalaman anak usia dini, seperti memiliki orang tua dengan harapan tinggi yang tidak realistis
  • Memiliki kondisi kesehatan mental yang berhubungan dengan kecenderungan perfeksionis
  • Mengikat harga diri untuk berprestasi.

Gejala orang yang perfeksionis

Melansir dari laman Healthline, keinginan untuk berprestasi itu sehat. Akan tetapi, keinginan irasional untuk selalu sempurna bisa menimbulkan masalah, Bunda.

Jika Bunda termasuk orang yang perfeksionis, mungkin akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Merasa seperti gagal dalam segala hal
  • Menunda-nunda secara teratur
  • Berjuang untuk rileks
  • Terlalu mengendalikan hubungan pribadi dan profesional
  • Menjadi terobsesi dengan aturan, daftar, dan pekerjaan

7 Tanda-tanda bahaya bagi orang yang bersikap perfeksionis

Berikut adalah beberapa tanda peringatan bahwa kecenderungan perfeksionis Bunda lebih berbahaya daripada kebaikan.

1. Mengharapkan kesempurnaan dari semua orang

Melansir dari laman Forbes, perfeksionis tidak hanya mengharapkan kinerja sempurna dari diri mereka sendiri, mereka juga memiliki harapan yang tidak realistis dari semua orang.

Mereka memiliki sedikit kesabaran untuk orang yang tidak memenuhi standar mereka. Mereka kritis terhadap orang-orang di sekitar dan akibatnya, hubungan mereka akan rusak.

2. Berjuang menyelesaikan tugas tepat waktu

Mereka mungkin akan menulis e-mail belasan kali untuk memastikan itu sempurna atau mereka mungkin tidak pernah menganggap tugas mereka cukup baik untuk benar-benar diajukan. Mereka juga mungkin akan melewatkan tenggat waktu penting karena pekerjaannya tidak cukup baik untuk dianggap selesai.

3. Memandang kesalahan sebagai bukti bahwa Bunda tidak mampu

Perfeksionis tidak menganggap kesalahan sebagai kesempatan belajar, Bunda. Sebaliknya, mereka justru menganggap setiap kesalahan yang mereka buat adalah bukti bahwa mereka tidak cukup baik.

4. Menginvestasikan banyak energi untuk menutupi kekurangan

Mereka selalu berusaha untuk mempertahankan penampilan yang sempurna. Maka dari itu, mereka akan melakukan segala cara untuk menutupi kekurangannya.

5. Menghindari kegagalan

Orang yang bersikap perfeksionis lebih mementingkan untuk memamerkan keterampilannya saat ini, daripada mempelajari hal baru. Mereka memiliki aktivitas yang kurang menantang di mana kesuksesan hampir dijamin, daripada tugas baru dengan kurva belajar yang curam.

6. Tidak bisa merayakan kesuksesan

Perfeksionis tidak merasa nyaman menyatakan kemenangan mereka. Alih-alih mengakui bakat, mereka mungkin menganggap berprestasi hanya sebagai keberuntungan. Di sisi lain, mereka terus mengkritik diri sendiri.

7. Merasa harga diri tergantung pada pencapaian

Orang yang perfeksionis hanya merasa nyaman dengan diri mereka sendiri ketika mencapai sesuatu yang baru atau besar. Suatu perasaan down atau kesalahan kecil dapat membuat mereka bingung karena merasa seolah-olah mereka tidak memenuhi syarat dalam hidup.

Cara mengatasi perfeksionis

Dalam kasus ini, menyadari masalahnya bisa menjadi awal yang baik untuk mengatasinya. Tantang diri Bunda untuk menetapkan ekspektasi yang lebih realistis terhadap diri sendiri dan terimalah bahwa kesalahan atau kegagalan seringkali merupakan bagian dari proses.

Jika mereka bisa dan ingin mengurangi beberapa dampak negatifnya dalam hidup, ada beberapa hal yang bisa mereka lakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Bunda ambil:

  • Menciptakan lingkungan di mana Bunda merasa diterima
  • Terlibat dalam self-talk positif
  • Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain
  • Berlatih mindfulness untuk membantu Bunda belajar bagaimana fokus pada saat ini tanpa terlalu mengkhawatirkan masa lalu atau masa depan.
  • Menggunakan teknik dari terapi perilaku kognitif, seperti menantang pikiran negatif.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang seseorang yang perfeksionis, mulai dari gejala, tanda bahaya, hingga cara mengatasinya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(asa/som)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!